part 6

207 26 0
                                    


"Meong?"

Elang speechless, sedangkan Yul masih asyik mengigit kakinya.

"Ugh ini pasti mimpi!" Elang memukul burungnya keras-keras. "Arghh nyeri!" jerit pria bersurai pirang itu histeris. Bocah kecil yang mengigit kakinya spontan mundur, mengira Elang marah karena dia gigit.

Yul melindungi kepalanya. "Pwa pwa jangan pukul!" Bocah dengan iris oranye itu lantas meringkuk ketakutan. Elang menghela nafas pelan. Mulai luluh melihat betapa lucunya Yul.

"Lo anak siapa sih?" Elang menarik ekor Tuyul heran. "Anak kuntilanak pohon beringin, anak kucing, apa anak manusia?!"

"Anak pwa pwa!" Yul menjawab girang, hingga dua bola matanya bersinar terang.

Elang memang sempat kaget, tapi dia tidak sepanik itu. Karena, Elang memang suka menonton film fantasi. Dia pernah berdoa agar ada wanita kucing yang imut datang ke kamarnya. Sumpah, Elang tidak pernah meminta Tuyul blasteran kucing pada Tuhan.

"Hadeeh, mana ada lo anak gua. Gua gak pernah rusak cewek, kalo sabun mah ... banyak xixixi." Elang tergelak sendiri .Menarik-narik ekor tuyul lebih tinggi, hingga bocah itu mengelantung dengan kepala di bawah dan kaki di atas. Mendengar tawa Elang, Yul juga ikut tertawa.

"Anak pwa pwa!" Tuyul bersikeras.

"Gua gak bisa lahirin anak, yakali lo keluar dari lubang pantat," kata Elang.

"Anak pwa pwa, Yul punya ekor kayak punya papa. Berarti, Yul anak papa!" Bocah itu bertepuk tangan. Elang menggeleng mendengar penuturan tak masuk akal itu.

"Gak gitu konsepnya Yul, Tuyul!"

Pria itu memutar-mutar badan Tuyul yang masih mengantung di udara. Mengamati ekor putih Tuyul yang lembut, jari bocah itu yang di tumbuhi cakar. Juga, taring di sudut atas bibirnya.

"Lo gak berubah jadi kucing abis makan whiskas kan?"

Tuyul menggeleng. Anak itu memejamkan matanya, tenang. Seperti sedang terlelap. Elang menarik ekornya kencang. Mensejajarkan wajah Tuyul ke depan mukanya.

"Lo mati, Yul?"  tanya Elang panik.

Saat Tuyul membuka kembali matanya, iris si bocah berubah menjadi biru muda, sangat indah.

Plop!

Sebuah telinga panjang berbulu muncul di sudut kepalanya. Elang yang kaget segera membanting Tuyul. Bocah mungil itu dapat mendarat dengan selamat, hanya saja keningnya terbentur kaki meja.

"Awww cakit pwa pwa bacot!"

Hanya semalam, Elang benar benar sudah banyak memengaruhi bocah kecil itu.

***

Tadinya, Elang berencana ingin meletakan Tuyul di suatu tempat sepi lalu pergi. Atau menyerahkannya ke kantor polisi, karena dia yakin kini Elang tidak lagi di cari. Bahkan, kasus penusukan yang terjadi pada musuhnya sama sekali tidak bocor ke media. Sehebat itu memang pengaruh ayah Viona.

Tapi ..., saat melihat bahwa Tuyul bukan manusia biasa, Elang perlahan menyerah. Jika dia membiarkan Tuyul jatuh ke tangan orang lain, bisa jadi bocah kecil itu di jadikan objek penelitian, atau di bunuh karena kehadirannya di takutkan bisa mengancam manusia. Elang tidak mau itu terjadi, karena semua ini memang salahnya.

Andai, malam itu dia tidak membawa Tuyul ke rumahnya. Mungkin, saat ini Tuyul bisa bahagia bersama sang ibu. Jadi, Elang bertekad akan mengurus bocah kecil itu sampai Elang bisa mempertemukan Yul dengan keluarganya

"Pwa, pwa!" Yul bertepuk tangan, bocah kecil itu memakai semvak Elang yang sudah kecil.

Elang mengulum senyum, pria itu bergegas ke depan nakas dan memoles Yul dengan bedak.

"Nah, kalo gini kan mirip Tuyul beneran!" Elang terkikik, Yul cukup menggemaskan dengan outfit semvak dan bedak tebal. "Pake semvak dulu, gua gak punya baju bayi. Setidaknya, pan ekor lo gak gundal-gandol."

Yul memeluk tangan Elang, pria bersurai pirang itu lantas mengangkat badan mungil Yul dan menaruh bocah itu di atas kasur. Dengan cekatan Elang membungkus badan Yul dengan selimut.

"Ayo, kita belanja!"

"Yooo pwa pwa bacot!"

Senyum Elang seketika pudar. Ugh, dasar Yul menyebalkan!

"Gak boleh gitu Yul, kalo sama gua. Lo harus bilang ; Elang baik, pintar, tampan, dan rupawan."

Yul menganguk seolah mengerti. "Otwe pwa pwa bacot!"

Dahlah, Elang capek!

___

LITLE PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang