tiga

4.6K 788 24
                                    

Lia melirik jamnya, Calla terus memperhatikan sahabat baiknya yang gelisah.
"Tidak biasanya Basil terlambat.!" Ucap Lia jengkel.
"Kantornya di atas sana, dia hanya perlu turun dan menemui kita di sini."

Calla menyentuh lengan Lia yang selalu tidak sabaran.
"Mungkin dia sibuk atau sedang ada tamu, tunggulah sebentar lagi."

"Tapi waktumu jadi terbuang.!" Kesal Lia.
"Aku sudah bilang pada Basil untuk datang tepat waktu. Hargai temanku.!"

Calla tersenyum.
"Aku tidak punya bos yang akan marah jika aku terlambat kembali dari makan siang.!"

"Tapi aku punya. Aku punya karir yang sedang kukejar. Aku tidak merasa cukup dengan jabatan ini. Aku sedang mengejar peran penting, Aku punya ambisi yang ingin kuraih, aku ingin menunjukkan pada mereka yang sudah menitip kan aku ke panti, kalau aku ini akan membanggakan dan hebat. Mereka harus malu dan menyesal.!" Geram Lia.

Calla mengusap punggung tangan Lia.
Dia tahu kebencian dan amarah Lia pada keluarga orangtuanya yang telah mengantarnya ke panti.
Beda dengan Lia, Calla tidak tahu keluarganya.
Lia punya tapi malah disia-siakan hanya karena tidak mau dibebankan saat kedua orangtuanya meninggal.
Sedangkan Calla bahkan tidak tahu siapa orangtuanya.

"Tenanglah aku .."
Apapun yang ingin Calla ucapkan terhenti karena Lia yang melompat berdiri.

Lia melambaikan Tangannya ke arah ujung.
"Itu Basil." Ucapnya pada Calla.
"Kenapa lama sekali.?" kata Lia pada orang yang disambutnya.

Calla ikut berdiri, menoleh ke arah yang sama dengan lia.
Wajahnya langsung kaku dan sinar matanya mendingin saat melihat pria yang ada di hadapannya.
Pria ini yang tadi dia lihat bermesraan dengan wanita yang meski cantik tapi pasti jauh lebih tua dari pria ini.
Jadi ini lah Basil.
Feeling Calla benar, pria ini tidak akan membuat Lia bahagia.!
Sama seperti Calla, Basil juga terdiam terpaku menatap wajah Calla.
Bagus.! Batin Calla yang yakin Basil ketakutan dan malu.

Basil tersentak saat Lia memeluk lengannya.
"Mari kuperkenalkan pada temanku. Namanya Calla, artinya kecantikan yang indah.
Nama yang sesuai karena Calla memang sangat cantik.!"

Basil berdehem dan tersenyum.
"Tapi dimataku, kau lah wanita paling cantik.!"

Wajah Lia bersemu tapi calla pucat oleh amarah.
Beraninya pria ini mempermainkan lia yang sudah seperti adiknya sendiri.

"Calla ini Basil. Dia belahan jiwaku.!" Lia terlihat sumringah dengan mata yang berkilau hingga Calla tidak tega untuk merusak kebahagiaan Lia.
Karena Lia yang terus melihat lalu mengangkat Alis, mau tidak mau Calla mengulurkan tangan.
Basil terlihat ragu sejenak sebelum menyambut uluran tangan Calla.

Apa yang terjadi.?
Calla tersentak, sekujur tubuhnya seperti dialiri listrik dimulai dari tapak tangannya yang digenggam Basil.
Mata Calla membesar menatap Basil yang seperti nya juga kaget dan segera melepas kan tangan Calla.

"Ada apa.?" Tanya Lia pada Calla yang semakin pucat dan hanya berpikir untuk pergi dari sini, menjauh dari Basil yang membuatnya tidak nyaman.
"Mari kita duduk.!"
Suruh Lia menarik lengan Basil lalu mendorong Calla agar duduk kembali.
"Kita pesan makanan, aku lapar.!"
Lia memeluk lengan Basil Yang duduk di hadapan Calla.
"Aku mungkin jarang bercerita tentang Calla padamu, tapi kalau dia adalah satu-satunya orang yang aku perkenalkan padamu,maka kau yang pintar ini pasti tau betapa berartinya Calla bagiku, dia sudah lebih dari sekedar teman. Dia satu-satunya saudara atau keluarga bagiku.!"

Basil mengangguk.
"Ya aku mengerti.!" Jawabnya singkat, tidak mau membalas tatapan Calla yang seperti akan menjatuhkan hukuman mati padanya.!

"Calla kuharap kau bisa menerima Basil, sayang dan menghargainya sebagaimana kau sayang padaku.
Bagiku Basil dan kau sama berharganya. Kalian hartaku,jadi akur akurlah"
Ucap Lia ceria, tahu Calla tidak terlalu menyukai Basil.
Lia lebih merasa kalau Calla cemburu pada Basil yang kini menjadi belahan jiwanya.
"Basil sangat baik, dia akan membahagiakanku, jadi jangan khawatir."
Dengan bersemangat Lia menyodorkan daftar menu pada Calla dan Basil.
"Ayolah pilih saja mau makan apa, aku yang akan mentraktir kalian."
Sebelum Basil bicara, Lia memotong.
"Aku tau tempat ini milik keluarga mu tapi sekarang aku belum terdaftar secara resmi sebagai keluargamu, jadi aku mau kau membayar dengan gajiku."
Senyum yang diberikannya sangat lebar pada Basil.

(Repost) Acacia                                           (Waffi's Famili # 3)Where stories live. Discover now