part 8

176 30 0
                                    


Elang yang tadi pamit sebentar untuk menaruh barang belanjaanya di buat melongo oleh tingkah Raizel. Bocah bersurai pirang itu sedang berjongkok di sisi gadis mungil yang tengah terisak.

"Jangan angis goblock!" Raizel menyentil kening gadis kecil itu, membuatnya semakin menangis histeris. Elang menghela nafas, pria itu yakin Raizel sedang mencoba menghibur si gadis. Tapi, caranya salah.

"Yul, kalo cewek nangis itu di bujuk," ujar Elang. "Kamu kenapa?" Elang berjongkok di depan si gadis kecil.

Si gadis berkucir dua itu masih sesegukan, matanya yang bulat menatap Elang dengan nanar. "Baju aku basah, sama dia!" adunya manja.

Elang sadar bahwa drees marron yang di kenakan sang bocah penuh oleh susu cokelat yang tadi di pegang Raizel. Dengan lembut, Elang memangku si bocah. "Nama lo siapa dik?"

"Nala."

Melihat bagaimana cara Elang memperlakukan gadis kecil yang baru ditemuinya. Raizel melipat bibirnya kesal, dia cemburu!

"Pwa pwa, gendong!" pinta Raizel.

"Hadeeh jangan manja deh," kata Elang. "Butiknya di depan, ayo jalan, sekalian Nara juga kita beliin baju baru. Kasihan dia, nanti masuk angin," jelas Elang.

Raizel menekuk dagu, matanya berkaca-kaca. "Ala goblock beyani yah kammwu lebut pwa pwa aku!"

***

"Pwa pwa!"

"Ahjussi!"

"Pwa pwa!"

"Ahjussi!"

Dua bocah itu masih berteriak-teriak heboh, berusaha mendapatkan perhatian Elang. Pria itu memejamkan matanya, lalu menghela nafas pelan.

"Pwa pwa, pwa pwa! Ahjusshi-ahjussi, pejus kali!" teriaknya Dua bocah tadi mematung, Raizel menjatuhkan bra yang tadi di ambilnya dari kotak diskonan karena kaget. Nara berhenti dari kegiatannya mengigit celana dalam pria.

"Sabar Lang," ujar manager toko. Wanita dengan rambut di sanggul itu terkekeh kecil, agak lucu melihat langsung seorang berandalan manja depresi karena kelakuan dua tuyul.

Tanpa komando lagi, dua pelayan segera menarik tangan Nara dan Raizel ke tempat yang berbeda. Bersiap mendandani mereka.

Elang akhirnya bisa duduk dengan santai, pria itu membuka handphone-nya, menyalakan data. Dan ..., sring! Ribuan pesan datang berderet dari line, whatsapp, instagram. Kepergian Elang membuat pengaruh seheboh ini.

Elang meng klik satu grup chat yang di arsipkan.

GRUP COWOK PAKBOY XIXIXI

Wibugblk
(Elang mati, saatnya berdoa!)

Seanbinsetan
(Akhirnya, saatnya nikung bebep Yuri.)

Pesan dari Sean membuat Elang mendengus.

"Anjng!" umpatnya sebal.

"Anjing?" Raizel datang dengan tubuhnya yang sudah di balut baju casual berwarna abu-abu yang keren. "Apwa itu?"

"Artinya cantik," jawab Elang yang masih sibuk dengan hp-nya.

Nara datang dari balik bilik dengan di tuntun seorang perias, tubuhnya di balut drees berwarna merah muda yang indah, di hiasi bunga-bunga kecil di beberapa sisi, rambut gadis itu di gerai, di hias dengan salah sebuah jepit bunga. Menggemaskan!

"Cantik gak?" Nara mengulum senyum malu-malu.

Raizel bertepuk tangan riang. "Waaah, Ala telihat anjing sekali!"

Nara terdiam, matanya menatap Raizel dengan delikan sebal. "Huwaaa!"

Mampus!
Elang memijit pelipis, telinganya berdengung. Siapa yang salah? Raizel atau malah Elang?

***

GRUP COWOK PAKBOY XIXI

Elangtamvan
@Seanbinsetan bangsat!

Elang left

Ada sebuah pesan dari kontak yang menarik perhatian Elang. Pesan dari Fano.

(Lang udh jengguk Bianca?)

Elang memasukan handphonenya ke dalam saku. "Maaf, gua belum seberani  itu. Gua belum mampu lihat wajah dia yang penuh oleh gurat luka, semua salah gua bangsat!!" Elang memaki, pria itu mengusak rambut kasar.

"Bangsat?" Itu suara Nara

"Bangsat?" Satu lagi suara Tuyul.

Kedua bocah itu lalu menyerukan kata laknat itu dengan riang. Se enteng mereka menyebut merk permen, tentu saja hal itu mengundang perhatian para penghuni Mall.

"Rai bangsat," kata Nara

"Nara lebih bangsat." Rai yang tidak tahu artinya menimpali, Elang jadi pusing sendiri. Pria itu berjongkok dan menatap mata bulat Raizel dalam. Posenya seperti seorang ayah bijaksana yang akan memberikan nasihat pada anaknya.

"Jangan kayak gitu ya!" Elang mengantung ucapannya. "Jaga mulut lo, bacot banget sih jadi bocah!" Lanjutnya berteriak emosi.

Hening ... .

"BAWCOOT!" Nara bertepuk tangan. Raizel  juga, dengan kesal Elang mengangkat kerah baju mereka.

"Nyusahin kali---!"

Plak!

"Apa yang lo lakuin ke anak gua bajing**n!"

Pipi Elang berdenyut, pria itu menoleh pada sesosok laki-laki berseragam SMK yang merebut dan langsung mengendong Nara possesive.

"Kai? Nara anak lo?" Alis Elang bertaut, pria itu melupakan rasa sakit di pipinya.

"Elang, lo ngapain di sini?" Lelaki itu memekik.

Itu Kai, temannya dari jurusan kecantikan.

LITLE PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang