26. Dimulainya rencana

781 138 12
                                    



***


Ruangan kecil itu berantakan, penuh dengan pecahan beling dan kayu. Tidak ada yang bergeming disana, bahkan untuk berjalan satu langkah atau bersuara pun tidak, mereka tidak berani dan terlalu takut melihat Jeno yang kalap. Bahkan dirinya sendiri.

"Gue gak peduli, rencana kita harus dimulai" Tegas Jeno.

"Rencana? Yang waktu itu?"

Jeno mengangguk, "Gue udah gak peduli lagi sekarang"

"Akhirnya kan jalan juga, padahal dari awal gue udah bilang buat langsung jalanin rencana itu, tapi emang Jeno nya aja yang buta,"

"Dari awal gue juga udah gak suka sama kelakuan cewek lo tuh, sok-sokan paling berkuasa di sekolah" Tambah Isa, lagi, dan kali ini disetujui oleh Jeno.

Melihat bagaimana empat orang lainnya sangat mendukung rencana Jeno membuat dirinya ketakutan, "Gimana sama Minjeong? Kalian nggak inget apa yang dibilang?"

Jeno menyeringai, "Lo takut sama dia?"

Ia menarik nafas pelan lalu menggeleng, "Sorry"

"Nggak ada yang perlu ditakuti dari Minjeong, dari awal dia lemah," Seringai Jeno kembali terlihat, kepalanya terangkat seiring dengan aura sombongnya, "Dari awal... justru dia yang ada di belakang Jimin,"

"Minjeong yang gue tau cuma bisa nangis" Lanjut Jeno.

"Betul njir, dari awal juga kalo misalkan dia nggak main-main pasti kita udah dikeluarin dari sekolah"

Tangannya mengepal kencang. Sifat Jeno ini, sifat yang selalu membuat orang-orang tertekuk di hadapannya, membuat dirinya tidak suka tapi juga tidak bisa melawan. Orang lemah sepertinya, satu-satunya cara untuk bertahan hanyalah dengan terus menuruti keinginan dari Jeno.

"Kalau gitu..." Ia menggigit bibirnya dengan kencang, "Jadi rencananya mau mulai kapan dimulai?"

"3 hari lagi, tepat dimana sidang terakhir perceraian orang tuanya dan besok lo," Jari Jeno menunjuk dirinya, "Sebarin ke sekolah tentang perceraian itu dan bilang karena dua-duanya selingkuh"

"Anjing, tapi itu serius?" Heboh Nancy.

Jeno kemudian mengalihkan pandangannya, "Gue pengen publik akhirnya mikir kalau Jimin itu anak haram"

Ia mengatupkan rahangnya tanpa sadar, Jeno sudah benar-benar keterlaluan. Sebelumnya, dialah anonim yang mengirimkan peringatan pada Jimin agar tidak lebih dulu masuk sekolah, kali ini... apakah sekarang harus juga?

"Kalian berdua tetap di sekolah 3 hari lagi" Tunjuk Jeno pada Nancy dan Isa, "Dan yang lain ikut gue nanti,"

Jeno menatap tajam keempatnya, "Gue nggak mau sampai yang kali ini gagal"

"Gimana kalau kita ketahuan?"

"Kita nggak akan ketahuan" Jelas Jeno, pandangannya kemudian bertemu dengan miliknya, "Kecuali kalau ada orang yang sengaja ngebocorin,"

Sial, apakah Jeno sudah mengetahui perbuatannya?

Jeno kemudian tertawa, "Tapi gue yakin... temen gue ini nggak akan ada yang ngebocorin, kan?" Tekannya di akhir.


***


|Unknown
Hari ini Jeno bakal nyebarin berita perceraian orangtua Jimin.
Hati-hati.
Jeno ngincer reaksi publik.

Minjeong|
Ini siapa?

Forever [Yj.Km]Where stories live. Discover now