Part V: The Seeds was Almost Ripe but No, It Fell

13 1 0
                                    

Dawson mengangguk paham "Apa kabar ayahmu, Earlene?"

"Sungguh baik." Earlene mengkibaskan rambutnya gerah, mendadak ia merasa tidak nyaman kembali dengan topik yang Dawson tanyakan tadi.

Dawson tersenyum senang dengan jawaban Earlene yang baik mengenai ayahnya. Ia mulai kembali pada aktifitasnya semula dan Earlene duduk di meja kerjanya. Terjadi keheningan cukup lama di antara mereka. Dawson sama sekali tidak berani untuk memulai pembicaraan dengannya, dan Earlene bukan orang yang suka memulai pembicaraan.

Ruangan kerja mereka pun masih tampak sepi karena beberapa orang belum datang termasuk Derbie. Dawson memang menganggap Derbie menyebalkan, tetapi kini ia sangat mengaharapkan wanita itu segera datang dan memecahkan kecanggungan antara dia dan Earlene.

Wanita yang diharapkan Dawson sedari tadi akhirnya menampakkan dirinya. Derbie memasuki ruangan dengan semangat dan tidak bisa berhenti tersenyum. Hal itu membuat Dawson dan Earlene yang melihat menjadi ikut tersenyum karena aura positif Derbie.

"Tunggu, apakah aku menganggu waktu kencan kalian?" Earlene dan Dawson refleks menatap satu sama lain bingung. Sedetik kemudian Dawson menjadi salah tingkah karena eyecontact dengan Earlene. Derbie tertawa puas melihat Dawson yang termakan rencana jahilnya.

Dawson mencoba menenangkan dirinya kembali sembari terus mengumpat dalam hati pada Derbie. Tawa Derbie berhenti ketika ponselnya, juga ponsel kedua temannya itu muncul notif bersamaan.

Ketiganya mematung bingung. Jacob secara tiba-tiba menyuruh mereka terjun ke TKP untuk meliput kasus pembunuhan yang terjadi di sana.

"Sekarang? Sepagi ini?" Derbie hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Dawson, dia sendiri pun tak menyangka akan mendapat kasus seperti itu sepagi ini.

Earlene dan Dawson kompak mengemas barang-barang mereka di meja yang semula dikeluarkan, kini dimasukkan kembali ke tas. "Kenapa harus kita yang disuruh? Tim kameramen baru aku doang yang datang."

Derbie melihat ke sekeliling ruangan kantor dan benar, tidak ada orang-orang yang biasanya membantu Dawson ketika meliput. Ia menggaruk kepalanya yang terasa gatal.

"A-akan kubantu," ujar Derbie ragu-ragu. Tidak hanya Dawson, Earlene pun terkejut dengan ujaran Derbie. Tidak pernah mereka lihat sekalipun Derbie terjun dalam urusan kamera. "Kalau kau mau mengajariku tentunya," lanjutnya mengerti akan tatapan Dawson dan Earlene.

Dawson tersenyum merasa sedikit lega ada yang akan membantunya. "Semoga otakmu itu bisa digunakan dengan baik sekarang." Tatapan ragu Derbie seketika berubah menjadi kesal karena Dawson. Earlene tertawa kecil dan segera merangkul Derbie untuk jalan duluan supaya tidak terjadi pukul memukul diantara dirinya dan Dawson.

Dawson pergi menyusul, ia harus mengambil beberapa baterai cadangan dan tripod kamera terlebih dahulu. Cukup sulit bagi Dawson yang pertama kalinya pergi meliput sendiri tanpa rekan-rekannya. Namun tentu ia harus segera profesional dan tetap berusaha maksimal untuk pekerjaannya.

Di sisi lain Earlene dan Derbie sedikit bingung saat sampai di parkiran. Mobil perusahaan yang seharusnya sudah siap ketika mereka sampai bawah kini masih terparkir rapih di tempatnya.

"Apa kita harus memakai mobil sendiri?" Earlene diam sebentar untuk berpikir. "Mungkin iya, ayo pakai mobilku."

Derbie menghela napas sebentar lalu akhirnya pasrah mengikuti Earlene yang berjalan ke arah mobilnya. "Tunggu!"

Mendadak Derbie dan Earlene melihat ke belakang bersamaan. Seketika dua sejoli itu terkejut melihat Jacob yang berlarian ke arah mereka. "Pakai mobil kantor saja, aku yang menyetir."

Not The Same Both [ON HOLD]Where stories live. Discover now