Bagian 20

859 55 2
                                    

Bab 20

Hari pertemuan antara Ara dan kedua orang tua Kang-Dae pun datang. Beberapa tamu dari kalangan para konglomerat juga sudah tampak hadir memenuhi acara pesta yang diselenggarakan perusahaan Kang-Dae.

Kang-Dae lebih dulu mempertemukan Ara dengan ibunya sebelum mengajaknya pergi ke pesta. Song He, dia tidak datang bersama sang suami, melainkan diantar sopir pribadinya.

Saat Ara keluar dari kamar, Song He nampak terpesona. Melihat bagaimana rupa Ara yang penuh kelembutan, membuatnya lupa bahwa harusnya ia segera mengintimidasi dengan berbagai pertanyaan untuk Ara. Namun, hanya dengan senyum malu-malu yang Ara berikan, berhasil meluluhkan hati Song He.

"Kau cantik, Sayang," puji Song He seraya mengusap pundak Ara. "Terimakasih sudah mau bersama Kang-Dae."

Senyum Ara semakin mengembang. Rasa gugup dan takut yang sempat mengganggu, perlahan memudar dengan sikap Song He yang begitu keibuan. Ya. Ara rindu sosok ibu.

"Kalian sudah siap?" Kang-Dae muncul dengan setelah tuxedo.

Tampan. Itu yang Ara ucapkan dalam hati. Sungguh Kang-Dae sangat sempurna. Keduanya sempat tertegun sebelum akhirnya saling buang muka saat Song He berdehem. Salah tingkah pun terlihat pada keduanya.

Di tempat acara, suasana pesta mulai ramai. Para tamu undangan hampir 90 persen sudah hadir semua. Di sebuah aula perusahaan yang luas itulah pesta diselenggarakan.

"Kau hadir bukan karena ingin melihat Ara kan?" sinis Chun Ae. Ia berjalan masuk melalui lorong sambil menggandeng tangan Lee.

"Aku datang karena ini perusahaan bosku," tekan Lee. Lee tidak mau hanya karena ada perdebatan kecil membuat acara kacau.

Apa yang dipertanyakan Chun Ae tidak sepenuhnya salah. Sejujurnya Lee berharap bisa bertemu dan kembali bicara dengan Ara. Meski surat cerai sudah dilayangkan dan resmi, tapi nyatanya pihak Lee tidak menyutujui hal itu.

Lalu apa gunanya?

Mereka berdua sampai di ruang pesta. Suasana tentu sudah sangat ramai. Ada yang berdiri sembari mengobrol, ada juga yang tengah duduk seraya bercengkerama membahas bisnis. Terkadang, uang memang segalanya untuk para pesohor.

"Pestanya sangat ramai," celetuk Ara sambil menyapu pandangan mencari bangku kosong. "Kita duduk di sana," lanjutnya sambil menunjuk sebuah bangku kosong di dekat ball room.

Mereka berjalan melewati beberapa tamu undangan sebelum sampai di di sana.

"Ough!" pekik Chun Ae tiba-tiba.

Tidak sengaja seseorang menabrak Chun Ae hingga membuatnya sedikit terlepas dari lengan Lee.

"Kau?"

"Kau?"

Mereka sama-sama terkejut. Ternyata Ramon ikut hadir bersama Sora. Keempatnya nanpak terkejut. Chun Ae tidak mengira kalau sekarang Ramon menjalin hubungan dengan aktris terkenal. Sementara Lee yang tidak begitu mengenal Ramon hanya tersenyum pada Sora saja. Yang Lee tahu, Ramon adalah selingkuhan Sora hingga membuat hubungan sengan Kang-Dae kandas.

"Maaf, kami tidak sengaja," kata Lee. Biar bagainapun juga, Sora adalah mantan suami bosnya.

"Tidak apa," jawab Sora acuh. Sora segera menarik lengan Ramon.

"Jadi mantan kekasihmu itu bawahan Kang-Dae?" tanya Sora saat sudah duduk.

Ramon ikut duduk. "Aku baru tahu dia bawahan Kang-Dae.

