32 ¡! Knuckle Under

57 8 0
                                    

Now playing: Jamie Miller - Here's Your Perfect

Butiran tetes hujan yang mengalir membasahi jendela menarik perhatian Eryth dari Louie yang sibuk berbicara dengan seseorang di telepon.

Eryth tengah bersandar di kursi belakang mobil yang membawanya menuju ke suatu tempat di kota Miami. Ia mengamati jalanan yang becek disiram hujan, tetapi pohon-pohon di bahu jalanan seolah menjadi payung untuk berteduh. Kaca-kaca gedung di sekelilingnya seperti membiaskan cahaya matahari menjadi pelangi sehabis gerimis melanda.

Jalan raya nan padat membuat Eryth yang tegang berusaha merilekskan diri untuk sesaat. Tangannya yang semula menggenggam erat tas tangan, perlahan-lahan melepaskannya di samping kursi. Mata cokelat gadis itu tanpa sengaja beralih menangkap pantulan samar dirinya yang mengenakan riasan cantik lebih dari biasanya di kaca, lalu bayangan itu berhasil menarik pikirannya ke masa lampau, tepat beberapa hari lalu, di mana ia dan Louie bersama.

Kala itu, sehari setelah Eryth berhasil mengirimkan virus worm paling menjengkelkan yang pernah ia buat, Eryth dan Louie berbicara empat mata. Louie, yang awalnya membiarkan kalimat "Aku menyayangimu, Rina," pada waktu itu menggantung di udara begitu saja, mulai memberi kejelasan padanya.

Seorang Lionel Louie berlutut di hadapan Eryth di sebuah tempat perbelanjaan ramai di Las Vegas, membiarkan banyak pasang mata tertuju pada mereka.

"Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan saat aku mengatakan 'aku menyayangimu' hari lalu. Kau mungkin akan menertawakan kekonyolanku atau kau bisa saja membenciku. Tapi sungguh, Rina, aku terlambat menyadari ini. Aku terlambat sadar bahwa perasaan aneh yang kumiliki terhadapmu sejak lama itu adalah rasa suka, bukan sekadar perhatian biasa dari seorang sahabat sepertiku …."

Dan Eryth kehilangan kata-katanya untuk Louie. 

"Erythrina, lupakan sejenak tentang pria lain yang pernah bersamamu dan tolong jawab aku dengan jujur. Apa … selama ini kau tidak pernah merasakan hal yang sama, rasa suka ini, padaku sesaat saja dalam hidupmu?"

Lidah Eryth kelu, manik matanya sibuk mencari letak kebohongan di mata Louie, sedang hatinya terus bertanya apakah lelaki ini sedang bercanda? 

Louie meraih tangan Eryth, secara tidak langsung mendesak gadis berkacamata itu untuk segera menjawab. "Tolong, katakan padaku."

"A-aku …," Eryth menggigit bawah bibirnya, "aku pernah. Tapi, kau tahu itu-"

"Sudah berlalu dan aku terlambat?" Louie menebaknya, tetap tersenyum manis. "Aku tahu ... dan itu adalah kesalahanku. Maaf karena sejak dahulu aku tidak pernah menyadari itu, Rina. Aku selalu mengelak pikiran itu jauh-jauh karena aku terlalu takut untuk ditolak dan aku sangat menyesalinya." Louie menunduk dan Eryth langsung menyentuh bahunya.

"Kau tidak perlu merasa bersalah, Lou. Kau tahu, aku pernah dan terkadang menganggapmu—nyaris—seperti segalanya. Kau adalah rivalku, sahabatku, kakakku, bahkan seseorang yang kukagumi. Kau lelaki yang amat baik, Louie. Menurutku, kau pantas mendapatkan seseorang yang lebih baik dariku."

Louie berdiri dan mengenggam tangan Eryth erat, senyumnya malah menampakkan kesedihan yang amat jelas di sana. "Bukan, tetapi aku yang memang tidak pantas mendapatkanmu, Rina."

"Louie …," sesal Eryth dan ia berkata lebih pelan, "kau tahu betul, aku menyukai orang lain."

"Aku juga tahu itu. Tapi kau sadar, dia adalah seseorang yang tidak akan pernah bisa bersamamu. Apa kau sama sekali tidak bisa melupakannya?" 

Eryth tidak bereaksi dan itu jelas menyatakan bahwa yang dikatakan Louie memang benar.

"Baiklah, aku mengerti." Louie menghela napasnya. "Aku tidak akan memaksamu, tapi aku juga tidak akan menyerah, Rina. Bisakah kau memberi satu kesempatan untukku?"

Alarm of The Heart-ProgramWhere stories live. Discover now