Satu Minggu berlalu, Haikal Sudah mendapatkan chat dari musuh tauran nya tempo hari mereka mengajak Haikal dan kawan-kawan buat kembali kemedan perang.
Asik ribut.
"Lo pada besok stand by di tempat biasa, inget main sehat gada yang bawa Sajam" titah Haikal.
Akhirnya gerombolan pemuda itu membubarkan diri agar tidak di curigai, menyisakan Haikal Reyhan Nevan dan juga Juna yang masih duduk di motor mereka.
"Muka gua belum sembuh, udah mau ribut lagi aja" keluh Nevan, pasalnya lebam yang ada pada wajahnya belum memudar.
"Halah, lebay Lo!" Celetuk Juna
"Mata Lo lebay, gue di amuk Kayla ege, noh liat pipi gue malah di gampar sampe merah begini" Nevan menunjukkan ruam di pipinya.
"Nasib kita sama" Haikal menepuk-nepuk pundak Nevan, mereka sama-sama berduka memilik cewek yang galak nya udah kaya induk ayam yang anak nya di ambil.
Juna dan Reyhan hanya meringis melihat nasib Haikal dan Nevan, untunglah cewek mereka kalem-kalem jadi mau tawuran ataupun nyemplung ke jurang juga cewek mereka gak akan marah.
Setelah berbincang singkat, ke empat sekawan itu memutuskan untuk kembali ke kampus, setelah bolos beberapa jam cuma gara-gara Haikal yang ngadain musyawarah dadakan.
---
"JUNA!!!"
Juna menoleh ke belakang, ternyata Karin yang memanggil nya.
"Sebentar gua mau ngomong" ucap Karin.
"Ngomong apa? Penting banget kayanya"
"Iya penting, kalau gak penting gua juga gak bakal mau ngomong sama Lo. soalnya gada guna"
Juna berdengus, tajem juga omongan ni cewek.
"Yaudah mau ngomong apa?"
"Besok Haikal gak bakal ikut tawuran"
Yang semulanya wajah Juna Selo sekarang malah jadi cengo.
"HAH?! Ya Enggak bisa lah, Haikal harus tetep ikut"
"Gak bisa Jun, luka dia belum sembuh gua gak mau tu anak babak belur lagi"
"Gua juga sama, nih liat muka gua bahkan lebih parah dari Haikal"
Memang benar sih ucapan Juna, bahkan Karin ikut ngeri melihatnya karena muka Juna lebih banyak luka sobek ketimbang lebam.
"Yaudah kalian tinggal batalin aja tawuran nya gampang kan?"
"Gak segampang itu"
Karin menepuk pundak Juna "Haikal tetep gak bakal ikut, Lo cari orang lain aja buat gantiin dia"
Setelah mengucapkan itu Karin melengos pergi.
"GAK BISA RIN, HAIKAL KETUANYA!!!"
Juna menghela napas berusaha meredam emosi, Karin tidak mempedulikan ucapannya bahkan cewek itu acuh saja walaupun Juna sudah membentak.
----
Sudah 5 menit lebih Karin menunggu Haikal di parkiran, tadi cowok itu menelponnya katanya akan mengantarkan pulang, tapi sampai sekarang pun batang hidungnya masih belum kelihatan.
Karin jadi memikirkan hal yang enggak-enggak, apa mungkin Haikal di culik Juna atau gak cowok itu tega ninggalin dia cuma buat ikut tawuran?
"Enggak Haikal gak akan gitu" ucap nya untuk meyakinkan diri sendiri.
"Arin..."
Nah kan.
Karin buru-buru bangkit, Haikal berhenti di depannya dengan motor yang masih menyala, memberikan Karin helm dan menyuruh perempuan itu untuk naik.
YOU ARE READING
G A N T U N G
Fanfiction[on going] ⚠️ "Sebenernya hubungan kita itu apa sih? Temen? Komitmen? Atau pacar?!" [Mengandung kata² kasar dan tindakan tak patut di tiru, harap bijak dalam membaca] Sampul by: moonflowerishlk l