menuju hari bahagia

2.4K 462 65
                                    

semenjak acara lamar melamar yang hongjoong lakuin, kegiatan sepasang anak adam itu makin padet. di h-4 bulan, hongjoong sama seonghwa sibuk nyari wedding organizer dan mikirin konsep pernikahannya mau yang kayak apa.

di h-3 bulan, mereka sibuk ngerapiin kerjaan buat beberapa waktu kedepan.

di h-2 bulan, keduanya kembali sibuk nyari perlengkapan yang kurang.

nah, untuk h-sebulan semua keperluannya udah rampung 95%. yang kurang tinggal perlengkapan-perlengkapan kecil yang mudah dicari.

di h-3 minggu semua udah siap 100%, yang menurun justru dari seonghwanya sendiri. secara tiba-tiba dia merasa gak deserve buat dapetin hongjoong.

hal itu bikin seonghwa kepikiran dan berakhir sakit. hongjoong yang tau itu pastinya khawatir, soalnya seonghwa sampe di opname selama tiga hari.

"athalla, udah makan?"

pertanyaan hongjoong sukses buat seonghwa yang ngelamun hampir keselek salivanya sendiri.

hongjoong masih dengan pakaian kerjanya dateng di jam makan siang. sejak kemarin di rawat, hongjoong emang ambil jam siangnya buat jagain seonghwa.

"bukannya mas ada rapat bareng client yang dari surabaya itu ya?" seonghwa gak ngejawab pertanyaan hongjoong, justru bertanya balik.

hongjoong ngelepas jasnya dan dilipet rapi di pojok sofa.

"aku minta tolong vernon buat majuin jadwalnya, kebetulan beliau juga bisa dan gak mempermasalahkan hal itu. tapi aku tanya loh, athalla. kamu udah makan?"

seonghwa ngegeleng pelan, karena emang suster yang biasa anter makanannya belum dateng, "belum jamnya, kayaknya."

hongjoong sekarang duduk di samping seonghwa, pegang tangan halus yang sekarang kerasa lebih hangat dari biasanya. 

"ada yang sakit gak? masih pusing? mual?" tanya hongjoong sambil usap pelan punggung tangan seonghwa. 

yang ditanya lagi-lagi ngegeleng, "nggak, udah jauh lebih baik."

ya keliatan sih, muka seonghwa juga udah gak sepucet kemarin. kata dokternya seonghwa juga udah bisa pulang besok. 

"sayang, ada sesuatu yang kamu pikirin ya?" tanya hongjoong pelan-pelan. 

si manis keliatan kelagapan, "nggak kok, mas. everything's fine."

tapi hongjoong bukan orang yang mudah percaya, meski ia tau seonghwa gak berkata sejujurnya, hongjoong terima karena mungkin emang seonghwa belum siap buat cerita. 

"it's okay. tapi kalo kamu mau cerita, i'm here, sayang. i'm all ears."

hongjoong cuma bilang kayak gitu, tapi muka seonghwa udah merah, bukan malu atau salting, tapi karena dia nahan buat gak nangis. seonghwa cuma gak mau keliatan lemah di hadapan hongjoong. 

sadar perubahan raut muka sang calon, hongjoong cukup panik, "hey, sayang. it's okay. aku gak maksa kamu buat cerita."

seonghwa ngegeleng pelan, tapi ngerentangin kedua tangannya. isyarat minta dipeluk, ternyata. hongjoong ketawa pelan, karena emang jarang-jarang seonghwa jadi clingy kayak gini. 

akhirnya si kepala keluarga bratadikara itu ikut naik ke ranjang seonghwa yang untungnya cukup untung dua orang, dekap si manis erat. diusap-usap punggung seonghwa, sesekali juga dikecup puncak kepala seonghwa. 

"mas saka."

"dalem, dek?"

"beberapa hari kemarin, aku merasa buruk banget. atas segala hal yang mas beri ke aku, aku merasa that i am not good enough for you, mas. i don't deserve you. aku banyak kurangnya," kata seonghwa, makin eratin pelukannya. gak mau memperlihatkan wajahnya ke hongjoong. 

"athalla, denger. aku gak menyalahkan atas perasaan itu. merasa unworthy itu manusiawi, kamu boleh merasakan hal-hal kayak gitu. karena pada dasarnya manusia emang gak pernah merasa puas. tapi, dengan kamu diperbolehkan merasakan hal itu jangan sampai hal itu mendominasi kamu. sejujurnya, kamu itu lebih dari apa yang kamu pikirin. kamu pernah menyangka gak kalo dulu aku juga merasa gak worth buat kamu. tapi ya aku gas aja, kenapa? karena kalo didominasi perasaan itu, aku gak akan bisa dapetin bahagia aku. iya, bahagia aku itu kamu. athalla, you makes me happy. you deserve to be mine."

tangisan seonghwa makin kedengeran, "mas, aku jelek kalo nangis gini, jangan bikin aku makin jelek."

"kamu jelek aja aku sayang kok-ADUH IYA JANGAN DITABOK!"

akhirnya mereka berakhir pelukan selama beberapa menit kedepan sebelum akhirnya dikagetin sama kedatengan anak-anaknya. 

"selamat siang, ini makan-ASTAGA BAPAK ALSAKA! PASIEN ATHALLA SEDANG SAKIT JANGAN DIAJAK BERBUAT IYA-IYA!!"

ya, tanpa disebutkan seharusnya kalian udah tau siapa pelakunya. dua orang lainnya cuma ketawa, ngeliat muka seonghwa yang merah. 

"ayah, bikin malu aja, belum resmi udah berbuat yang iya-iya," sahut yeosang. entah kenapa akhir-akhir ini yeosang juga sering ikut ngegodain pasangan yang otw resmi ini. 

sedangkan yang diejek yeosang cuma ngedengus kesel, "kalian itu ngeganggu ayah pacaran."

"kak, kalo ayah begini terus tabok aja ubun-ubunnya," kata san. 

"HEH!"

seonghwa ketawa pelan, "udah-udah. itu igi boleh bawa kesini makanannya?"

mingi ngangguk, ngasih nampan isi makan siang seonghwa yang dia ambil alih tadi dari suster sebelum masuk kesini. 

"mau aku suapin?" tanya hongjoong. 

seonghwa ngegeleng pelan, "nggak usah, mas. mending kamu sama anak-anak makan siang juga."

belum sempet hongjoong jawab, mingi keburu nyaut, "tenang. aku udah order makanan pake akun ayah buat kita."

ya, sebenernya mingi tuh baik, emang rada nyentrik aja kelakuannya. 

belum kawin gais, sabar ya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

belum kawin gais, sabar ya. kebayaku belum jadi soalnya. 

btw, kalo ini end gimana ya WKKWKW, ketawa dulu ya gais.

how to deal with the boysDonde viven las historias. Descúbrelo ahora