Sora berdecak. "Jadi ... kau tidak tahu siapa kekasih Kang-Dae saat ini?"

Ramon menggeleng. "Untuk apa aku tahu? Tidak penting untukku."

"Oh ya?"

Ramon mengerutkan dahi saat Sora bersikap aneh. "Kenapa?" tanyanya.

"Dia adalah mantan istri suami mantan kekasihmu itu," jelas Sora. "Oh astaga! Ini terlihat seperti sebuah drama. Ck!"

"Kau yakin?" Ramon menatap Sora.

Sora menatap jengah. "Lihat saja nanti. Pesta ini mungkin diselenggarakan sekaligus untuk meresmikan hubungan Kang-Dae dan kekasihnya."

"Sebenarnya kita tidak perlu datang. Aku takut kita hanya mendapat gunjingan di sini."

"Mana mungkin. Tentang gosip, itu sudah biasa karena aku seorang bintang film." Sora menunjuk ke arah Ramon. "Dan aku datang karena produser filmku hadir."

"Sepatutnya kau bersyukur karena scandal yang kita lakukan tidak membuatmu kehilangan popularitas." Ramon mendecih seolah sedang menyindir.

"Itulah hebatnya aku," sahut Sora santai.

Tidak lama kemudian, obrolan mereka terhenti saat keluarga penyelenggara datang. Beberapa pengawal lebih dulu berjalan di depan untuk melonggarkan jalan. Berikutnya, disusul oleh tiga orang yang tak lain adalah Kang-Dae, Go Ara dan Song He. Mereka bertiga berjalan dengan elegan diiringi dua pengawak pribadi yang tak lain Rwy dan Myung.

Para tamu undangan pun segera menyambut dengan tepuk tangan. Tentu karena mereka semua sudah tidak sabar mendengar kabar baik tentang hubungan Kang-Dae dan kekasih barunya.

"Itukah tunangannya?" bisik salah satu tamu yang hadir.

"Dia sangat cantik."

Beberapa mereka yang menggunjing lebih sering bicara mengenai kekaguman pada pasangan itu.

"Kau sedang tidak cemburu kan?" Chun Ae menyikut lengan Lee yang tengah tertegun memandangi Ara.

Lee sangat terpesona. Sungguh. Mantan istrinya itu sangatlah cantik. Tidak ada cacat sedikitpun dalam tatapan Lee saat ini.

"Kau tidak menjawabku," dengkus Chun Ae. "Jangan bilang kau sedang terpesona padanya."

"Memang," jawab Lee cepat. Lee memutar pandangan menatap sang istri. "Sudah aku katakan aku masih mencintainya kan? Aku masih belum rela dia pergi."

Huh!

Chun Ae membanting tas dan meninggalkannya di atas meja. Ia menaikkan dressnya lebih tinggi kemudian melenggak pergi.

"Mau kemana?" cegah Lee.

"Aku mau ke toilet. Aku benci melihatmu yang masih terus mengaguminya. Harusnya kau tahu perasaanku saat ini." Chun Ae melepaskan diri dari genggaman Lee.

Lee hanya menghela napas dan membiarkan Chun Ae pergi. Jika wanita itu merajuk, nanti dia akan kembali sendiri. Itu yang Lee pahami selama ini.

"Kau mau kemana?" pekik Sora tiba-tiba. Ia meraik tangan Ramon sebelum beranjak pergi. "Jangan bilang kau mau menyusul wanita itu!"

Ramon mendesah berat. Sedari tadi memang mereka berdua sedang mengamati Lee dan Chun Ae yang berdebat. Jika tamu lain terfokus dengan Tuan Rumah, mereka justru memandangi orang lain yang harusnya tidak penting dalam acara ini.

"Hanya sebentar saja," kata Ramon seraya melepas tangan dengan pelan. "Aku tidak peduli dengan wanita itu, aku hanya peduli dengan bayi yang dikandungnya."

Sora mengalah dan membiarkan Ramon pergi.
***

Suami Idaman (TAMAT)Where stories live. Discover now