36

2K 211 12
                                    

✨ Abe

Sejak kepulangan Papa dari apartemen, aku sengaja pergi ke apartemen Ara tapi ternyata dia belum pulang dari kerja part timenya.

Aku memutuskan untuk menunggu di mobil saja sekalian jika nanti dia kembali aku bisa tahu dan langsung mengikutinya.

Sial, aku sempat kehausan jadi aku memilih untuk meninggalkan mobil sebentar dan membeli minuman di sebuah mini market yang letaknya di lantai paling dasar gedung apartemen ini.

Walau terbilang apartemen lawas tapi fasilitas yang dimiliki gedung ini cukup lengkap dan bangunannya pun masih terawat jadi tidak rugi untuk ditinggali.

Aku masuk sebentar ke dalam mini market, berjalan ke arah rak minuman dan sempat dibingungkan oleh berbagai macam pilihan yang ada.

Sampai akhirnya aku memilih untuk berjalan ke arah mesin kopi instan, disana aku memilih latte dan setelah selesai aku pun langsung membayarnya di kasir.

Saat akan keluar dari mini market aku mendapati Della yang masih memakai baju seragam sekolah nampak berjalan terburu, tidak perlu aku tebak dia sudah pasti menuju unit Ara, sepertinya Ara sudah kembali sampai sampai Della secepat itu berjalannya.

Aku berjalan sambil menghabiskan minuman ku, sedikit terburu karena aku pun sudah menunggu Ara sedari tadi.

Sampai akhirnya di ujung lorong lantai unit apartemen Ara aku mendengar teriakan seorang perempuan, ya itu suara Della.

Dia terdengar meneriaki "Jalang" entah kepada siapa, aku langsung membuang gelas minuman ku dan bergegas lari menuju unit Ara.

Benar saja ini tidak baik, Della sudah menampar Ara berkali kali dengan meneriakinya jalang dan aku juga mendapati Raskal tengah berdiri di belakang mereka dengan kemeja yang sudah sedikit tidak karuan.

Aku langsung berlari ke arah Della, mencoba menyingkirkannya dari Ara, aku benar benar ingin membalas semua tamparan tamparan Della pada Ara detik ini, tapi aku sadar Della perempuan.

"Kalau ingin marah luapkan pada si brengsek ini!" Bentak ku sambil menunjuk Raskal.

"Kenapa tega menyakiti sahabatmu sendiri hah?" Imbuh ku masih dengan menahan amarah yang meluap. 

"Dia jalang, kenapa membawa Raskal ke tempatnya?" Della tidak mau kalah.

"Gak ada Ara mengajaknya Della, kamu benar benar tidak mengenal kekasih mu sendiri hah?"

Mataku kemudian tertuju pada si sumber masalah, aku langsung menarik kerah kemeja sekolah Raskal dan mendorongnya ke dinding.

"Sekali lagi aku masih melihat mu berkeliaran di hidup kami, akan aku habisi sendiri" aku sungguh sungguh.

"Pergi!"  Aku mendorong tubuh Raskal menjauh.

"Dan buat kamu Del, tolong jangan dekati Ara lagi, Ara terlalu baik buat kamu sakiti" imbuh ku tega.

Akhirnya kedua orang itu pergi dan aku langsung menutup pintu apartemen dengan sedikit emosi, menguncinya lalu berjalan mendekati Ara yang nampak masih shock.

Aku perlahan duduk di sampingnya, mengelus wajahnya yang sudah berlinang air mata, aku mendapati kemejanya yang sedikit koyak.

Tatap mata kami bertemu dan disana dia tersenyum "Kamu datang Be...." Ucapnya terlewat pelan dan aku hanya menganggukkan kepala.

Entah apa ini namanya tapi melihatnya tersenyum getir seperti ini membuatku benar benar hancur, aku langsung meraih tubuhnya dan membawanya kedalam dekapanku.

"Aku takut kamu gak tolong aku" bisiknya dan hal itu tiba tiba membuat aku sukses terisak.

"Ada aku Ra, ada aku......" Balasku setelah beberapa saat sibuk dengan isakan ku.

Tangannya membalas pelukan ku, rasanya aku benar benar menemukan dunia ku, alasan ku untuk tetap melanjutkan hidup dan aku sadar aku masih memiliki ketakutan untuk kehilangan, dan itu kehilangan Ara.

Abe  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang