Masak

2.1K 327 55
                                    

Malam guys!

Udah tidur kah? Ouh udah kayaknya haha.

Oke, sebelumnya aku mau ngucapin terimakasih yg sebesar"nya buat temen" yang udah kasih selamat dan doa buat aku. Jujur aku terharu banget serius😭 love youu guyss❤

Dan doaku buat kalian para readers ku tersayang adalah semoga kalian selalu diberi kesehatan dan dilancarkan segala urusannya, Aamiin.



Happy reading all!!

Andin memejamkan matanya, tubuhnya meremang ketika merasakan nafas Al yang berhembus disekitaran leher dan telinganya. Geli!

"Udah pernah belum?" tanya Al lagi, dirinya masih dengan posisi yang sama, tapi bedanya kini kedua tangannya ia gunakan untuk mengurung Andin, jadi dapat dipastikan kekasihnya itu tidak bisa kabur darinya.

Andin meneguk salivanya kasar kemudian menggeleng.

Al tersenyum tipis, "Anak baik!" ucapnya, lalu mengecup singkat pipi kiri Andin.

Shit!

Andin menolehkan kepalanya kesamping, kemudian melayangkan tatapan tajam pada lelaki berkaos army itu.

Entah merasa bersalah atau tidak kekasihnya itu malah cengengesan tidak jelas, "Hehe, maaf."

"Nyosor aja!" sungut Andin kemudian memalingkan wajahnya ke sembarang arah. Menyembunyikan semburat merah di pipinya.

"Khilaf, yang," kata Al yang semakin membuat pipi Andin memerah.

Apa katanya? Yang? Kok geli yak. Andin melipat bibirnya, ia berusaha menahan tawanya yang sudah berada diujung lidah, "Pfttt."

Al yang mendengar itu langsung menegakan tubuhnya, "Kenapa?"

"Ga suka dipanggil gitu?" tanya Al sensi.

Andin menoleh kekiri kemudian mendongakan kepalanya menatap penuh sang kekasih, "Suka kok, suka." Kalau nadanya udah sensi begini ga baik dibantah, bisa barabe nanti.

"Yaudah sana duduk, ganggu ih!"  ucap Andin kemudian. Selain menganggu aktivitas memasaknya, posisi Al yang seperti ini juga akan mengancam aktivitas jantungnya.

Al menggeleng kemudian melingkarkan tangannya di pinggang ramping Andin. Dan ulahnya barusan berhasil membuat kekasihnya itu memekik kaget, "Ih pak lepasin!"

"Kalau ga mau?" tanya Al dengan satu alis yang terangkat. Senyuman tipis tersunging dibibirnya. Ia menelusupkan kepalanya dileher Andin kemudian menghirup dalam-dalam aroma wangi yang menguar dari tubuh sang kekasih. Walaupun belum mandi sekalipun Andin tetaplah wangi menurutnya.

Andin meremas ujung pakaiannya, perasaan aneh mulai menjalar diseluruh tubuhnya, "P pak geli ah."

Diam-diam Al tersenyum melihat reaksi dari kekasihnya itu.

"Pak pliss ya, jangan ngendus-ngendus kaya gitu, aku mau masak ini," protes Andin sambil mengoyangkan kepala dan bahunya.

"Masak? Emang kamu bisa?" ledek Al.

"Y ya bisa lah, orang cuma masak spaghetti juga, tinggal rebus terus kasih saos, jadi deh."

"Ah ga enak kalo cuma digituin, kasih udang atau apalah gitu biar tambah enak."

"Ribet!"

Al melepaskan pelukannya kemudian berdiri disamping Andin, "Yaudah kalo gitu biar saya bantuin," ucap Al kemudian mengambil bungkus spaghetti dan membukanya, setelah itu ia memasukannya kedalam panci berisi air yang kebetulan sudah mendidih.

MYSWEET LECTURER [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora