part 2: Gabut!

996 78 7
                                    

"Lebih baik mencintai dalam diam, karena dalam diam tidak ada penolakan."

Happy reading!

____
07.00

Di pagi minggu seperti ini, Ayara terpaksa membuka matanya saat sinar mentari masuk melalui celah gorden di kamar nya.

Ayara mengusap matanya lalu duduk bersandar di sandaran kasur. "Hoam," Ayara melirik jam didepannya.

Ayara melotot kaget. "Ck! ternyata masih jam tujuh. Tumben banget gue cepat bangun. Coba aja gue bangun jam duabelas biar lebih kondusif."

Ayara menyibak selimutnya sehingga terlempar kelantai. "Sial! Sial! Sial!"

Ingatannya kembali terlempar saat kejadian kemaren malam dimana ia tidak sengaja duduk dipangkuan lelaki tidak dikenal.

Ayara mengusap kasar wajahnya. "Gue kayak murahan banget, anjir!" kesalnya.

Ayara berdiri berjalan menuju Kamar mandi miliknya. "Tapi jujur, ini bukan salah gue! Iya, bukan salah gue sama sekali," elaknya.

"Lagian tu cewe tabrak gue sembarangan mana keras banget lagi senggolan nya. Dan kenapa juga gue harus jatuh di pangkuan orang sih?!" gerutunya.

"Tu cowo juga kenapa malah peluk gue dari belakang, anjir! Kesannya gue kayak lagi main drakor, mana nyaman lagi ehh!"

Asik berbicara sendiri Ayara sampai tidak sadar jika tubuhnya sudah tidak ada sehelai benang pun yang menutupi.

Setelah menuang berbagai macam wangi-wangian, Ayara berjalan menuju Bathtub dan masuk kedalamnya. "Seger, walaupun rada dingin," ucapnya.

Ayara memejamkan matanya bukannya melihat masa depan mas Bright dia malah melihat lelaki angkuh semalam.

Ayara membuka matanya. "Jangan sampai gue ketemu lagi sama tu orang, bikin malu aja sialan!"

Detik berikutnya Ayara menyembunyikan wajah dan tubuhnya dibalik busa tebal di bathtub miliknya.

***
Seorang pria dengan kemeja kusut berwarna biru itu menyeret kopernya dengan decakan kesal. "Sial! Ini masih jauh!"

Ini masih halaman luas orangtuanya belum lagi menuju pintu utama membuat ia kesal setengah mati.

Setelag sampai pintu ia membuka pelan dan berjalan menuju ruang tamu dimana biasanya ibu dan ayahnya duduk santai.

"Mom, Dad!" panggilnya mengalihkan perhatian kedua orang paruh baya itu.

"Alvaro sayang!" teriak Mommy Gira Reani kepada putra tunggalnya itu dengan senyum paling lebar miliknya.

Alvaro terkekeh lalu memeluk ibunya. "Hay Mommy cantikku!"

Mommy memeluk Alvaro cukup erat. "Miss you," lirihnya dengan airmata yang mengalir di pipi tirusnya.

Alvaro melepaskan pelukannya lalu menghela nafas. "Mommy! Jangan pernah menangis karena diriku, aku merasa seperti pria paling brengsek karena membuat Mommy menangis karena ulahku!" tegasnya.

Mommy Gira mengangguk lalu menarik tangan Alvaro untuk duduk disofa dimana sudah ada suaminya disana. "Itu tangisan haru, anakku," ucapnya.

Alvaro tersenyum tipis. "Tidak ada yang namanya tangisan haru!"

"Heleh, baru saja kamu datang udah bikin mommy kesal aja," kesal Mommy.

Cup

Alvaro mencium pipi ibunya. "Jangan kesal, Mommyku," ucapnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 30, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Terjerat Cinta Pak Guru TampanWhere stories live. Discover now