Satu

224 21 3
                                    

Menurut Ayona, Kevin itu persis karakter di novel-novel yang sering ia baca, wajah dingin dan mulut tajamnya membuat Ayona bertekad untuk mengejar laki-laki itu. Tak peduli seberapa keras laki-laki itu menolak karena dia yakin kisah cinta nya akan mempunyai ending yang sama seperti di novel yang ia baca. Percaya diri? Jelas, Ayona itu tak pernah pesimis, apa yang dia inginkan akan ia usahakan sampai titik darah penghabisan,-itu kata teman-teman nya.

"Woy Sha mau kemana?" Teriak Cia membuat Ayona berdecak kesal, pasalnya ia tak terlalu suka di panggil Sha, namun semua orang lebih senang memanggilnya Sha, di ambil dari nama belakang nya Ayona sharesa, kata mereka Ayona itu terlalu aneh padahal menurutnya Ayona itu unik. Hal itu juga menjadi salah satu mengapa Ayona mengejar Kevin, karena satu-satu nya laki-laki yang awalnya memanggilnya Ay ya cuma Kevin.

"Mau nyamperin kesayangan." Teriak Ayona membuat Cia memutar bola mata malas.

"Gak capek di tolak?" Teriaknya.

"Baru di tolak, belum di terima." Teriak Ayona di iringi tawa gadis itu.

"Pantes si Kevin bilang sinting." Gumam Cia terkekeh.

Ayona berjalan riang, sesekali mengedip genit pada murid laki-laki yang melintas. Ayona termasuk murid populer di sekolahnya, dia itu cantik apa lagi kalau tersenyum, siapapun yang melihat pasti terpesona, kecuali Kevin. Namun minus nya sifat bar-bar dan cerewetnya membuat orang lain kadang merasa jengkel, apa lagi Kevin yang lebih suka cewek kalem sudah jelas Ayona tak masuk dalam tipe nya.

"Anjir, noh pacar lo nyamperin." Tawa Ragil, membuat Kevin berdecak kesal.

"Dia cantik loh bro, Citra aja lewat. Cuma ya pecicilan doang sih." Kekeh Tristan.

"Hai-hai..," Sapa Ayona, lalu mata nya beralih menatap Kevin yang sibuk dengan ponselnya, "di sini lebih enak di pandang loh Vin." Kekeh Ayona menunjuk diri nya sendiri namun Kevin tak menggubris.

"Udah Sha, mending sama gue aja, dia mah gak doyan cewek bar-bar." Ucap Ragil membuat Tristan tertawa.

"Issss, tunggu muka lo berubah jadi Kevin baru gue mau." Balas Ayona membuat Ragil mendelik.

"Ya gak gitu juga kali ah."

"Gak nyerah juga Sha, Kevin kalo ngamuk bisa nonjok ntar." Ucap Tristan di iringi tawa nya. Ayona mencebik lalu mencondongkan wajahnya, mesejajarkan pada wajah Kevin, jari-jari Kevin yang semula bergerak lincah pada ponselnya pun mendadak berhenti.

"Emang sekejam itu Vin?" Tanya nya membuat Kevin mendongak, tatapan mereka bertemu, terdiam beberapa saat sampai suara Ragil dan Tristan yang berusaha menahan tawa membuat Kevin membuang pandangan nya.

Ayona terkikik, lalu menegakan tubuhnya, "Gak mungkin lah kesayangan Ay tu berani nyakitin." Ucap Ayona.

"Gue bukan cowok lain." Sahut Kevin.

"Yups bener, karena kalo cowok lain udah klepek-klepek gue samperin." Kekeh Ayona membuat kedua sahabat Kevin terbahak.

"Gue bisa tega, mau lo cewek sekalipun. Jadi lebih baik jangan bikin gue emosi." Ketusnya.

"Gue tu cuma mau bikin lo jatuh cinta, bukan emosi." Balas nya santai.

"Dan gua gak akan jatuh cinta sama lo, paham." Geram nya yang justru di jawab tawa Ayona.

"Enggak. Karena apa yang gue kejar akan tetep gue dapetin." Sahut nya santai.

"Lo bisa gak sih di omongin pake bahasa manusia, lo sama Citra itu beda. Lebih baik gue di kejar Citra di banding lo yang sama sekali bukan tipe gue."

"Udah? Citra sama gue emang beda. Kalo Citra itu tipe lo sekarang, nanti gue yang bakal jadi tipe lo, dah ya segini dulu ngapelnya, bye kesayangan." Ucapnya berlalu membuat Kevin ingin melemparkan ponselnya namun di cegah oleh dua sahabatnya.

"Sabar bro sabar." Kekeh Ragil.

"Ada gitu cewek kaya dia, emosi gue." Kesal Kevin.

"Lagian biarin sih, nama nya juga suka mana bisa di paksa harus ke siapa. Kalo jatoh nya ke lo ya mau gimana lagi." Ucap Tristan membuat Kevin mendelik.

"Ya tapi gak harus kaya gitu lah, lo tau tipe gue kalem-kalem kaya Citra. Bukan kaya kaleng rombeng macem dia." Sungut Kevin membuat kedua nya menggeleng.

"Tapi berkat dia, lo bisa loh ngoceh panjang. Biasanya kaya cewek, hmm, iya, oh." Tawa Ragil.

"Sialan." Umpat Kevin menggeplak pelan kepala Ragil. Tristan hanya tertawa melihat kedua nya.

.
.

🍃Liipsky🍃

Langkah Terakhir CintaWhere stories live. Discover now