Bab 20: Precious

3.7K 488 18
                                    

Yang mau ikutan LINE OPEN CHAT bisa di sini ya http://tiny.cc/gcgeng00

Follow juga igku di (at)pichidichi.wp

===

Zoey bergetar ketika surat panggilan kepada orangtuanya datang. Ia menengok dengan takut-takut ke arah pasangan berusia empat puluh tahun akhir tersebut. Apalagi ketika mereka memasuki ruang kepala sekolah.

"Polisi telah menyelidiki kasus kematian Andre. Dalam hal ini, ternyata Andre meminum pil racikan tangan, bukan jenis narkotika tetapi memiliki efek yang hampir sama bahkan mungkin lebih mematikan." Suara kepala sekolah membuat Zoey semakin berkeringat dingin.

"Dan sepertinya, peracik obat-obatan itu adalah Kima."

Mata kedua orangtuanya langsung berubah kelabu. Zoey dapat merasakan hujaman demi hujaman kekecewaan yang terus menyerang dirinya.

"Dari beberapa barang bukti, Andre memang meminta Kima untuk membuatkan obat tersebut. Dan untungnya, beberapa percakapan terlihat bahwa Andre memang beberapa kali memaksa Kima padahal Kima jelas menolak."

Zoey mengepalkan tangan. Ia makin takut.

"Karena tidak adanya motif untuk membunuh dari Kima serta barang atau obat yang diracik oleh Kima bukanlah jenis narkotika, tidak ada tuntutan juga yang bisa diberikan sehingga Kima tidak dipolisikan."

Ada hembusan napas lega ketika kalimat terakhir itu terucap. Zoey memejamkan mata. Firasatnya buruk.

"Namun, Kima harus kami keluarkan dari sekolah. Kami tidak mau nama baik kami tercoreng karena tidak tegas dalam menindaki siswa."

Kalimat itu bagai pukulan ke ulu hati. Zoey dan kedua orangtuanya membelalak kaget.

"Tapi, dua minggu lagi akan ada ujian akhir semester, apa tidak bisa Kima ikut ujian dahulu? Lalu tahun depan, Kima akan pindah sekolah?" tanya Vira mencoba bernegosiasi.

"Mohon maaf, kami tidak bisa membiarkan Kima lebih lama berada di sekolah ini," tegas si kepala sekolah.

Seketika, hidup laki-laki ini seperti hancur, berserakan ke tanah.

///

Alika menatap bingung. Ia seperti tengah bertemu orang yang berbeda. Ke mana laki-laki yang menghabiskan malam dengannya kemarin?

"Lo ngawur deh!" Alika berdecak.

"Gue nggak ngawur, Al."

"Lo kenapa sih? Kebiasaan banget! Habis bikin orang seneng, terus hari ini, gue disuruh jauhin lo?" Alika bertanya dengan berusaha mengatur nadanya. Ia ingin marah, tetapi ditahannya segala emosi tersebut.

"Lo kemarin tanya kan, kenapa gue lebih tua dari lo setahun?" Zoey berucap.

"Uhum," ucap Alika.

"Gue pernah di DO dari sekolah, tepat sebelum ujian akhir semester dua. Jadinya, gue mau nggak mau ngulang kelas sepuluh."

Penjelasan Zoey membuat Alika berpindah posisi. Matanya membelalak kaget. "Lo kan pinter, Kima!" ucap Alika. "Lo di DO karena apa?"

Zoey menarik napas. "Gue bikin salah seorang temen gue kecelakaan dan meninggal," ucapnya. "Gue pembunuh, Alika."

"Tung-tunggu, kecelakaan apa?" Alika mengerutkan dahi. "Dan itu kan kecelakaan, berarti nggak disengaja, kan? Emang lo mau bunuh dia? Nggak, kan?"

Zoey menggeleng. "Tetep aja gue secara tidak langsung membunuh dia, Al." Laki-laki itu menggigit bibir bawahnya.

PLUMERIAWhere stories live. Discover now