22

252 16 0
                                    

Dean POV

Gua dan Farel udah keluar kamar dan ada di ruang keluarga. Disini anak-anak udah pada ngumpul. Tiga Pizza ukuran extra large ada di atas karpet. Gua ambil potongan kedua pizza gua. Farel yang duduk disamping gua lakuin hal yang sama.

"So, abis makan kita mau ngapain?" Tanya Ella setelah dia minum. Kayaknya dia udah keliatan kenyang.

"Main Truth or Dare!" Celetuk Reya semangat.

"Oh iya, boleh tuh boleh." Respon Ciko sambil gigit pizza yang dia pegang.

Kevin keliatan ngangguk setuju, Ares juga. Farel nyengir dan gua akhirnya buka suara, "Boleh, tapi gua mau kita semua punya satu kata 'safe'. Gimana?"

"Setuju!"

"Oke!"

Reya dan Ella balas omongan gua bersamaan. Buat gua senyum, yang lainnya cuma ngangguk setuju.

"Ayok mulai." Ciko geser kotak pizza nya ke samping, kita akhirnya duduk melingkar. Ares ternyata ambil botol dari dapur.

Gua duduk diantara Farel dan Reya. Ciko duduk disebelah Reya. Kevin duduk disebelah Ciko. Ares duduk disebelah Kevin dan Ella duduk diantara Ares dan Farel.

Ares taro botol di tengah kita, dia miringin botol itu dan diputer. Buat kita semua jadi diem dan tatap botol itu seksama.

Ujung botolnya pun berhenti di Reya.

"Rey, Truth or Dare?" Ares nanya dengan senyum lebar dibibirnya.

Reya nyengir, "Buat permulaan, Truth."

"Panjang tapi cepet atau pendek tapi lama?"

Butuh beberapa detik buat kita semua paham, akhirnya gua dan yang lain ketawa. Ella langsung nabok palanya Ares bercanda. "Kamu tuh dasar ya." Dia ikut ketawa juga akhirnya.

Ketawa Reya masih kesisa tapi dia akhirnya jawab, "Sebenernya ukuran itu gak masalah, asal jago mainnya. Cuma kalo disuruh milih, pendek tapi lama."

Kita semua ngakak lagi, kecuali Ciko. Dia ngangguk paham, buat gua makin ngakak.

"Ko, lu aman berarti, lolos seleksi." Celetuk gua asal sambil ketawa kecil.

Ciko langsung nengok kearah gua, mukanya merah. "Apaan sih lu, kampret!" Reya juga nengok ke gua, dia diem tapi mukanya merah.

Makinnya lagi gua ngakak, yang lain juga pada ketawa. "Udah anjir, udah. Kasian itu si Reya sama Kevin mukanya udah kaya kepiting rebus." Farel akhirnya buka suara.

Kita semua pun berusaha berhenti ketawa dan bernafas normal. Reya sekarang yang puter botolnya.

Sistemnya emang setelah milih ToD, kita yang muter botol buat ngasih ToD ke orang selanjutnya. Ujung botol pun berhenti di Kevin.

"Truth or Dare, Vin?"

Kevin senyum miring, "Dare."

"Cium Dean."

What the fuck?

Nafas gua berhenti sesaat, kepala gua nengok ke Reya.

Reya cuma menyeringai kearah gua dan ngedipin matanya sebelah. Sialan. Reya kali ini beneran ngeselin. Farel pun kerasa menegang disamping gua. Dengan cepat gua nengok ke Farel, rahangnya mengeras.

"Ayo, lu mau nolak? Bisa kok. Kan lu masih punya kata safe." Kedua alis Reya naik turun.

Buat Ares dan Ella ketawa. Ciko justru diem, merhatiin Kevin dan Farel bergantian. Matanya keliatan khawatir.

H O M ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang