Haikal bergegas kerumah Lia, saat lia menelpon Haikal bahwa karin ada di rumahnya, Lia bilang karin gak baik-baik aja bajunya robek di sana sini wajahnya pun lebam lia tidak tau apa yang terjadi pada karin karna cewek itu menutup rapat mulutnya jika di tanya.
"Rin, ga apa-apa cerita aja, kasih tau apa yang udah bikin lo kaya gini?"
Karin masih diam.
Setelah berganti baju dan membersihkan luka, Karin kini hanya duduk termenung dengan tatapan kosong.
Haikal tiba-tiba muncul di balik pintu yang tadinya tertutup dan kini sudah terbuka dengan kasar.
"KARIN"
"Ga bisa ngucap salam dan ngetuk pintu sebelum masuk ya?" Tanya lia.
Haikal tidak menghiraukan ucapan lia, cowok itu kini berjongkok di hadapan karin berusaha untuk menghilangkan kecemasannya.
"Ada yang sakit?" Tanya Haikal saat karin menatap nya.
Karin menggeleng.
"gua mau pulang"
"di sini aja dulu, besok gua anter lo pulang" ucap lia.
"Engga lia makasih, gua udah banyak ngerepotin lo, Haikal lo mau ga anter gua pulang?"
Haikal mengangguk.
---
Kini sudah 1 bulan terlewati setelah kejadian karin malam itu, dan selama itu pula sikap karin berubah drastis gadis itu lebih banyak melamun, karin masih enggan menceritakan apa yang terjadi.
Dan untuk hari ini Haikal di buat kelimpungan saat ibu karin mengabarinya jika karin masuk rumah sakit, sebab cewek itu nekat menggores urat nadi di lengangannya dengan cutter. untung saja karin masih bisa terselamatkan setelah kehabisan banyak darah.
"Lo ngapain sih rin?"
Karin menatap Haikal datar, walau yang di tatap nya kini terlihat sangat kesal sekaligus cemas.
Haikal Mengusap lengan karin yang terluka
"Mau gua teken?"Karin langsung melepaskan lengannya dari Haikal enak saja, Karin saja sampai menangis menahan sakit Haikal malah hendak membuat lukanya makin sakit.
"Gua gak mau liat lo kaya gini lagi rin, lo udah gede udah bisa ngejaga diri lo sendiri, besok gua udah ga bisa ngejagain lo lagi"
"lo mau kemana?"
"Pindah, Ayah gua maksa gua buat tinggal di rumah ibu di bandung soalnya rumah yang sekarang udah di jual"
Karin menatap Haikal dengan matanya yang sudah berkaca-kaca "gua ga mau lo pergi kal"
Haikal tersenyum jumawa "iya iya deh gua gak bakal pergi tapi lo ceritain apa penyebab lo kaya gini"
Karin menggeplak tangan Haikal, Karin kira Haikal memang akan benar-benar pergi tapi ternyata itu hanya tipuan agar memancing karin untuk bercerita.
"Bohong mulu kerjaan lo!"
Haikal terkekeh melihat karin kesal, padahal tadi Haikal tidak bohong besok dia memang akan benar-benar pergi.
Keesokan harinya tebakan Haikal benar, saat di perjalanan Haikal menjawab telpon dari karin gadis itu marah-marah karna haikal ga boleh pergi.
"Lo ko ga pamit sama gua?"
"kan udah, di rumah sakit kemaren, gimana lo udah mendingan?"
"Iya sekarang udah di bolehin pulang, Tapi tetep aja kenapa Lo ga pamit sih, jahat lo ninggalin guaaaa" Rengek karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
G A N T U N G
Fanfiction[on going] ⚠️ "Sebenernya hubungan kita itu apa sih? Temen? Komitmen? Atau pacar?!" [Mengandung kata² kasar dan tindakan tak patut di tiru, harap bijak dalam membaca] Sampul by: moonflowerishlk l