"WHAT THE HANK!?"
"Apa? Kak Jen sama Daddy mau nikah?" Lim bangkit dari duduknya menatap dua insan berbeda umur dihadapannya.
"Iya A, Daddy mau nikah sama Jennie. Yeay Mommy baru."
"Tapikan Dad, masa Jennie sih? Dia mantan aku loh,"
"Mulai sekarang kamu panggil aku Mommy ya sayang." ujar Jennie merangkul lengan Chae.
"What the- jadi karna itu kamu fine-fine aja pas aku putusin? Kamu selingkuh sama Daddy aku?" tanya Lim.
"Maaf Lim, tapi ternyata dari dulu aku sayang dan nganggap kamu cuma sebagai seorang anak. Gak lebih."
"S-seorang anak?"
Jennie mengangguk "dari dulu aku suka sama Daddy kamu. Tapi aku ragu, masa sih suka sama Om Chae... Tapi balik lagi, ternyata cinta itu penuh kejutan." Jennie tersenyum menatap Chae begitupun Chae menatap Jennie membuat Lim menutup matanya.
"Cukup! Aku gak bisa diginiin."
"Pokoknya Daddy mau nikahin Jennie. Mau kamu setuju atau enggak, kamu bakalan jadi anak tirinya Jennie. Titik." final Chae.
Lim mendengus, ingin menangis rasanya, orang yang dulu dia pacari ternyata lebih menyukai ayahnya. Plot twist macam apa ini?
Lim langsung ninggalin meja makan dan Chae maupun Jennie gaada yang susul dia, ya ngapain disusul yekan, Lim butuh waktu buat nerima takdir yang author kasih buat cerita mereka.
Lim banting pintu kamarnya, cari HP terus telfon Jisoo.
"Iya Halo? Luwak White coffee?"
"Jalannya sama gue nyamannya sama Daddy."
"Naon ari kamu,"
"Daddy mau nikah lagi Jis,"
"Bagus dong, kan kamu teh pernah bilang pengen mommy baru."
"Tapi masa si harus sama mantan gue segala? Gue gak bisa Jis, gue gak bisa diginiin."
"Mantan yang mana dulu nih? Kemarin kamu teh baru mutusin si Vira terus si Amel juga baru kamu putusin."
"Jennie Jis, Jennie! Mantan terindah gue."
"Indah gaakan jadi mantan. Alah siah boy,"
"Pokok ya gue gak mau Daddy nikah sama dia, gue gak terima tapi Daddy maksa."
"Yaudah atuh Lim, mungkin ini yang terbaik buat kamu, Daddy kamu pernah bilang kalo dia butuh seorang istri dan ibu yang baik buat kamu. Bukannya kamu juga bilang kalo Jennie sama Daddy kamu deket sejak kecil?"
"Tapi gue sayang Jennie."
"Keputusan ada ditangan kamu Lim, berdamai dengan masa lalu, atau terus tidak setuju hingga kamu makin sakit dari waktu ke waktu."
"Jangan bikin quotes dulu bisa gak si? Serius loh."
"Kamu fikir candaan dalam konteks apa ini huh? Mending kamu bersikap baik sama Jennie, dia tuh Mommy kamu."
Lim mendengkus mematikan sambungan telefonnya lalu berguling guling diatas kasur nangisin si Mantan terindah yang bentar lagi jadi Mommynya.
Lim haus gegara udah nangis bermenit menit, dia turun ke dapur terus ambil minum dari kulkas, tapi...
"Mhhh Mashh," Lim melirik ke dapur melihat bayangan orang ciuman bikin pengen teriak terus loncat loncat kek orang gila.
"Hueee Daddyy aku masih belum move on dari dia masa udah dinikahin aja..."

YOU ARE READING
Ahjussi Harga Mati
FanfictionTentang kisah cinta, ayah, dan anak. "Kayak tante-tante taugak?" "Ohh kalo gue kayak tante-tante selera gue juga bukan lo! tapi bapak lo! Om Chae! Kawinin akuh!" "Lim mau Mommy baru?"