MTH 56

7.7K 876 19
                                    

***

Di usia kandungan Jaemin yang kedelapan bulan, Jeno dan Jaehyun mengambil cuti, mereka menyerahkan pekerjaan mereka pada Kun dan Mark. Keduanya memiliki fokus pada Jaemin, memanjakan istri mereka yang tengah hamil tua, terlebih anak kembar, membuat mereka semakin protektif pada Jaemin.

"Hyungie" keduanya menoleh saat Jaemin memanggil mereka.

"Butuh sesuatu?" Tanya Jaehyun, Jaemin yang nampak lemas itu mengangguk. Dia terserang demam kemarin, membuat kedua suaminya panik.

"Hyung, Nana butuh air" lirih Jaemin. Jeno segera beranjak dari tempatnya untuk mengambil air, Jaehyun sendiri membantu Jaemin duduk.

"Masih pusing, sayang?" Tanya Jaehyun sembari membiarkan sang istri bersandar padanya.

"Sedikit, sudah lebih baik dari sebelumnya." Jawab Jaemin dengan senyum kecil. Jaehyun mencium pucuk kepala Jaemin, telapak tangannya ada di kening Jaemin, mengecek suhu badan sang istri.

"Demammu sepertinya sudah turun" gumam Jaehyun, Jaemin hanya bergumam.

"Naaa~ minum airnya dulu" Jeno datang dan memberikan segelas air pada Jaemin.

Jaemin sendiri segera meminum air dibantu Jeno. Selesai minum, Jeno mengambil tisu dan membersihkan dagu Jaemin yang basah sehabis minum air putih.

"Lemas masihan, Na?" Jaemin mengangguk kecil. Jeno mengusap kepala Jaemin dengan lembut.

"Cepat sembuh sayang" bisik Jeno, Jaemin hanya memberikan senyum kecil.

"Mau berbaring lagi?" Tanya Jaehyun, Jaemin mengangguk. Kedua suaminya segera membantu Jaemin kembali berbaring dengan nyaman. Jeno mengatur suhu kamar, sedangkan Jaehyun menyelimuti tubuh Jaemin.

"Istirahat sayang, kami disini, menemanimu." Ujar Jaehyun lembut, Jaemin mengangguk kecil dan menutup matanya, kembali tidur.

***

Yunho mengangkat sebelah alisnya saat melihat kedua anaknya tidak bersemangat sama sekali saat makan malam.

"Kenapa wajah kalian begitu? Tidak suka makan dengan appa?" Tanya Yunho, sedikit sensi.

"Hah? T-tidak tidak, appa jangan buruk sangka begitu." Sanggah Jaehyun.

"Hanya sepi saja Jaemin tidak ikut makan malam bersama, sejak dua hari lalu." Sambung Jeno, Yunho mendengus.

"Namanya juga sedang sakit, biarkan dia istirahat sampai sembuh. Segera makan, jangan sampai kalian juga sakit, bisa repot Jaemin dan appa nanti. Kalian kalau sakit manjanya bukan main." Ujar Yunho, Jaehyun dan Jeno menatap kesal sang ayah, namun mereka tidak protes apapun. Mereka lebih memilih lanjut makan. Yunho geleng kepala sendiri dan lanjut memakan makanannya.

***

Keesokan harinya, keadaan Jaemin sudah membaik, meski belum benar-benar sehat, tapi Jaemin sudah bisa beraktivitas seperti sebelumnya, meski kegiatannya terbatas karena kehamilannya yang sudah masuk bulan delapan.

Hari ini Jongin datang berkunjung tanpa Sehun, dia hanya datang bersama anaknya, mengunjungi Jaemin.

Melihat keponakannya, tentu saja Jaemin senang bukan main. Dia rindu sekali pada keponakannya satu itu. Seharian itu Jaemin habiskan dengan Jongin dan keponakan kecilnya. Jaehyun dan Jeno tadi izin pergi sebentar menemui Taeyong dan Ten.

"Kapan kira-kira lahiran?" Tanya Jongin.

"Bulan depan hyung masihan, dan lewat operasi, seperti hyung." Jawab Jaemin.

"Kapan kau akan mulai menetap di rumah sakit?" Tanya Jongin.

"Nah itu, belum tahu, Nana belum bicara dengan Jaehyun hyung dan Jeno hyung. Tapi, Nana pikir mulai minggu depan Nana akan menetap di rumah sakit." Jawab Jaemin, Jongin mengangguk paham.

"Lebih baik begitu, menghindari hal yang tidak diinginkan." Ujar Jongin berkomentar.

"Hyung, susah tidak mengurus anak?" Tanya Jaemin.

"Kalau awal-awal sih susah, tapi nanti lama-lama juga terbiasa." Jawab Jongin.

"Kalau menangis tengah malam?" Tanya Jaemin.

"Sehun yang mengurusnya, jika pagi aku yang mengurus, Sehun akan mengurus saat malam."  Jawab Jongin, Jaemin mengangguk-angguk.

"Hyung pernah mengeluh?" Tanya Jaemin penasaran.

"Pernah, tapi sekali lagi, yang aku urus adalah anakku sendiri, jadi ya keluhan itu hanya berlaku sebentar saja. Nikmati saja mengurus mereka, karena kalau sudah besar, kita tidak akan bisa mengurus mereka seperti saat mereka bayi." Ujar istri hyungnya itu. Jaemin berpikir dan mengangguk kecil, bayangan mengenai anaknya yang beranjak dewasa melintas di kepalanya.

"Hyung benar" gumamnya, Jongin hanya tersenyum.

***

Jaemin terbangun tengah malam, kedua suaminya tidur menghadap ke arahnya. Dia ada di tengah keduanya. Jaemin bangkit dari posisinya, dia ingin ke kamar mandi.

"Jeno hyung, Nana mau ke kamar mandi." Jeno mengerang pelan dan bangun dari tidurnya, dia membantu sang istri ke kamar mandi.

Saat keduanya kembali, mereka melihat Jaehyun yang ternyata bangun dan sedang bicara di telpon dengan seseorang.

"Siapa hyung?" Tanya Jaemin sembari naik ke atas kasur.

"Johnny hyung, ada sesuatu yang harus aku urus segera, dia menjemputku malam ini." Jaehyun beranjak dari kasur.

"Tengah malam begini? Kenapa tidak besok saja?" Tanya Jaemin.

"Kalau besok keburu lepas 'tikus'nya." Jawab Jaehyun, seolah paham Jeno mengangguk mengerti. Dia lalu membujuk sang istri.

"Kan masih ada hyung, besok pagi juga Jaehyun hyung sudah kembali lagi, iya kan hyung?" Jaehyun mengangguk.

"Mmm... Baiklah, tapi hyung harus hati-hatinya, bilang pada Johnny hyung untuk tidak mengebut dijalanan." Ingat Jaemin, Jaehyun terkekeh pelan, dia mencium bibir istrinya.

"Tenang saja, jika dia mengebut nanti hyung pukul." Jaemin mengangguk, Jaehyun masuk ke ruang ganti dan segera mengganti pakaiannya, tidak lupa tadi ia mencuci wajah lebih dulu supaya segar. Setelah selesai semuanya, dia menemui istrinya yang sudah terbaring dan tertidur kembali. Jaehyun mencium kening Jaemin.

"Jeno, aku pergi dulu, jika tidak pagi, ya siang aku baru kembali." Jeno mengangguk.

"Iya sana, keburu lari nanti 'tikus'nya." Jaehyun terkekeh dan memutuskan untuk segera pergi.

***

Bulan kedelapan Jaemin, meski suaminya cuti dari pekerjaan mereka, tapi tidak jarang pekerjaan yang lain akan memanggil mereka. Bulan kedelapan kandungan Jaemin, berlalu dengan sangat tenang.

***

_MTH 56_

[2JAE & NOMIN] My Two HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang