00.22 ; nirvana 🔞

11.5K 351 48
                                    

tags and warnings : grey!Sehun. explicit sexual scenes. dub-con. unprotected sex. oral sex (f rec). 18+ please.

••• —

Sehun menggeram rendah, jelas sekali merasa jengkel karena kegiatannya terinterupsi.

Dengan sedikit tidak rela, pria itu menurunkan tubuh Ahra dengan hati-hati, kemudian berucap, "Masuk."

Ahra dengan pipi yang masih memerah hanya memperhatikan saat dua orang gadis melangkah masuk ke dalam ruangan dan meletakkan dua cangkir coklat hangat dan setoples cookies diatas meja teh di dekat pintu masuk.

Dengan sedikit canggung, Ahra melirik Sehun kembali, melihat pria itu masih menatap kedua maid-nya dengan alis yang bertaut jengkel. Tapi jelas pria itu tidak bisa marah, karena bagaimanapun juga, dia sendiri yang meminta mereka untuk membuatkan Ahra minuman hangat dan mengantarkannya kesini.

Tetapi sekarang, ada hal yang jauh lebih menyenangkan dari secangkir coklat panas untuk menghangatkan tubuh Ahra. Pria itu hampir menggeram kembali, frustasi.

Well, Ahra beranggapan bahwa mungkin Sehun tidak mengira kalau akan seperti ini kejadiannya.

Ahra sendiri juga menghindari bertatapan dengan para gadis itu, malu kalau mereka bisa menebak apabyang baru saja dia lakukan dengan Tuan Besar mereka. Pertama karena ini adalah kali pertama Ahra datang kesini, dan yang kedua karena dia dan Sehun masih belum resmi.

Setelah kedua maid-nya keluar dari ruangan, barulah Sehun akhirnya kembali berbalik untuk menatap Ahra, memperhatikan bagaimana penampilan gadis itu kini terlihat.

Pakaian yang berantakan dengan beberapa kancing yang terbuka, rambutnya juga sedikit berantakan, juga dengan bibirnya yang sedikit membengkak dan memerah karena ciuman yang baru saja Sehun berikan padanya.

Oh Tuhan, Ahra adalah makhluk paling cantik yang pernah Sehun lihat.

Perlahan, pria itu kembali melangkahkan mendekati Ahra. Tangannya kemudian mendarat di pinggang gadis itu, menariknya mendekat. Kedua obsidiannya menatap tepat pada kedua iris russet milik Ahra, "Kau.. mau melihat kamarku, Ahra?"

Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Sehun, membuat Ahra sedikit terperanjat melihat bagaimana cara pria itu menatapnya.

Ahra.. hampir tidak mengenal tatapan itu. Seperti bukan Sehun yang dia kenal. Kali ini.. tatapan pria itu terlihat lebih gelap—dan seolah menyimpan banyak rahasia di dalamnya. Tiba-tiba saja, Ahra merasakan hawa dingin menjalari tukang belakangnya melihat bagaimana cara pria itu masih menatap dirinya.

Akhirnya, tidak memiliki pilihan lain, gadis itu mengangguk menjawab pertanyaan Sehun. Dan sebuah geraman rendah kembali lolos dari bibir pria itu.

Ahra hampir memekik saat tiba-tiba Sehun mengangkat tubuhnya dengan mudah dan membawa dirinya di salah satu sisi pundak pria itu.

Terdiam, Ahra hanya bisa pasrah saat Sehun melangkah keluar dari ruangan itu—membawanya masuk lebih dalam, menuju sebuah pintu berwarna putih berukuran besar yang ada di ujung lorong.

Dengan sedikit kasar, Sehun mendorong pintu kamarnya terbuka dan segera melangkah masuk. Pintu otomatis tertutup dengan sendirinya, dan Ahra, yang masih dalam posisi setengah terbalik hanya bisa memperhatikan keadaan sekitar sebisa yang dia lakukan.

Jendela besar di ruangan itu terbuka lebar, tetapi Ahra berpikir sesaat, jarak tempat tidur yang cukup jauh mungkin akan aman dari penglihatan orang-orang yang berada di luar, apalagi ruangan ini berada di lantai atas.

Céleste • osh [ R/18+ ]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora