Tigabelas

12 2 0
                                    

Ayona bersenandung ria dengan sesekali menjawab sapaan dari adik kelas atau teman-teman nya, ponsel yang ada di genggaman tangan nya mulai ia hidupkan karena sejak kemarin ia matikan. Selain menghindari papa nya, ia juga menghindari hati nya dari Kevin, takut-takut jika ia membuka sosial media nya ia akan melihat kebersamaan Kevin dan Citra walau tak mungkin Kevin akan membagikan di sosial media nya, kecuali ada orang lain yang membagikan kebersamaan mereka.

Ia tahu betul laki-laki itu tak begitu aktif di sosial media seperti remaja pada umum nya, padahal followers laki-laki itu lumayan banyak.

Jika ia salah satu admin gosyip mungkin ia akan mengeluarkan ponsel mahal nya untuk memotret kedua sejoli itu dan membagikan nya, jelas itu akan membuat heboh netizen yang mengenal Kevin. Tapi tentu saja itu tak akan terjadi selama Ayona menyukai Kevin.

"Tiap hari gak capek cantik mulu Sha." Ayona hanya mengedipkan sebalah mata nya merespon laki-laki yang mengatakan itu sambil terus berjalan menuju kelas.

Banyak yang mengakui kecantikan Ayona, karena kecantikan Ayona bisa di katakan tidak membosankan di liat. Namun hal itu tak berlaku pada laki-laki yang ia suka, Kevin justru melihat nya bosan. Entah apa yang salah dari diri nya atau mata Kevin saja yang bermasalah.

Bukan nya terus berjalan menuju kelas, Ayona justru berbelok menarik tangan laki-laki yang tengah berdiri membelakangi nya hingga laki-laki itu menghadap nya.

"Apaan sih!" Tangan Ayona di hempas dengan kasar begitu tau siapa yang memegang tangan nya.

"Dih galak, lagi ngomongin apa sih? Gue ya?" Kekehan dengan bangga itu membuat Kevin tak habis pikir termasuk kedua sahabat Kevin.

"Pede lo cukup di apresiasi." Kekeh Aldi.

"Pede dia mah udah operdosis Al." Sahut Natan ikut terkekeh.

"Suka-suka gue lah." Sinis Ayona.

Tak ingin memperdulikan gadis yang setengah tak waras itu, Kevin kembali berbincang dengan dua sahabat nya.

"Vin, gue bisa aja loh kasih tau ke anak-anak kalo lo kemarin jalan sama Citra." Tentu saja Ayona mengatakan nya tak sungguhan, bahkan ia tak rela kalau yang lain justru melihat hubungan Kevin dan Citra dari pada diri nya.

"Serius Vin?" Tanya Natan terkejut.

"Gila dah gerak cepet aja." Goda Aldi.

Kevin menghela nafas menatap Ayona dengan tajam, namun yang di tatap justru tersenyum manis.

"Lo abis sama gue." Ancam Kevin.

Ayona terkekeh singkat, "Kenapa? Harus nya lo kan seneng, gak ada masalah karena itu cewek yang lo suka."

Ayona tau laki-laki itu tidak mungkin tega dengan citra, gadis yang selama ini tak pernah bermasalah dan banyak bicara akan menjadi pusat perhatian. Citra yang kalem tidak akan nyaman dengan situasi yang membuat nya jadi pusat pembicaraan.

Kevin tersenyum sinis, "Oh iya, silahkan. Dengan senang hati gue. Dengan begitu lo bisa tau diri di depan banyak orang buat gak ngejar-ngejar gue lagi." Tatapan meremehkan Kevin tak membuat Ayona mundur, "Ah iya lupa, lo kan gak punya harga diri." Lanjut Kevin.

Ayona diam sesaat lalu tersenyum, "Sebegitu benci nya lo sama gue? Tapi suatu saat lo juga yang bakal cinta banget sama gue."

"Itu mimpi lo."

Mengedikan bahu acuh, Ayona memilih pergi meninggalkan Kevin. Ia menyempatkan mengedip genit sebelum benar-benar tak menengok ke arah Kevin lagi.

🍃🍃🍃

"Gue punya gosip, eh bukan gosip lagi tapi berita panas." Aldi memulai setelah mendudukan diri di bangku nya, laki-laki itu menghadap kemeja belakang di mana teman-teman nya berada, termasuk Kevin yang duduk paling belakang seorang diri.

Menatap Kevin sesaat dengan senyum jail nya, "mau tau gak?" Jelas Ragil dan juga Tristan penasaran, Aldi itu pembawa topik pergibahan dari yang ringan sampai yang berat, tak heran mereka yang tak sependiam Kevin sangat menikmati.

"Gibahin siapa lagi ini?" Kekeh Ragil.

"Kemarin Kevin kencan sama Citra di mall." Ucap Aldi, kedua laki-laki itu terkejut dengan cepat menoleh kebelakang menatap Kevin. Kevin yang di tatap hanya diam dengan mata masih terpejam seolah tak peduli karena kali ini diri nya yang menjadi bahan gibah sahabat-sahabat nya.

"Serius udah sejauh itu?" Tristan kembali menatap Aldi, walau seolah Kevin menyukai Citra tapi tak menyangka laki-laki itu berani bergerak.

"Dan lebih panas nya lagi, mereka tercyduk jalan bareng sama Ayona." Lanjut Aldi dibuat sedramatis mungkin.

"Wah sad banget sih." Tawa Ragil.

"Eh tapi bener gak sih si Ayona tu suka sama Kevin?" Natan yang sejak tadi diam kini bersuara. Ketiga nya menatap Natan dengan kernyitan nya.

"Kalo gak suka ngapain dia sampe ngejar-ngejar Kevin kaya gitu. Dia bukan cuma gak suka, kaya nya sih bucin banget ampe di kata-katain Kevin diem aja." Jelas Tristan.

"Ya siapa tau itu cuma obsesi dia aja kan karena penasaran sama Kevin yang gak suka sama dia, padahal cowok-cowok lain pada suka. Lagian kalo dia normal suka, masa iya dia gak sakit hati marah kek setidaknya Kevin jalan sama cewek lain. Ini mah dia santai banget."

"Bener-bener, dulu dia gak sampe ngejar-ngejar Kevin kaya gini." Ragil menyetujui.

"Tapi kan dia anak baru, ya mungkin kelas dua belas ini aja dia baru menyadari di sudut sekolah ada makhluk seperti Kevin." Kekeh Aldi di ikuti tawa ketiga nya.

"Kok bisa ya Ayona suka sama Kevin? Kenapa gak gue aja gitu." Ledek Tristan.

"Ya karena lo bukan Kevin, karena Kevin ya Kevin." Ragil terbahak.

"Bentar-bentar, lo suka beneran ya sama Ayona?" Kini Natan menatap Tristan dengan serius, begitupun yang lain kecuali Kevin.

"Ya gak lah, masa gue suka sama cewek yang suka sama sahabat sendiri." Tristan menggebrak meja sambil cengengesan.

"Ya siapa tau kan." Natan mengedikan bahu.

"Mau kemana Vin?" Tanya Aldi begitu melihat Kevin menggeser bangku nya berdiri, berlalu tanpa menjawab. Aldi mengisyaratkan dengan mata melihat sahabat-sahabat nya bertanya bermaksud bertanya ada apa dengan Kevin.

"Dia kan emang gitu, kadang irit ngomong. Penasaran gue jalan sama Citra apa yang di obrolin." Ucap Ragil meringis.

"Iya sih, gue juga penasaran orang kaya Kevin kalo lagi gebet cewek apa ya topik pembicaraan nya." Kekeh Natan.

"Mungkin diem-diem an pake bahasa batin." Gelak Tristan.

"Ah gak asik, kecuali Kevin sama Sha pasti lebih berwarna. Lebih ke capek mau jawabin Sha ngoceh mulu sih." Tawa Ragil.

"Gak bisa bayangin, ku rasa Kevin bukan capek jawabin Sha yang ngoceh tapi denger Sha ngomong doang udah capek." sahut Tristan ngakak.

"Parah sih, tapi ada bener nya." Aldi membenarkan, di susul Natan yang mengangguk. Mereka tertawa tanpa dosa sudah membayangkan kemungkinan yang tidak mungkin bagi Kevin.

.
.

🍃Liipsky🍃

Langkah Terakhir CintaWhere stories live. Discover now