4.

600 90 7
                                    

Dave itu orangnya misterius tapi terkadang dia begitu peduli dengan sekitar. Dia bisa jadi dingin tapi juga bisa jadi hangat. Dirinya gampang berubah-ubah.

Evan, suka sekali mengamati sekitar. Matanya layaknya mata elang. Dia dingin dengan orang baru, tapi hangat ketika bersama sahabatnya.

Darrel itu sangat manis, dan romantis meskipun tidak memiliki pacar. Suka bernyanyi dengan gitar kesayangannya.

Axel itu playboy, dia paling banyak memiliki teman cewek dari anggota comorfos'. Bukan sebagai pacar, hanya mainan saja.

Jeff terkenal brengsek di percintaan dan juga sangat ambisi. Egois dan keras kepala, apa yang diucapkannya tidak boleh ada yang membantah.








***

Malam ini Darrel pergi mengunjungi caffe yang sering ia datangi. Memesan secangkir kopi hangat sembari mendengarkan music yang diputar dicaffe itu.

Darrel sering bernyanyi disana, hanya sekedar hobby. Tapi hari ini ia hanya ingin menyaksikan ditemani kopi panasnya.

Hingga suara seorang gadis yang cukup familiar menyapa telinganya. Darrel menatap panggung disana, seorang gadis memegang microfon bernyanyi dengan merdunya.

Happier than ever - by Lisa Jacqueline

Darrel menatapnya kagum, sementara telinganya begitu menikmati suara yang masuk ke telinganya dengan sopan itu.

Namun hatinya berkata lain, Darrel itu sangat tau tentang music tentang cara menyanyikannya tentang penghayatan dan segalanya.

Lisa begitu menghayati setiap kata yang ia nyanyikan.













Darrel melihat Lisa yang menyelesaikan penampilannya, cewek itu bahkan mendapat tepukan meriah dari pengunjung caffe.

Saat Lisa melewatinya ia menahannya.

"Suara lo bagus". Ucap Darrel tersenyum manis, caffenya memang remang remang tapi darrel juga tau kalau Lisa tersenyum tipis padanya.

"Thanks"

"Lo sendirian?". Lisa mengangguk canggung, pasalnya ia baru pertama kali berbicara se-intens ini dengan Darrel.

"Gimana kalau, lo ngopi dulu disini sama gue?". Tanya Darrel.

"Boleh sih, tapi bentar aja ya". Ucap Lisa lalu Darrel menarik kursi untuk Lisa duduki.

Darrel memesankan kopi untuk Lisa. Lalu setelahnya mereka sama-sama canggung.

"Lo sering kesini?". Tanya darrel memecah suasana.

"Terkadang, kalau lagi bosen". Ucap Lisa menyesap kopi panasnya Pelan-pelan.

"Kenapa ambil lagu itu?". Lisa diam.

"Gue nggak ada hak buat ikut campur urusan lo tapi, lo harus inget bahwa ada banyak kebahagiaan didunia ini yang memihak sama lo"

"Jadi jangan merasa, bahwa lo sendirian tanpa rasa bahagia"

"Bisa aja lo nggak bahagia disitu tapi lo bahagia disini". Lanjutnya dengan senyuman tulus, tapi lisa hanya fokus pada kopinya yang masih berasap.

"Gue tau manusia punya kebahagiaan yang berbeda-beda, termasuk gue rell"

"Cuma sama Rose, karna cuma dia yang gue punya sekarang". Lisa tersenyum getir membuat darrel menjadi iba.

"Jangan merasa sendiri. Kalau lo mau, lo bisa anggap gue sebagai sahabat". Ucap darrel tulus, sementara lisa hanya tersenyum tipis.

"Gue tau lo baik, tapi untuk dijadikan sahabat nggak semudah itu. Gue pernah percaya sama seseorang tapi berakhir dikecewain gitu aja"

LOSE THEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang