BAB 05

345 70 41
                                    

[ Happy Reading ]






Setelah insiden buruk yang menimpa Rayya selesai dan kasus sudah di tutup dengan keputusan kalau pelaku akan diberikan hukuman yang setimpal. Jamal sendiri yang memastikan kalau pelaku itu di hukum sesuai ketentuan yang berlaku.

Untungnya para saksi yang waktu itu datang melapor siap siaga memberikan keterangan yang membantu proses hukuman menjadi lancar. Rayya juga datang sebagai korban yang di mintai keterangan oleh pihak kepolisian. Karena itu lah proses kasus nya lebih cepat dan lancar. Kini pelaku sudah di tahan di sel penjara sambil menunggu keputusan hukuman dari kejaksaan negeri.

Keluarga Rayya ikut serta menemani anak perempuan mereka ke kota. Bahkan sampai kakak laki-laki Rayya juga ikut mengantar. Dia lah orang yang paling marah saat mendengar kabar kalau adik perempuan satu-satunya menjadi korban pelecehan.

Tapi untungnya masalah cepat selesai dan kini keadaan mental Rayya sudah jauh lebih membaik. Jamal banyak membantu Rayya selama proses kasus berjalan. Lelaki itu juga memastikan kondisi Rayya siap untuk melihat proses berjalannya kasus tersebut.

Rayya tahu kalau itu semua bentuk tanggung jawab Jamal sebagai polisi. Tapi dalam lubuk hati paling dalam Rayya benar-benar sangat berterimakasih karena Jamal sudah banyak membantu nya. 

Setelah kasus terselesaikan, keluarga Rayya langsung kembali ke kampung. Sampai setelah itu Rayya tidak mendapat kabar apapun dari Jamal. Terakhir bertemu Jamal juga setelah sidang selesai.

Bukannya berharap lebih. Rayya hanya ingin menebus kebaikan yang sudah dilakukan Jamal untuknya. Tapi mungkin Jamal lupa dengannya, jadi Rayya tidak mau ambil pusing. Mungkin dia bisa membalas kebaikan lelaki itu lain kali.

"Neng, gimana kabar nak Jamal?" tanya Umi tiba-tiba.

Rayya yang sedang mengupas bawang di meja dapur pun langsung menghentikan aktivitas nya. "Kok tanya tentang pak polisi ke aku sih, mi? Kan umi sering dapet kabar dari bu haji, pasti umi yang jauh lebih tau gimana keadaan keluarga mereka di kota."

"Bukan itu maksud umi."

"Terus gimana maksudnya?"

"Maksud umi gimana proses hubungan kalian. Udah sampai mana?"

Rayya menghela nafas mendengar pertanyaan dari umi. "Nggak ada gimana-gimana, mi. Memangnya harus kayak gimana?"

"Aduh kamu ini lambat banget pergerakannya, neng."

"Aku nggak ngerti maksud pembicaraan umi. Dari kemarin umi nanyain kabarnya pak polisi terus. Kan kasus nya udah selesai, aku udah nggak ada urusan apa-apa sama pak polisi."

"Kamu tuh masih nggak paham ternyata. Emangnya kamu nggak sadar gelagat nya keluarga kita sama keluarga nya pak haji?" ucap Umi sambil berjalan mendekati Rayya.

"Umi dan abi pengen jodohin kamu sama nak Jamal. Pak haji sama bu haji juga punya rencana yang sama."

Rayya terkejut dengan ucapan umi barusan. "Umi, jangan asal ngomong. Ini udah bukan jaman nya umi sama abi yang masih suka jodoh-jodohan. Lagian belum tentu aku sama pak polisi mau di jodohin."

"Kalian kan bisa pendekatan dulu. Umi sama abi nggak melarang kalau kamu mau pendekatan yang serius sama nak Jamal. Asal masih di batas wajar."

Rayya menggeleng. Dia menyelesaikan aktivitas mengupas bawang lalu beranjak dari duduknya untuk membuang sampah.

"Perjodohan nggak selamanya sukses kayak jaman nya abi sama umi dulu. Aku juga nggak setuju kalau abi sama umi main jodohin aku kayak gini. Lagipula aku sama pak polisi itu beneran cuma kebetulan kenal aja, mi."

[7] BEAUTIFUL IN WHITEWhere stories live. Discover now