🐰 un 🐰

923 111 25
                                    

"Suho, malam ini ikut Papa ketemu temen lama." ucap papa di sela sarapan mereka.

Suho melirik malas sambil mengoleskan selai ke rotinya, "Mau jodohin Suho lagi?"

Mama mendekat sambil meletakkan segelas kopi ke sisinya kemudian membantu anak sulungnya memasang dasi.

"Nurut aja kenapa, sih!" mama menarik pelan dasi yang melingkar di leher anaknya, "Janji deh, kalo kali ini gak cocok juga, Mama sama Papa nyerah." lanjut mama sambil memasang wajah sedih.

Papa menggeleng lantas meneguk kopinya hingga tandas. "Kamu tuh emang udah umurnya nikah, biar ada yang pasangin dasi juga tiap hari, bukan Mama mulu yang pasangin!"

Suho mendecih, "Papa iri, ya?"

"Dih, ngapain juga iri sama anak manja kayak kamu!" papa bangkit, "Berangkat dulu, sayang~" ucap beliau sambil mencium kening istrinya dan melempar tatapan mengejek ke arah putra sulungnya.

"Hati-hati." mama melambai lalu melangkah ke dapur setelah memastikan penampilan anaknya telah rapi.

Suho mendengus, "Kalo gitu Suho berangkat juga deh!"

"Hati-hati sayangnya Mama!" teriak mama dari arah dapur tanpa mau repot menatap anaknya lagi.

🐰🐰

"Kak, ada tamu di depan." Wendy menyembulkan kepala setelah mengetuk pintu sekali.

"Siapa?" balas Irene masih fokus pada gambar desainnya.

"Mama." suara lain menyahut dari belakang Wendy, membuat gadis itu dengan segera mengundurkan diri.

Irene segera menghentikan kegiatannya guna menatap sang ibu. "Kenapa, Ma?"

Yang ditanya tak menyahut, melainkan mengambil posisi untuk duduk di sofa yang ada di ujung ruangan.

Paham maksud ibunya, Irene berjalan mendekat dan duduk bersisian dengan sang ibu.

"Nanti sore pulang ke rumah, malemnya ikut Mama sama Papa ketemu temen."

"Masih usaha jodohin Irene lagi?"

Irene menghela napas pelan. "Fine, Irene pulang. Irene juga siap terima perjodohan kali ini."

Mama berkedip dua kali, "Hah? Gimana?"

Irene tersenyum sambil mengusap punggung tangan ibunya, "Cukup sekali Irene gak nurut sama Mama dan Papa. Kali ini Irene mau jadi anak baik dan bakal terima perjodohan yang Mama siapin."

"Lagian Irene juga capek, tiap kali Mama sama Papa dateng kesini yang ditanyain 'kapan nikah' mulu!" gerutunya yang berhasil membuat mama terkekeh.

"Maaf ya, sayang.."

"No, don't say sorry, Mom! Lagian Irene percaya, Mama sama Papa gak mungkin serahin Irene ke orang yang salah, 'kan?"

Mama tersenyum lebar, kemudian menarik sang anak untuk masuk ke dalam dekapannya. "Anak Mama udah besar sekarang, udah dewasa juga. Makasih ya udah nerima keputusan Mama sama Papa. Dan maaf, kalo kamu merasa Mama sama Papa terlalu ikut campur sama kehidupan kamu."

Irene menggeleng sambil mengeratkan pelukannya. "No, Irene is okay. Lagipula, Irene udah cukup dengan yang Irene punya sekarang. Punya brand gede sesuai impian Irene, punya karyawan yang baik, juga punya Mama dan Papa sebagai orangtua Irene."

"Jadi, Irene bakal nurutin maunya Papa dan Mama kali ini sebagai bentuk baktinya Irene ke kalian."

Mama menarik diri guna memberi jarak antara ia dan putrinya, "Thank you for being born as Mama and Papa's daughter, we love you and always do, sayang~"

🐰🐰

Malamnya sesuai yang dijanjikan, Suho memenuhi kemauan kedua orangtuanya. Dirinya sudah duduk santai di kursi resto dengan fokus terpusat pada ponsel di genggaman.

"Udahan dulu." mama menepuk pelan lengan sang anak yang duduk di sisinya.

"Bentar, Ma. Suho lagi urus kerjaan loh."

Mama merotasikan mata, melempar pandangan ke arah pintu keluar hingga matanya menemukan orang yang sedari tadi ditunggu.

Pasangan paruh baya mendekat ke meja mereka yang langsung disambut oleh mama dan papa.

"Sorry, telat. Maklum, orang sibuk." canda beliau sambil memeluk papa dilanjut dengan bersalaman pada mama. Tak lupa cipika-cipiki untuk para mama disana.

Jika mama dan papa sudah bangkit untuk menyambut tamu, lain dengan Suho yang masih fokus pada ponselnya. Dengan gerakan cepat mama merampas ponsel di genggaman dan menarik lengan sang anak untuk ikut berdiri.

"Ma!" kesal Suho yang dibalas pelototan dari sang ibu tercinta.

"Salaman sana, gak sopan kamu!"

Suho menggerutu namun tangannya terulur meraih lengan lelaki paruh baya dan wanita yang berdiri di seberangnya.

"Saya Suho, Om, Tante."

Yang dipanggil tante tersenyum, "Duh, ganteng banget calon mantu!" hebohnya yang dibalas senyum segaris oleh Suho.

"Duduk, Bro. Biar bisa buruan ngobrolin soal perjodohannya." papa mempersilahkan sang teman dan istrinya untuk duduk yang langsung diangguki keduanya.

Suho melirik tamunya―ralat, tamu orangtuanya― satu-persatu yang langsung dipahami oleh wanita paruh baya di seberangnya.

"Sebentar ya, Nak Suho, princessnya Mama masih di toilet." ucap beliau sambil tersenyum.

Suho yang ditegur langsung meringis setelah mendapat senggolan lengan dari sang ibu.

"Ma!"

Kalimat lirih dari seorang gadis yang berdiri dalam jarak satu meter dari mereka berhasil mengalihkan perhatian semuanya.

Suho langsung bangun dengan mata menatap lurus pada gadis yang berdiri tak jauh darinya. "Suho setuju."

Suho tak tau untuk alasan apa bibirnya mengucapkan kalimat itu. Entah dirinya terkena virus alay bernama 'love at the first sight' seperti yang diucapkan adiknya ketika pertama kali bertemu sang pujaan hati atau itu hanya refleksnya karena melihat senyum dari perempuan disana membuatnya merasa bertanggungjawab untuk menjaganya seperti dirinya melindungi sang ibu.

Yang jelas, dengan terlontarnya kalimat itu, status keduanya tak lagi sama setelah ini.

How's it?Let's make some interract, guys~ Jadi aku bisa tau, is my story delivered well or not, hehe :)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

How's it?
Let's make some interract, guys~
Jadi aku bisa tau, is my story delivered well or not, hehe :)

Regards,
LOEY'S QUEEN

Gonna Love You | Kim Junmyeon [COMPLETED]Where stories live. Discover now