★ Dera - 10 ☆

30.2K 3.6K 48
                                    

Kara berhasil kabur setelah menunggu para pengawal menghilang dari bawah sana. anak itu juga berhasil melompat pada tembok pembatas, sedikit rusuh karena ketinggian tembok tidak terduga olehnya sama sekali. alhasil, aksinya sedikit didengar oleh para pengawal.

Kecepatannya dalam berlari memang tidak tanggung-tanggung, bahkan dalam sekejap mata remaja itu sudah berhasil keluar dari sekitar mansion. kakinya sudah berhasil menginjak jalan raya, deru motor serta mobil yang berlalu lalang membuat matanya berbinar. tidak lupa juga grasak-grusuk yang terdengar dari arah belakang, sudah pasti itu para pengawal yang sedang kelimpungan mencarinya.

Kara, remaja itu berlari semakin menjauh dari mansion kediaman Flourine. tidak peduli lagi jika raga yang ditempatinya sekarang milik mereka. milik mereka dalam artian darah daging mereka. muak, Delon benar-benar muak tinggal disana. Delon yang memang suka kebebasan tidak bisa begitu saja menerima perlakuan mereka.

"Sial! laper, nyesel belum makan!" Gerutuannya terus terdengar sepanjang jalan. kakinya terasa perih karena berlari tanpa alas, semakin lama rasanya semakin sakit.

"Kemana nih gue?" Kara berdecak saat jalanan yang dia lewati terasa asing. remaja itu melihat ke kanan kiri sebelum memastikan berlari ke arah mana. kejadiannya benar-benar tidak terduga, dia bahkan tidak membayangkan akan berhasil kabur sejauh ini.

Kara yang akan berlari ke arah kanan seketika urung. di depannya terdapat supermarket, ah bukan itu yang terpenting. melainkan kehadiran tiga remaja yang duduk di depan supermarket membuatnya tersenyum lebar. kakinya mengayun dengan cepat ke arah sana, senyumnya juga tidak pernah luntur membayangkan reaksi mereka nanti.

"Ah. Delon anak yang baik, anak tampan, rajin menabung, hidup lagi jadi anak sultan sekarang kembali lagi. yuhuuuuuuu!!"

★ Dera ☆

Prang!

Bugh!

"Brengsek! kalo Kara tidak kembali malam ini.. nyawa kalian semua taruhannya!" Argon mengamuk begitu mendengar kepala pengawal yang mengatakan bahwa Kara kabur, awalnya dia tidak yakin. namun setelah Arsen mengeceknya ke dalam kamar. Kara memang tidak ada di sana.

Argon yang memiliki temperamen buruk langsung menghajar Rios ---- kepala pengawal dengan brutal. Argon juga melampiaskan emosinya dengan memecahkan barang-barang yang ada di dekatnya.

"Kak!" Arsen menghalangi Argon yang akan melayangkan tinjuan ke arah Rios, padahal pria paruh baya itu sudah terluka parah. bahkan untuk bangun saja Arsen yakin pasti sangat sakit.

"Brengsek!" Argon melepas cekalan tangannya yang mencekram jas Rios, pemuda itu berlalu setelah merampas kunci mobil yang ada di atas meja.

Sedangkan Rios, pria paruh baya itu terbatuk dan segera bangun menghadap Arsen. "Maafkan kelalaian saya tuan muda Arsenic," Sesal Rios. pria paruh baya itu membungkuk sembilan puluh derajat dihadapan Arsen.

Arsen berlalu setelah menepuk pundak Rios sekali, langkah kakinya mengayun ke arah pintu utama mansion. diikuti Neo dan Gala, kedua pemuda itu hanya diam sejak tadi. bahkan untuk menghirup udara saja rasanya sangat susah. aura yang dikeluarkan Argon memang tidak main-main.

"Kara kabur kemana, kak?"

"Bodoh! tutup mulutmu sialan!" Neo mendengus mendengar pertanyaan bodoh Gala. sialnya Gala itu adiknya, jika bukan sudah dipastikan Neo akan menjahitnya agar tidak menanyakan pertanyaan yang bodoh seperti itu.

Different Soul ★DERA☆ || Selesai ||Where stories live. Discover now