Bagian 20

240 46 2
                                    

Aenlee memberikan dokumennya pada Jake yang duduk di sebelahnya karena sebentar lagi gilirannya untuk menjelaskan. Ini meeting pertama Aenlee sebagai sekretaris, tadi pagi sempat ricuh sekali karena asisten Han melupakan satu lembar dokumennya.

Tapi untungnya Jake bisa bersabar dan menenangkan suasana. Aenlee juga langsung membantu wanita itu karena dia terlihat sangat takut sekali, mungkin karena takut tuannya marah besar.

Memperhatikan sang kakak presentasi di depan itu membuat Aenlee tersenyum lama sekali, sampai pipinya sakit. Di sini banyak orang penting dan kaya pastinya, Aenlee sempat terkejut karena mengenal beberapa dari orang tersebut.

Setelah meeting selesai, mereka keluar dari ruangan untuk menuju gedung acara. Selain meeting, hari ini Jake punya acara minum bersama dengan CEO perusahaan di dekat sini.

"Presentasi mu bagus sekali aku tadi belum baca semua dokumennya jadi nggak tau," ujar Aenlee mengobrol dengan sang kakak sambil berjalan.

Jake merangkul pinggang Aenlee supaya jarak mereka mendekat, "Kamu juga lakukan yang terbaik, aku bangga padamu."

Gadis itu tertawa malu. Rasanya masih lancar-lancar saja saat ini. Meeting, bertemu CEO terkenal, acara minum bersama manajer perusahaan, dan pertemuan-pertemuan penting lainnya yang sama sekali belum pernah Aenlee hadiri, pun di posisi itu sendiri.

Tapi setelah mereka sampai di acara selanjutnya, ada sedikit masalah.

Jake bilang bahwa Aenlee bisa memilih untuk diam di mobil atau ikut. Karena katanya, CEO perusahaan ini licik, dia seorang wanita. Dan pasti Aenlee akan di tanya hal diluar pekerjaan. Jake tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Aenlee masih memikirkannya sampai mereka ada di lokasi.

"Nggak usah di paksakan, kalau kamu diam disini, aku akan bersama asisten Han saja," ujar sang kakak dan akan segera keluar.

Aenlee dengan cepat menahan tangannya, "Aku sudah bilang pada kakak untuk nggak meninggalkan ku lagi, kan. Jadi, aku akan tetap ikut bersamamu."



"Nona, manajer dari perusahaan LCompany sudah datang," ujar sang pelayan membuka sedikit pintunya.

Aenlee jadi gugup, sebenarnya seperti apa wanita itu sampai kakaknya memberikan pilihan untuk ikut atau tidak? Aenlee jadi bertengkar dengan pikirannya sendiri.

Pintunya di bukakan. Rupanya itu hanya ruangan biasa. Tidak terlalu luas ataupun terlalu sempit, tapi sudah di sediakan meja bundar dengan dua gelas di atasnya. Dan ada wanita yang sudah duduk duluan, di kursi tengah sana. Sepertinya itu dia. Aenlee ikut membungkuk saat sang kakak membungkuk.

"James Lee, akhirnya kamu menerima undangan ku," ujar wanita itu.

Jake tersenyum kecil, "Sebuah kehormatan, nona Na," balasnya dan di arahkan ke tempat duduk bersama Aenlee.

Aenlee sedang memproses wajah wanita itu, dia mengenalnya. Dan sepertinya dugaannya benar. Itu Na Serim. Beberapa tahun lalu sempat tersebar sebuah artikel bahwa dia mencoba mengkhianati CEO dari perusahaan Seon Company.

"Kamu datang bukan dengan asisten Han."

"Ah," Jake menoleh ke arah sang adik sebentar, "Ini sekretaris ku."

Serim tersenyum pada Aenlee, dia meneguk wine nya sebelum bicara, "Sekretaris, atau seorang barista, tepatnya?"

Aenlee berhasil di buat terkejut, dia lupa kalau dirinya sempat muncul di TV karena lomba cocktail di Seon Company. Pasti wanita itu menontonnya juga, atau mungkin hadir tetapi Aenlee tidak melihatnya, "Sebelumnya aku memang seorang barista, tapi aku memilih bekerja untuk tuan Lee."

Keep it DISGUISE [✓]Where stories live. Discover now