13

3.3K 272 5
                                    

☘️ Ara

"Sini duduk, makan" ucap Abe setelah dia selesai membuka dan menuang makanan yang tadi dia bawa ke dalam wadah.

Aku duduk di kursi pantry, sedikit ragu namun aku benar benar coba menepisnya, dia mengambilkan ku satu porsi kemudian meletakkannya di hadapan ku.

"Makan, setelah ini obat mu sampai, jadi bisa langsung kamu minum" dia mengelus kepala ku dan aku merasa benar benar aneh.

"Kenapa susah susah bolos?" Tanyaku pada akhirnya.

"Aku rasa kamu sakit karena aku, pasti badan kamu lelah setelah kemarin kita melakukannya" jawabnya enteng masih sambil memainkan ponselnya.

"Iya, memang karena itu" balas ku pelan tapi dia ternyata mendengarnya.

Terbukti karena sekarang dia sudah berada di samping ku kemudian mengecup pipi kiri ku singkat "Maaf, ini aku coba tanggung jawab" setelah itu bunyi bel apartemen berbunyi dan Abe berjalan menuju pintu.

Aku benar benar terdiam detik ini, memang sedari kemarin dia telah mencium ku lebih dari ciuman di pipi, tapi yang ini aneh, aku merasa seperti dia bukan dirinya karena ini hangat dan bisa sampai ke hatiku.

Aku menggelengkan kepala ku cepat, tidak, tidak, tidak mungkin dia memiliki hati, dia saja bukan manusia, bahkan hewan masih lebih memiliki perasaan dibanding dia, dia itu iblis.

Bisa bisanya aku berpikir seperti itu barang hanya sesaat, aku harus ingat dia iblis yang dengan semena mena memperlakukan ku dengan sangat kasar.

"Ayo cepat makan biar bisa minum obatnya"

"Ya" aku hanya menjawab singkat kemudian dia berjalan ke arah sofa di depan tv lalu menyalakan tv itu.

_______________________

☘️ Abe

Aku bersyukur tubuh Ara adalah tubuh yang mudah terpengaruh obat, seperti saat ini setelah meminum obat yang aku cari dari konsultasi dokter via online sekarang dia dengan pulsanya tertidur.

Aku membenahi selimutnya, mengatur suhu AC agar pas dengan kondisinya saat ini, setelah memastikannya benar benar nyaman baru lah aku menuju ke meja belajarnya.

Nampak dia mencatat dengan detail tugas tugas apa yang harus dia kerjakan di sebuah papan kecil yang tertempel di dekat meja itu.

Aku kemudian mencari beberapa buku yang terkait tugas itu kemudian menjadikannya satu setelah semuanya aku dapatkan, dan aku segera beranjak kembali ke ruang tv, sengaja membiarkannya istirahat agar cepat pulih.

_____________________

Rasanya sudah hampir setengah hari aku mengerjakan tugas tugas sekolah Ara, dan rasanya tubuh ku mulai kaku.

Aku melirik jam dari tanganku, sudah menunjukkan pukul 4 sore, sepertinya sebentar lagi dia akan terbangun dan merasa kelaparan lagi.

Aku berjalan menuju kulkasnya, melihat apa sekiranya ada bahan bahan yang bisa aku olah menjadi makanan, dan akhirnya aku mendapatkan ide setelah melihat isi kulkas Ara cukup banyak dan lengkap.

Beberapa saat aku berkutat di dapur dan aku mencoba memastikan rasa yang aku ciptakan ini benar benar sudah pas dan dapat diterima oleh lidah perasanya yang sedang tidak baik baik saja.

Setelah ku pastikan semua enak dan beres aku langsung membereskan kegiatan masak ku, sebaiknya selesai sebelum dia bangun dan mengomel melihatku memakai dapurnya ini.

Saat aku meletakkan mangkok sop yang aku buat diatas meja makannya, tubuhnya baru saja keluar dari kamar.

"Sudah bangun?" tanyaku dan dia menggangguk.

"Kamu ngapain?" Tanyanya.

"Buatin kamu makan malam buat minum obat lagi" jelasku, dan sepertinya saat itu mata bulatnya langsung terbuka seakan tidak percaya.

Abe  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang