14

1.1K 166 34
                                    

Brak

Pintu yang terbuka dengan kasar karena tendangan Wira membuat Atma yang sedang bekerja langsung berdiri karena kaget. Dengan emosi wira menghampiri sang kakak yang melihatnya.

"Apa yang kamu lakukan, wira? Apa kamu nggak punya sop __" Atma menghentikan ucapannya karena wira memukul wajahnya.

Bugh

"Brengsek kamu, kak" umpatnya setelah memukul sang kakak. "Apa yang udah kamu lakukan sampai Al hampir mati, SIALAN"

Bugh

Wira kembali memukul wajah Atma sampai atma limbung dan menabrak meja, tapi atma hanya tertawa sambil memegang wajahnya yang di pukul wira, kemudian melihat wira dengan remeh.

"Kamu ini kenapa sih, wir? Kamu datang-datang langsung marah karena aku hukum anakku sendiri? Punya hak apa kamu sampai marah kayak gini? Hah!" Atma melihat wira yang diam sambil melihatnya emosi.

"Apa jangan-jangan kamu masih kesal  karena aku menikahi yuke?" Atma tertawa sebentar sebelum melanjutkan ucapannya.

"Lagian aku hukum Al karena dia emang salah udah buat aku malu. Aku bingung, kenapa al itu beda banget sama el. Padahal mereka kembar, tapi alvaro selalu aja cari masalah dan buat malu.

"Alvaro bener-bener punya sifat seperti ibunya, liar" kekeh atma dengan ekspresi ejek.

Wira dengan emosi mencengkram kerah jas atma.

"Jaga ucapan mu, kak! Yuke emang suka bertindak semaunya, tapi dia itu perempuan baik, bukan perempuan liar seperti yang barusan kamu katakan!" ucapnya emosi, tapi atma hanya tersenyum smirk.

"Aku marah karena kamu udah keterlaluan sebagai ayah, kak. Alvaro itu anak mu dan nggak seharusnya kamu hukum anak mu seperti itu apapun kesalahannya!" Lanjutnya dan mendorong atma sebelum melanjutkan ucapannya.

"Masalah yuke, aku emang marah dan kesel karena kamu menikahinya, padahal kamu tau kalau yuke itu kekasih ku.

"Kalau kamu punya otak, kamu pasti nolak perjodohan itu kak, tapi kamu adalah orang yang egois dan mau menang sendiri sampai nerima perjodohan dari ayah demi mengambil hati ayah.

"Kamu selalu mau jadi nomor satu sampai tega nyakitin adik sendiri, kak. Jadi nggak heran kalau elvano itu  lebih mirip sama kamu yang egois dan mau menang sendiri" namjoon tertawa ejek sambil melihat atma.

"Aku justru bersyukur karena alvaro memiliki sifat yuke yang berani menentang apa yang menurutnya nggak bener.

"Makanya aku sayang sama Al  karena dia pantas dapat kasih sayang.  Mungkin al bagimu adalah anak yang bengal, tapi bagiku al adalah anak yang pintar dan pantas di banggakan" lanjutnya, kemudian melangkah maju dan berdiri tepat di depan atma

"Kalau sampai alvaro nggak selamat, ku pastikan kamu membusuk di penjara, kak!" Ancam wira membuat atma diam, bukan karena takut, tapi dia memikirkan kondisi alvaro.

"Al itu anak yang baik dan sayang banget sama kamu kak, tapi sayang cuma sisi buruknya yang kamu lihat" kata wira dan pergi setelahnya.

Atma hanya diam, dia benar-benar bingung kenapa wira berkata kalau alvaro hampir mati, padahal dia hanya mencambuknya.
.
.
.

Bastian yang tidak bisa menghubungi alvaro sejak pagi merasa khawatir, tidak biasanya alvaro mematikan ponsel seperti itu.

"Bas, lo kenapa?" Tanya Anggara yang melihat temanya gelisah.

"Alvaro,  dia nggak bisa di hubungi. Di telfon nomornya nggak aktif, pesan juga nggak terkirim" jawab bastian setelah memasukan ponsel ke dalam saku.

"Coba tanya sama elvano aja, pasti dia tau kenapa alvaro nggak bisa di hubungi" usul anggara dan bastian mengangguk setuju.

The Truth Untold ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang