lima

4.3K 449 24
                                    

Jarum jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, dimana itu adalah jam pulang anak sekolah. Dan sekarang sudah waktunya para murid SMA Bimasakti Husada pulang meninggalkan penjara kehidupan bagi mereka.

Seorang gadis cantik tengah tersenyum menatap jam dinding di depan kelasnya dengan muka berseri-seri. Akhirnya ia bisa terbebas dari belenggu penyiksaan yang sangat ia benci itu.

Glara, nama gadis cantik itu. Gadis yang memiliki mata indah teduh nan tenang bagi siapa yang menatapnya. Glara adalah seorang murid kelas 11 SMA Bimasakti Husada. Orang-orang biasa menyingkatnya dengan sebutan SMA BH. Bahkan singkatan itu sudah terkenal sampai di telinga sekolah lain.

Banyak prestasi yang di ukir oleh murid-murid SMA Bimasakti Husada hingga membuat sekolah itu terkenal dimana-mana. Dan lagi, karena singkatan sekolah itu yang sedikit ambigu membuat sekolah lain mengenalnya begitu cepat.

Glara sangat bangga karena bisa menjadi salah satu murid di sekolah ini. Dan satu yang Glara sangat banggakan menjadi murid SMA BH ini, yeah benar! Dia satu sekolah dengan laki-laki yang ia temui dua tahun yang lalu.

"Ra! Mau pulang gak?" Itu adalah suara milik sahabatnya, Qirani. Gadis dengan rambut pendek yang memiliki gaya seperti seperti seorang laki-laki.

Glara menggeleng. "Bentar dulu, Qi. Gue mau ke ruang musik dulu. Nemuin Chiel. Lo duluan aja."

"Beneran nih gak mau bareng aja? Nanti kalau Chiel gak di ruang musik gimana?" Tanya Qirani mengkhawatirkan perempuan itu.

"Gak Qirani. Tadi Chiel udah chat katanya suruh ke ruang musik nemenin dia latihan. Ini makanya mau ke sana."

"Mau dianter gak?" Bukan apa-apa, khawatir iya jelas, tapi Qirani ada maksud lain dengan tawarannya ini. Ia pernah diberi perintah kepada Chiel untuk menjaga Glara jika gadis itu tidak ada di sisinya. Bahasa kasarnya, Chiel menyuruh Qirani untuk menjadi bodyguard gadis kecilnya.

"Gak usah. Lo mending pulang aja, kasihan pak supir udah nungguin di depan gerbang. Nanti gue kesana sendiri gapapa. Kan ruang musik yang biasa buat Chiel latihan sama teman-temannya kan deket. Jadi gapapa, santai aja," jelas Glara yang membuat Qirani menghela nafas pasrah.

"Iyaudah kalau gitu mah. Gue duluan ya, Ra. Hati-hati kalau jalan. Jangan ngelamun sama ngehalu!"

"Siap Bu Qiranti!"

"Qirani, Gaara!"

"Nama suami gue lu sebut-sebut."

"Oh? Jadi Chiel atau Gaara ni? Kok Chiel di duain sama karakter gepeng?"

Glara tertawa kecil. "Chiel tidak perlu, Husbu nomor satu!"

"Ngomong sendiri atau gue bilangin orangnya nih?"

Glara melempar buku kecil kearah Qirani yang berada di ujung kelas, tempat duduk gadis itu."Sialan! Sana lo cabut. Di tungguin tuh sama supir lo."

"Iya udah iya, yang udah sold out mah beda ya," sindir Qirani dan berlari begitu saja.

Sedangkan Glara hanya tertawa renyah karena sahabatnya yang satu itu.

Sedikit informasi, Glara dan Qirani adalah sahabat dari sekolah dasar hingga sekarang. Mamah Qirani dan Glara adalah teman satu SMA dahulu. Makanya persahabatan gadis itu bisa awet sampai saat ini.

Setelah mengambil buku kecil yang Glara gunakan untuk melempar Qirani tadi, ia berjalan keluar kelas untuk menuju ruang musik yang biasanya digunakan untuk latihan Chiel dan teman-temannya.

Ketika Glara semakin dekat dengan ruang musik, semakin terdengar pula alunan alat musik yang sedang di mainkan oleh teman-teman Chiel.

Tanpa mengetuk ataupun memberi salam, Glara menyerobot masuk dan duduk di sofa yang berada di sebelah kiri ruang musik tersebut.

CHIELANANTA (ON-GOING)Where stories live. Discover now