Misi yang aneh

997 82 5
                                    

Pagi berikutnya...
Sinar matahari memancar dari sela-sela dedaunan.
Udara yang segar membuat dua insan yang tengah tertidur enggan untuk membuka mata. Suasana damai dan tentram yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya membuat mereka enggan melewatkan suasana itu. Sampai pada keadaan dimana seekor burung bertengger di ranting pohon tempat mereka tertidur. Kicauan burung yang merdu justru membuat mereka terbangun dari tidurnya.

"Selamat pagi sensei," ujar Sakura sembari mengumpulkan nyawanya dia belum sempat menyadari keadaan dan posisinya.
"Selamat pagi?"

Setelah beberapa detik suasana hening, akhirnya baik Sakura ataupun Kakashi menyadari posisi mereka dan segera terperanjat bangun dari posisi itu.
"Maaf Sakura, semalam aku tidak tau kapan terakhir kali aku mulai tertidur."
"Itu bukan sebuah kesalahan, sensei." Sakura mencoba untuk mencairkan suasana yang tadinya penuh dengan rasa canggung.
"Kalau begitu, apa boleh aku tidur seperti itu lagi denganmu?" Tanya Kakashi, terlihat tidak ada raut wajah candaan dari matanya.
"Tentu saja..." Sakura terdiam sejenak
"Tidak! yang boleh melakukan hal itu adalah suamiku nanti!" Sakura melanjutkan kalimatnya lalu  mengambil ranselnya.
"Baiklah kalau begitu, maukah kau menikah denganku?" Ujar Kakashi sembari berlutut layaknya orang yang benar-benar sedang melamar seorang gadis.
"Apa kau sedang bercanda?" Sakura benar-benar terkejut dengan perkataan Kakashi namun ia mencoba membuat suasana layaknya seperti candaan.
"Ya kau benar aku sedang bercanda," Jawab sang mantan sensei dengan nada datar.
"Candaanmu benar-benar tidak lucu, coba pikirkan jika seorang gadis yang berada di posisi seperti tadi bukanlah diriku, mungkin kau bisa menyakiti perasaanya, tapi untungnya aku tidak terlalu peduli tentang perasaanku."

Mendengar perkataan Sakura, Kakashi tersadar akan satu hal bahwa dirinya sangat bertolak belakang dengan pandangan semua shinobi di Konoha, jika dihadapan mereka Kakashi terlihat tenang dan tidak terlalu peduli tentang keadaan sekitar, tapi berbeda dengan keadaanya jika berada di dekat Sakura, Kakashi justru bersikap seperti seorang pria yang benar-benar normal dan membutuhkan seseorang.

"Sudah kan? Sekarang ayo," Kakashi mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan mereka
"Kemana bukankah kita harus sarapan terlebih dahulu?"
"Baiklah kau boleh makan disini, aku akan mencari air."  Kakashi berlalu meninggalkan Sakura, karena takut ditinggalkan oleh rekan satu timnya Sakura mengurungkan niat nya untuk sarapan dan mulai beranjak mengejar Kakashi.

Terlihat dari jarak sekitar seratus meter, terlihat seorang pria yang berdiri di depan sebuah Gua.
Sakura yang merasa tidak asing dengan pria itu segera mendekatinya.
Ya. Itu Kakashi tampak dari matanya terdapat kesedihan yang tengah menyerang pikirannya.

Kenangan akan seorang gadis yang dulu hadir dalam kehidupan masa kecilnya. Siapa lagi jika bukan Rin, gadis berambut coklat dan memiliki garis ungu disetiap pipinya. Kakashi teringat akan hal tragis yang menimpa tim nya dulu, hal yang mungkin sangat ingin dia lupakan namun sulit untuk melakukannya.

"Sensei?" Sakura menepuk pundak Kakashi yang membuat Kakashi menyudahi lamunannya.
"Sudah selesai sarapannya?"
Sakura hanya menggelengkan kepalanya
"Kau kenapa melamun di depan mulut Gua?"
"Tidak apa, hanya merindukan seseorang,"
"Haa, pasti kau sedang jatuh cinta, katakan padaku gadis mana yang benar-benar beruntung bisa meluluhkan hatimu?"
"Aku tidak sedang jatuh cinta, karena orang yang kusayangi telah pergi,"
Sakura menundukkan kepala dan berpikir sejenak.

'Gawat kau telah membuat seseorang merasa sedih Sakura, kau harus cepat membuat suasana kembali seperti sebelumnya' 

Sakura menepuk kepalanya sendiri lalu berkata
"Maaf atas pertanyaan ku, rasa rindu memang terkadang datang ketika kita melihat sebuah objek yang memiliki banyak kenangan bersama seseorang, tapi untuk menghadapi masa sekarang dan masa depan, kau harus bisa terbiasa akan rasa rindu, dan seseorang dimasa kini akan mengobatinya dengan kebahagiaan yang dia bawa untukmu. Sensei,"
"Apa seseorang itu akan benar-benar datang kepadaku?"

"Tentu saja, sebentar lagi kau akan menjadi Hokage kan, dan pastinya semua penduduk desa akan menjadi bagian dari hidupmu, jika masa itu tiba kau akan mengerti betapa banyak orang-orang yang menyayangimu, dan mereka selalu ada di dekatmu." Ujar Sakura yang berlaga seperti orang tua yang memberi nasehat kepada anaknya sembari mengacungkan telunjuknya.

"Baiklah kali ini aku akan benar-benar mengingat perkataanmu, aku turut senang karena bisa melihat mu sebagai seorang gadis yang benar-benar mengalami perubahan yang sangat signifikan," Kakashi tersenyum dari balik maskernya.

Mendengar sebuah penilaian tentang dirinya sendiri dari orang  yang sudah lama bersamanya membuat Sakura sedikit malu dan salah tingkah.

"Ayo kita harus melanjutkan perjalanan ini," ujar Kakashi sembari menepuk pundak Sakura
"Baiklah tapi katakan dulu apa tujuan dari misi ini, sejak hari pertama aku bertanya tentang ini kau selalu  mengalihkan pembicaraan ku.
"Sebenarnya Sakura ... Aku juga tidak tahu kemana arah dan tujuan misi ini diberikan," ujar Kakashi sembari menggaruk kepalanya.
"Tidak mungkin nona Tsunade memberikan misi tidak jelas seperti ini, kau jangan berbohong Sensei." Sakura sangat tidak percaya dengan sang mantan senseinya itu karena Tsunade adalah orang yang paling dia percaya.
"Kalau kau tidak percaya, maka terserah kau saja. Tapi aku akan tetap melanjutkan misi ini. Ya ... hitung-hitung bersantai," ujar Kakashi lalu berlalu meninggalkan Sakura yang masih tak percaya dan masih berdiri di depan Gua itu.

'Jika Kakashi-sensei berbicara jujur, lalu untuk apa aku ditugaskan untuk menemaninya dalam misi aneh seperti ini' 

Sakura bertanya pada dirinya sendiri lalu berlari menyusul Kakashi.

"Sensei tunggu aku!!"

Setelah berhasil menyamai langkahnya, Sakura kembali membuka pembicaraan.
"Sensei, kira-kira kau tidak akan menikah setelah menjadi hokage nanti?"

Mendengar pertanyaan itu Kakashi menghentikan langkahnya
"Aku tidak sedang memikirkan itu, kalaupun aku mau aku tidak akan terburu-buru,"
"Tapi kan aku bertanya, ketika kau menjadi hokage bukan untuk saat ini."
"Aku tidak tau, aku hanya akan fokus mengurus dan menjaga kedamaian desa semampu dan sebisa ku."

Mendengar jawaban Kakashi, Sakura kembali menanyakan tentang sesuatu
"Baiklah, tapi sebagai seorang pria kau pasti punya kriteria gadis idaman kan, coba beritahuku apa kriteriamu?"

"Entahlah, sepertinya kau sangat ingin tau tentang kisah percintaanku?!"
Kini giliran Kakashi yang memberikan sebuah pertanyaan untuk Sakura.
"Ya ... bisa dibilang begitu, meskipun aku tau itu tidak sopan, maaf ya sensei,"

Sakura berkata jujur tentang tujuannya bertanya banyak hal pada Kakashi, ia tersenyum ketika menjawab pertanyaan Kakashi sembari tersenyum lalu berlalu mendahului Kakashi.

Jauh dalam hati Kakashi, dia sangat menyayangi Sakura seperti menyayangi dirinya sendiri, namun perasaan itu tidak lebih sebagai sesama shinobi.
Kakashi memang sudah tidak menganggap Sakura sebagai muridnya lagi melainkan sebagai seorang kunoichi dan seorang gadis dari desa Konoha. Namun untuk saat ini ia sama sekali tidak tertarik dengan gadis manapun.

~.~.~.~.~.~.

Rokudaime-sama!! I Love youWhere stories live. Discover now