★ Dera - 35 ☆

17.5K 2.4K 295
                                    

Delon yang sudah rapi dengan kemeja hitam yang disiapkan oleh Neo kini terlihat sangat lucu karena tubuh kecilnya seolah tenggelam pada setelan jas formal itu. awalnya remaja itu memakai setelan jas yang sangat pas untuk porsi tubuhnya, namun Delon yang tidak biasa memakai pakaian seperti itu merasa sangat tidak nyaman. akhirnya, Neo meminta pengawal untuk segera mencarikan setelan baru untuk Delon. ukurannya satu tingkat di atas jas sebelumnya, itu semua atas dasar permintaan Delon.

Neo menggeleng setelah melihat setelan jas itu sudah melekat pada tubuh Delon. "Delon.. ini kebesaran bangettttt, ganti yang tadi aja, ya?"

Delon memeriksa penampilannya lewat kaca besar, lalu mengangguk setuju. ternyata, memang lebih bagus yang tadi. jika dia kekeuh memakai ini, bisa saja dia akan kewalahan sendiri, mengingat setelan jas ini sangat-sangat menenggelamkan tubuh kecilnya----tubuh kecil Kara, maksudnya.

Delon bergegas masuk kembali ke dalam walk in closet setelah menerima setelan jas sebelumnya dari Neo. tidak sampai lima menit, pintu walk in closet kembali terbuka.

"Kenapa pakainya nggak rapi, Delon?" Komentar Neo begitu melihat penampilan Delon yang masih berantakan. jasnya memang sudah terpasang, namun terlihat tidak rapi karena Delon tidak mengancingkan bagian luarnya, bahkan terkesan sengaja dibiarkan terbuka seperti itu.

Delon kembali mematut dirinya lewat kaca besar, rambutnya dia acak-acak sedemikan rupa hingga terlihat seperti yang dia inginkan, inginnya menandingi penampilan Argon, namun dia sudah lebih dulu menyadarkan dirinya bahwa itu tidak mungkin, karena Kakak sulung Kara itu tidak akan bisa dia tandingi, baik dari kiri-kanan, ataupun aspek lainnya.

"Gini lebih keren, bang!" celetuk Delon. lalu, tubuhnya dia putar agar menghadap langsung kepada Neo. tidak lupa pula dia berikan senyuman manisnya agar Kakak ketiga Kara itu segera mengiyakan. tentu saja dia tidak ingin rambutnya ditata rapi, huh! itu seperti bukan dirinya saja.

Delon menaikkan kedua alisnya menggoda begitu Neo terdiam menelitinya dari atas sampai bawah, "Keren 'kan, bang?" ujarnya tidak sabaran ingin mendengar pendapat Kakak ketiga Kara itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Delon menaikkan kedua alisnya menggoda begitu Neo terdiam menelitinya dari atas sampai bawah, "Keren 'kan, bang?" ujarnya tidak sabaran ingin mendengar pendapat Kakak ketiga Kara itu.

Namun, bukan pujian atau anggukan kepala yang Delon dapatkan. melainkan sebuah gelengan kepala dari Neo, disusul pernyataan ketidaksetujuan, "Nggak ada keren-kerennya," balas Neo. "Keliatan kayak pencuri!" lanjutnya berpendapat.

Senyum manis yang diperlihatkan sejak tadi oleh Delon langsung redup seketika, digantikan dengan raut cemberut serta kesal. "Bang, lo buta apa gimana sih?" decaknya kesal.

"Siapa yang buta, Delon? kau tidak lupa jika kau sedang berbicara dengan yang lebih tua?"

Delon langsung menyembulkan kepalanya di balik tubuh Neo, karena posisi Neo menutupi arah pintu masuk. "Eh, bang Argon? Hallo, bang!" Sapa Delon spontan. tidak lupa bibirnya tersenyum tipis menyambut kedatangan Argon.

Sedangkan Neo mendengus samar, dia tidak setua itu untuk disebut tua, usianya baru menginjak angka dua puluh satu tahun, hanya berbeda dua tahun dengan Kakak sulungnya itu.

Different Soul ★DERA☆ || Selesai ||Where stories live. Discover now