Opat

298 51 0
                                    

One vote=one support
Makasih banyak yang udah mampir💚❤️

_•°_•°_•°_•°_

Jarum panjang jam dindingnya sudah mencumbu angka lima lewat tiga puluh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jarum panjang jam dindingnya sudah mencumbu angka lima lewat tiga puluh. Ryuana terbangun dengan sedikit malas. Kemudian meregangkan ototnya setelah berhasil sadar sepenuhnya. Lalu bangkit bersiap mandi karna hari ini dia harus datang ke sekolah pagi-pagi sekali. Sebelum benar-benar melenggang ke kamar mandi dia sempatkan dulu mengecek handphone miliknya.

Jean—lelaki itu sudah bangun dan mengabarinya dari jam lima. Mungkin sahabatnya itu mengabari ia tepat setelah selesai sholat subuh. Ryuana hapal kebiasaan Jean yang satu itu. Setelah membalas secukupnya lalu dia lempar benda pipih ditangannya kearah kasur.

Ryuana perlu bersiap. Memang untuknya hanya perlu mandi lalu memakai pakaian, mengoleskan sunscreen lalu selesai. Dia bukan tipe remaja perempuan yang akan dengan sibuk berdandan berjam-jam didepan kaca hanya untuk pergi kesekolah. Meskipun tidak begitu pintar Ryuana tau sekolah itu adalah tempat menuntut ilmu. Bukan ajang fashionshow.

Selesai dengan segala persiapannya. Ryuana kembali menghubungi Jean agar langsung menjemputnya. Tak ingin terlambat akhirnya Ryuana memutuskan melenggang keluar kamar dan memilih untuk menunggu Jean di pos satpam saja

"Sepi"ujarnya tepat saat langkahnya memasuki dapur

Keadaan ini sudah lebih dari cukup membuat Ryuana menghela nafas lega. Setidaknya pagi ini tidak akan ada drama yang membuat kepala nya pecah seperti lima tahun belakangan ini

"Non Prima sudah mau pergi sekolah?"suara seorang wanita sontak membuat Ryuana menoleh. ART di rumah nya ternyata baru saja kembali dari kegiatan menjemur pakaian dihalaman belakang.

Yang lebih tua terlihat akan menyiapkan wajan dan menyalakan kompor, sebelum Ryuana menyadarinya dan memotong kegiatan wanita paruh baya itu.

"Gausah bi, Prima langsung pergi aja"

"Duh maafkan bibi ya Non, bibi kira Non Prima ga akan bangun sepagi ini"sesal wanita itu

Ryuana terkekeh pelan. "Ga papa, nanti kan bisa sarapan di sekolah bareng Jean"balasnya menenangkan

Mendengar nama Jean akhirnya si wanita paruh baya itu mengangguk. Dirumah ini hampir semua orang mengetahui kedekatan Ryuana dan Jean. Mereka akan sangat mempercayakan anak majikan mereka pada lelaki yang memiliki senyum bulan sabit itu.

Tak lama suara klakson motor terdengar. Ah- Jean sudah datang rupanya. Ryuana sepertinya keasikan mengobrol di dapur dengan asisten rumah tangganya itu.

"Prima jalan dulu ya bi"

"Iya non hati-hati"

_•°_•°_•°_•°_

Bandung & JeanWhere stories live. Discover now