AB&GP|14

7.5K 528 22
                                    

"Nih makan sampai puas katanya mulut lo sepet kan?" Celine memasuki kamar dengan membawa serta sebuah toples besar berisi gula di tangannya. Dia meletakkan toples tersebut di atas nakas sebelah ranjang.

Gara yang tengah goleran di kasur sembari menjadikan perut dan dadanya sebagai tempat tidur Agatha hanya berdecak. "Lo mau buat gue cepet mati ya, Yang?" Gara menyahut sinis. "Udah tau Mama gue penderita diabetes, tapi lo malah mau cekokin gue dengan gula sebanyak itu. Jahat banget, sumpah."

"Kenapa nggak langsung kasih gue sianida atau arsenik aja? Biar langsung bablas gitu," sambung Gara.

"Sekarang ngerti kan? Udah tau berkemungkinan punya penyakit diabetes terus kenapa masih ngehisap benda itu lagi?"

Entah kenapa mendengar ucapan Celine membuat wajah Gara berbinar cerah. "Jadi lo ngelarang gue, karena khawatir, Cel?"

Celine memutar bola matanya malas. Dia membungkuk di depan Gara bermaksud mendandani wajah Agatha. Namun tindakannya itu justru membuat Gara dengan jelas bisa melihat dua gundukan yang tersembunyi di balik gaun seksi yang dikenakan wanita itu.

Kilasan memori tadi malam berputar di otak Gara. Dia mendesah frustasi. Celine benar-benar sangat niat dalam memberikan dirinya pelajaran. Wanita itu menyiksa Gara semalaman penuh. Dia memakai dress tidur yang super duper pendek dan menggoda untuk membuat Gara tersiksa. Benar-benar sialan!

"Cel, jalan-jalan yuk," ajak Gara mengalihkan perhatiannya. Dia takut tidak bisa mengontrol nafsunya. Maklum, imannya ini sangat lemah jika dihadapkan dengan Celine yang berpenampilan terbuka.

"Nge-mall bertiga. Tata kita dorong pakek troli-- eh kok troli maksud gue stroller. Biar kayak selebgram atau seleb-seleb yang ada di tiktok itu," lanjut Gara. Dia membenarkan posisinya menjadi duduk bersandar.

"Kurang kerjaan banget," celetuk Celine acuh tak acuh. Dia kembali menegakkan tubuhnya.

"Kurang kerjaan?" tanya Gara tak habis pikir.

"Gue bukan pengangguran kayak lo."

"Memangnya gue pengangguran?" Gara berdecih. "Gue juga bukan pengangguran, tapi bos! Gue punya banyak karyawan."

"Tetep aja. Gue nggak mau."

"Ayolah Cel. Mumpung lagi weekend kita jalan. Family time. Jarang-jarang kita punya waktu bertiga kan?" bujuk Gara tak menyerah. "Manjain diri lo sendiri, gue yang bayarin deh. Apapun itu. Lo mau shopping, nyalon, pergi ke spa buat treatment, massage, facial, body scrub atau manicure pedicure. Today is your time, Cel. Gue bakal manjain lo hari ini," Gara berkata panjang lebar.

"Kok lo tau begituan, Gar?" Celine menoleh cepat. Dia sedikit heran.

Gara tertawa kecil. Dia menciumi seluruh wajah Tata sebelum akhirnya kembali mengalihkan perhatiannya pada Celine. "Waktu masih bujangan gue sering nemenin Mama pergi ke spa. Kadang gue juga ikut treatment malah."

"Beneran?"

"Lihat wajah gue dulu dong." Gara menunjuk wajahnya yang putih bersih dan juga tampan. "Gue emang udah good looking dari lahir, tapi apa lo pikir kalo udah good looking nggak perlu perawatan?"

"Gue juga perlu perawatan kali biar tambah kece badai," imbuh Gara dengan nada sombong andalannya. "Hasilnya lihat kan? Lo jadi kesengsem sama gue."

"Pede!" Celine mengesah mendengar rentetan-rentetan kalimat penuh percaya diri suaminya.

Annoying Boy & Good PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang