28 : idealis to realistis

3.3K 498 146
                                    


ruang tengah itu tampak dalam suasana kondusif. ada yeonjun yang sedang berkutat dengan laptopnya sambil menyandar tembok dan bersila di atas kursi. kemudian jake sedang membolak-balik kertas folio dan modul di samping yeonjun dengan ditemani kalkulator dan penggaris. juga sunoo dengan komiknya sedang nyender di meja televisi yang mati.

"tumben tenang, biasanya kayak pasar." komentar heeseung yang baru muncul dari dapur dengan sepiring mi goreng di tangannya. juga satu toples biskuit ia tenteng di tangan lainnya.

pikirnya aneh. biasanya kos akan menjadi berisik sekali kalau ada jake dan sunoo di gabung. tapi kali ini sangat tenang seperti tak ada biang masalah.

"males, kak jaki lagi nggak asik diajak mendrama." jawab sunoo.

"lo nggak lihat tugas gue lagi banyak?" jake melempar kata tak kalah sinis.

"hilih, biasanya juga banyak tugas lo bodoamat. baru minggu ini aja lo sok menyibukkan diri."

"lagi galau tuh, no. lo ngerti kek." sahut yeonjun.

"oh iya, galau soalnya nggak dapat semangat dari ayang."

"hahahaha..." tawa mereka berdua meledak. mengabaikan wajah keruh jake yang kini beralih menggulir matanya malas.

"nggak jelas!" ketus jake.

heeseung hanya menggeleng kecil. meletakkan toples biskuit di meja lalu ikut duduk di kursi kosong sebelah jake sambil makan mi nya, "lo putus sama sunghoon, jek?"

"udah lama kali, bang. kemana aja lo?"

"mereka kan mantan zone, cung." yeonjun sok tau, "kalau jadi gue sakit banget tuh, cung. dikasih harapan sama ayang tapi nggak di tembak-tembak."

jake tambah merengut atas kalimat kompor yang keluar dari bibir yeonjun. mendelik sinis, ia bisa lihat wajah si tertua itu yang mengejek padanya. bodo ah, dia kembali lagi pada lembaran tugasnya yang masih menumpuk.

"udahlah bang, jangan godain anak kecil." lerai heeseung sebelum keributan terjadi, "btw tumben lo nugas juga, bang? semester akhir masih ada tugas ya?"

"nyicil skripsi anjir. udah diancam sama bokap gue kalau tahun ini nggak ikut yudisium gue mau dikawinin."

"haha mampus! makanya jangan ngewe mulu, gelar lo di depan keburu lari tuh, bang!" ejek jake.

"nggak apa-apa kali, kak." ucap sunoo, "kampus kita jadi kaya karena donatur akademik kayak bang yeonjun gini." ejeknya.

"yeu anjir! ini aja gue bingung mau ngetik darimana. bantuin cari judul dong!"

"baru mau ngetik judul? serius?"

"hooh."

benar-benar. jake tak habis pikir dengan kelakuan seniornya ini. sudah berapa semester tuh molor, hingga baru ngetik skripsi saat mungkin teman seangkatannya sudah sibuk dengan dunia kerja. cara kerja orang berduit memang beda.

"gue udah ada judul sih, studi etnografi penggunaan media sosial twitter oleh buzzer pada pemilu tahun 2019. relate banget sama penelitian gue, tapi gue nggak yakin." yeonjun tampak berpikir.

"loh kenapa? bagus itu bisa jadi bahan evaluasi publik." sela heeseung.

namun yeonjun menggeleng, "nggak berani cung gue, menyinggung nama makhluk tuhan yang paling suci. tau-tau entar gue di borgol lagi, bukannya wisuda malah masuk penjara."

"yaelah, bang. ngapain takut sama-sama makan mi goreng. mahasiswa ilkom masa takut bersuara sih ntar kalau lo kerja di dunia media gimana? masa mau menyuarakan kebohongan dan menyembunyikan fakta. menyalahi aturan dunia media aja lo." ujar sunoo tak kalah kompor.

pengabdi mantan | sungjakeWhere stories live. Discover now