13. Rumah yang bukan rumah

968 175 3
                                    



***


Jimin bangun terlalu pagi hari ini, bahkan Giselle yang biasanya berangkat sekolah paling pagi pun masih menutup matanya. Semuanya karena handphone yang kemarin habis baterai dan ketika dirinya baru menyalakan kembali, sudah muncul banyak pop up notifikasi dari sang eomma yang menanyakannya kapan pulang, dimana dirinya, sedang apa. Terlihat protektif dan Jimin sangat tidak menyukai hal itu.

"Sorry ya Sel, gue pulang duluan"

Tangannya dengan cepat mengambil barang-barang yang berserakan lalu dengan cepat meninggalkan kediaman rumah Giselle diam-diam sambil menunggu ojek online yang dipesannya. Hampir saja dirinya lupa jika dirinya kemarin pulang bersama Minjeong.

Senyumannya terangkat sedikit begitu melihat jendela kamar Minjeong yang masih tertutup rapat, Jimin yakin jika gadis itu masih tertidur sekarang mengingat masih menunjukkan jam 6 pagi.

"Yu Jimin?"

Jimin mengangguk lalu dengan cepat naik ke atas motor. Pikirannya tidak fokus sedari tadi, ada banyak pertanyaan mengapa di akhir sang eomma meminta untuk jangan pulang sepagi ini padahal chat yang semalam menyuruhnya untuk cepat-cepat malam. Juga, perasaannya tidak enaknya sedari bangun.

Netranya menatap ke sekitar, masih terlihat sangat sepi dan hanya ada beberapa orang yang sedang jogging. Rumahnya memang tidak terlalu jauh dengan Giselle, sekitar 10 menit hanya menggunakan kendaraan dan tidak sadar jika dirinya sudah sampai di depan rumah.

"Gapapa Jimin, lo udah pernah ngelakuin ini sebelumnya. Apapun keadaan di dalem rumah, yang penting harus diliat dulu" Bisiknya sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah.

"KALAU SAJA KAMU MEMILIH DI RUMAH DAN TIDAK BEKERJA, MAKA JIMIN TIDAK AKAN BERKELIARAN DI LUAR SANA"

Prang!

"LALU MEMBIARKAN KAMU SELINGKUH DENGAN SEKRETARIS KAMU ITU?!"

Teriakan dan pecahan barang seolah bersahutan di dalam rumah. Jimin dengan segera menutup telinganya, kakinya bergetar dan tubuhnya terjatuh begitu saja.

"Jimin-ie, it's okay, gapapa" Bisiknya dengan nafas memburu, "Bukan, bukan kamu yang mereka lagi omongin"

Puluhan kata Jimin bisikan pada dirinya sendiri, tapi tidak juga berguna. Telinganya seolah tuli dan hanya bisa mendengar suara dari dalam rumahnya, bahkan security yang menghampirinya pun tidak diindahkan.

"JANGAN ASAL NGOMONG KAMU! BUKANNYA SAYA YANG SEHARUSNYA BERTANYA HUBUNGAN KAMU DENGAN PRIA SEMALAM?!"

Percuma. Jimin tidak bisa kembali masuk ke dalam rumah jika seperti ini. Kakinya kembali bergetar begitu mencoba untuk bangun, tangannya dengan cepat memegang lengan pintu.

"Nona Jimin tidak apa-apa, mau saya bantu kedalam?"

Tangan Jimin bergantian ke kanan dan kiri, menolak untuk kembali masuk, "Motor... motor Jimin ada kan?"

Security itu dengan cepat mengangguk dan membantunya sampai ke samping motornya, "Nona ingin kemana? Mau saya antarkan saja?"

Jimin menggeleng, "Jangan bilang eomma appa kalau Jimin kesini, jangan"

"Baik nona"

Matanya mencoba untuk fokus menyalakan motor meski tangannya masih gemetar. Jimin bisa, sekarang juga harus bisa pergi.

Brum!

Tangannya melepaskan tas yang sedari tadi masih dijinjing. Jimin tidak ingin diganggu hari ini atau bahkan dengan siapapun, maka dari itu bahkan handphone juga dompet yang berisikan lembaran uang tidak akan dibawanya.

Forever [Yj.Km]Where stories live. Discover now