Bab 15

4.5K 601 3
                                    

Double up!!!

Happy readingg<3

•••

Regan dan Darrien benar-benar sudah mencapai batas mereka. Orc besar itu masih belum tumbang sedikitpun dan belum lagi mereka berdua tidak tahu bagaimana dengan keadaan Aria, Cley dan Raphael.

Dengan sisa tenaga mereka, mereka berdua mencoba untuk menyerang Orc itu bersamaan dan masih saja Orc besar itu semakin susah di serang ditambah lagi Orc besar itu membuat perisai dan kapak sebagai senjata Orc itu.

Darrien dan Regan menyerang bersamaan ke arah lengan sang Orc, tetapi mereka sangat terlambat dan Orc besar itu berhasil menghempaskan tubuh mereka ke tanah dan dengan kapak besar yang berada di tangan Orc itu menyerang Darrien dan Regan. Mereka berdua tidak dapat menghindar serangan itu dan–

Sratt–
Crasszzhhh—

Suara seperti aliran listrik itu membuat lengan Orc sebelah kanan yang memegang kapak besar itu terputus dengan sempurna. Bahkan lengan Orc itu tidak dapat beregenerasi kembali. Tak lama suara teriakkan Aria terdengar di telinga mereka berdua.

"Kak Regan, Kak Darrien apakah kalian baik-baik saja?" Tanya Aria

"Ya, kami baik-baik saja" jawab Regan sambil tersenyum lembut ke sang adik.

"Tapi, apa itu tadi?" Tanya Darrien

"Ee– itu, seseorang membantu kita untuk mengalahkan Orc besar itu" jawab Raphael sedikit terbata dan membopong Darrien yang sudah terluka cukup parah ke tempat yang lebih aman.

[Flashback]
Saat Raphael menyuruh Cley untuk melepaskan aliran mana nya sebuah petir menyambar dengan kuat bahkan itu membuat Raphael harus melindungi dirinya dan Aria dengan sihir pelindung yang berbentuk dinding tembus pandang. Mereka berdua sangat kaget dengan kejadian itu, padahal saat Raphael mengalami kejadian yang sama, bahkan tidak sedahsyat itu.

Setelah petir itu menyambar kuat Raphael dan Aria mencoba mendekati Cley yang ditutupi oleh kabut yang terbentuk dari debu tanah yang berterbangan sangat banyak. Raphael mengeluarkan sihir angin yang dimilikinya untuk menghapus kabut dari sekitaran Cley.

"Cley, apakah kau baik-baik saja?" Tanya Aria

Hening.

Tidak ada jawaban dari Cley, sehingga sebuah tangan menarik Aria dibalik kabut itu. Raphael yang panik karena dengan tiba-tiba Aria menghilang langsung mengeluarkan sihir anginnya dengan lebih besar hingga kabut pun hilang seketika.

Disana, Aria sedang memeluk Cley yang masih kesakitan karena ia melepaskan mana yang ia tahn dengan dahsyat.

"Kau baik-baik saja Cley?" Kali ini Raphael yang menanyakan keadaan Cley.

Cley mengangguk lemah di pelukan kak Aria, sekarang yang Cley butuhkan hanyalah istirahat sebentar. Mereka berdua menunggu Cley memulihkan tubuhnya yang masih lemah.

Setelah beberapa saat Cley sudah kembali pulih dan ia meminta agar Aria dan Raphael untuk tidak memberitahukan apa yang telah terjadi padanya. Karena jika mereka tahu Cley mempunyai kekuatan mana yang kuat Cley tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Kak, Raph, aku mohon pada kalian berdua untuk merahasiakan kejadian ini, Dan aku akan membantu Kak Darrien dan Regan untuk mengalahkan Orc besar itu"

"Baiklah Cley hati-hati" ucap Aria.

Saat Cley ingin pergi Raphael mencegahnya dan memberikan Cley sebuah kain.

"Untuk apa kain ini?" Tanya Cley

"Kau ingin identitas dirimu ketahuan, huh? Lagipula kan kau yang minta merahasiakan kekuatanmu itu kain ini untuk menutupi wajahmu agar tidak terlihat oleh Kak Darrien dan Pangeran Regan" jelas Raphael

Cley mengangguk tanda mengerti dan mulai pergi untuk mengalahkan Orc besar itu.

"Sebelum kau sampai didekat Orc itu buatlah kabut seperti tadi agar kau tidak terlalu terlihat Cley!!" Teriak Raphael lagi untuk berjaga-jaga saja jika Darrien dan Regan bisa mengenali siluet Cley.

Cley mengacungkan jempolnya pertanda mengerti dan mereka berpisah di antara pohon-pohon hutan itu.

•••

Ctarr–
Bzzttztt—

Suara petir dan aliran listrik masih menggema disekitar mereka tetapi mereka tidak dapat melihat kejadian itu. Karena banyak debu dan tanah yang berhamburan di udara hingga membuat kabut yang sangat tebal. Sehingga mereka hanya dapat samar-samar siluet seseorang yang menyerang Orc besar itu secara membabi buta.

Raphael mengamati Cley dari jauh jika saja Cley butuh bantuan maka ia akan langsung membantunya.

Kedua tangan Orc itu sudah terputus karena serangan Cley, bahkan Orc itu sudah ambruk ke tanah dan mengakibatkan sedikit guncangan karena salah satu kaki Orc itu sudah terlepas dari tempatnya. Saat serangan terakhir Cley, para rombongan Raja dan Duke serta para ksatria bahkan juga penyihir tingkat tinggi yang di panggil oleh Raja sampai dan disaat bersamaan

Ctarr–
Duaarr–

Suara petir yang dua kali lipat dahsyatnya bahkan mengakibatkan angin kencang yang semakin membuat debu dari tanah berterbangan. Dan mereka semua tidak dapat melihat ke depan karena banyak sekali debu yang menutupi wajah mereka. Para penyihir itu langsung mengeluarkan sihir angin mereka agar tanah yang berterbangan tidak melukai mereka semua.

Cley menyerang Orc besar itu dengan petir yang ia keluarkan dari mana nya ia tak tahu jika mana yang ia punya bisa mengeluarkan sihir petir yang sangat dahsyat bahkan sihir miliknya setara dengan 10 orang penyihir tingkat tinggi. Karena Cley mendengar kegaduhan bahwa sang Raja dan juga Duke Felix ayahnya datang ia langsung memenggal kepala Orc itu dan pergi begitu saja agar tidak ketahuan yang membantu Darrien dan Regan adalah dirinya. Ia juga tidak mau jika ada yang mengetahui kekuatan besarnya selain Raphael, Aria dan Clarie kakanya. Untuk sekarang Clarie belum mengetahuinya mungkin nanti ia akan memberitahukan kakak tersayangnya itu pikir Cley dan langsung bersembunyi dibalik pohon-pohon di hutan.

Cley meninggalkan Orc besar itu dengan keadaan kepala terpenggal dan tubuhnya hampir gosong karena sambaran petir milik Cley. Yang tidak diketahui oleh Cley seseorang diantara mereka telah terlebih dahulu mengetahui jika Cley memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.

•••

26 desember 2021

A Savior VillainWhere stories live. Discover now