🐰 six 🐰

685 97 3
                                    

Huhuuu maaf banget! Hampir aja lupa buat update :(











































Tepat pukul dua siang, Irene berhasil menyelesaikan desain yang membuat kepalanya pusing sejak sebulan lalu. Hal selanjutnya yang perlu ia lakukan adalah menyerahkan berkas ke Departemen Desain yang bila disetujui maka Departemen Produksi bisa langsung memulai pengerjaan.

Sebenarnya, tugas Irene hanyalah memantau pekerjaan setiap departemen agar berjalan dengan baik, namun dirinya sesekali ikut turun untuk memastikan produk yang mereka pakai benar-benar yang terbaik sehingga hasilnyapun memuaskan.

Dan seperti janji mereka saat sarapan tadi, Suho dan Irene akan makan siang bersama sekaligus berkencan di sela waktu sibuk mereka. Namun hingga kini, sampai jam makan siang hampir berakhir, wujud suaminya tak kunjung kelihatan.

"Gak mungkin lupa, 'kan?" monolognya.

Irene yang tadinya mondar-mandir dari sudut ke sudut ruangan kini memilih menyandarkan tubuh di sofa panjang sambil berusaha menghubungi suami tercinta.

"Tersambung, kok, kenapa gak diangkat coba?!" kesalnya.

Dengan hentakan kaki yang terdengar kesal, Irene keluar ruangan dengan ekspresi garangnya. Bahkan Wendy yang hendak menyapa untuk menawari makan siang langsung menunduk begitu Irene melewati dirinya begitu saja.

"Bu Bos kenapa, deh? Serem banget!" bahunya bergidik dilanjut dengan langkah cepat menuju ruangannya.

🐰🐰

Irene menyetop taksi di depan gedung karena tadi pagi dirinya berangkat diantar sang suami. Padahal biasanya, Irene dan Suho akan berangkat terpisah karena jadwal pulang mereka yang tak pernah sama.

"Awas aja kalo ketemu nanti!" gerutunya masih sambil berusaha menghubungi suaminya.

"Mbak, udah sampe."

Irene mengangguk, tanpa berucap apapun dirinya langsung keluar setelah membayar biaya taksinya.

Irene masuk dengan ekspresi marahnya, namun sesekali melempar senyum tipis ketika karyawan Suho menyapa. Dan begitu sampai di lantai yang dituju, dirinya menghela napas sekali sebelum keluar lift.

Irene melirik sekilas ke arah meja sekretaris suaminya yang kosong, "Emang lagi sibuk kali, ya?" monolognya sambil kembali melanjutkan langkah.

Hingga sampailah dirinya di depan pintu ruangan Suho, dengan kondisi pintu yang sedikit terbuka.

Disana, terlihat sang suami yang duduk tenang di kursi kebesarannya begitupun sang sekretaris yang duduk di seberang meja sambil memasang ekspresi menggoda. Belum lagi rok yang sudah diangkat hingga memperlihatkan pahanya yang berhasil membuat emosi Irene meluap hingga ke puncak kepala.

Sekarang, Irene harus apa?

Masuk dengan membanting pintu sambil menuding suaminya berselingkuh hingga lupa dengan janji mereka kemudian menampar keduanya habis-habisan?

Atau, membuka pintu dengan lebar sambil memasang ekspresi sedih kemudian berlari keluar dan kabur dari rumah mereka?

Kepalanya sudah membayangkan berbagai skenario yang akan ia lakukan guna menunjukkan kekecewaannya pada Suho, namun tak satupun pilihannya ia wujudkan.

Malah, dirinya membuka pintu dengan santai diiringi ekspresi tenang―yang mati-matian ia pertahankan agar harga dirinya tak jatuh di hadapan sekretaris kurang ajar suaminya― dan berhasil mengejutkan dua persona disana.

Irene melangkah perlahan menuju meja suaminya sambil melempar senyum tipis ke arah si sekretaris―yang demi Tuhan, ingin sekali Irene tarik rambutnya hingga botak― kemudian duduk di pangkuan Suho sambil memasang wajah kesal.

"Sayang, katanya mau jemput aku buat makan siang terus kencan? Kenapa malah masih disini?" tangannya ia kalungkan di leher Suho dengan bibir yang menukik ke bawah.

"Aku bahkan panas-panasan naik taksi kesini gara-gara kamu gak buruan dateng, tau!" tangannya mencengkram erat leher sang suami hingga Suho meringis, sedangkan si sekretaris memasang ekspresi tak suka dan memilih pamit keluar karena tak tahan melihat ekspresi memuja sang atasan ketika menatap wajah sang istri.

Setelah memastikan si sekretaris keluar, Irene langsung bangkit dari posisinya sambil bersedekap dada dan menatap Suho dengan ekspresi garangnya. Sebelah alisnya ia angkat seolah mempertanyakan alasan sang suami tak kunjung menjemputnya dan malah berduaan dengan si sekretaris di ruangannya.

Lain halnya dengan Suho yang masih kagum dengan cepatnya perubahan suasana hati sang istri yang kini berdiri dalam jarak satu meter di hadapannya.

"Sorry, ponselku lowbatt. Aku juga habis meeting dan ponselnya masih silent mode, tuh!" dagunya menunjuk ke sudut ruangan dimana ponselnya tergeletak dengan kabel charger tersambung.

"Oke, alasan diterima." namun Irene masih memasang ekspresi garangnya, "Terus, kenapa malah berduaan sama sekretaris kamu? Wanna cheat on me, huh?!"

Suho tersenyum, "You're jealous." itu bukan pertanyaan karena Suho tak butuh jawaban, sebab semuanya terlihat jelas dari ekspresi Irene yang memerah―entah karena kesal atau kepanasan― sambil menatapnya marah.

Irene tertawa sarkas, "Haha, i'm not!" kakinya mundur dua langkah dari posisi sebelumnya.

Suho tersenyum mengejek, "Okay, you're not jealous at all. So, you don't need me to explain about the situations before, right?" Suho bangkit dari duduknya.

"Let's go, kita makan. Nanti babynya kelaperan kalo kelamaan disini." Suho meraih pinggang istrinya untuk direngkuh sedangkan Irene mendecih ke arahnya sambil berusaha melepaskan diri.

"There's no baby here!" kakinya dengan cepat melangkah keluar setelah berhasil melepas rengkuhan Suho, sedangkan suaminya berjalan cepat guna menyusulnya sambil terkekeh.

"Gak boleh gitu, Babe. Omongan baik tuh diaminin aja, siapa tau Tuhan denger, 'kan? Emang mau, aku aminin omongan kamu soal cheating?"

"Just try it if you dare." Irene mendengus.

"Lagian kamu pikir, aku gak bisa cari pengganti kamu dalam sekejap mata? Rekan modelku banyak, masih pada muda lagi!" lanjutnya sinis sambil memasuki lift.

Sedangkan Suho melotot ke arahnya sambil berlari masuk sebelum lift benar-benar tertutup.

"Babe!"

Konfliknya kapan dimulai, ya?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Konfliknya kapan dimulai, ya?

Regards,
LOEY'S QUEEN

Gonna Love You | Kim Junmyeon [COMPLETED]Where stories live. Discover now