34

231 11 0
                                    

Kevin POV

Mata gua terbuka saat telinga gua nangkep suara alarm. Tangan gua pun merayap buat matiin alarm dari jam weker yang ada di meja nakas.

05.03

Gua kucek mata sesaat. Hela nafas panjang gua lakuin. Bibir gua senyum saat gua noleh ke samping. Dean tidur dipelukan gua, keliatan nyenyak.

Dan, kita masih telanjang di satu selimut.

Nafasnya Dean terdengar teratur. Mulutnya sedikit kebuka. Jemarinya mengepal di dada gua. Kepalanya bersender di bahu gua, deket jenjang leher gua. Salah satu kakinya naik ke paha gua.

I swear, I'm so fucking happy.

Tangan gua yang gak meluk pinggang dia bergerak perlahan ke pipinya. Mata gua gak berpaling dari dia. Jemari gua elus lembut pipinya.

Kegiatan kita semalem beneran surga dunia buat gua.

Semua adegan panas itu berputar di otak gua sekarang, buat pipi gua jadi panas seketika. Rasa panas nya menjalar ke dada, terus ke seluruh badan dan berakhir di bagian bawah.

Yeah. My dick wake up properly.

Bibir bawah gua pun gua gigit. Tangan gua yang meluk pinggangnya bergerak pelan ke bokong dia, Tangan gua yang ada di pipinya merayap lembut ke lehernya. Mata gua sekarang fokus di bibirnya Dean.

Fuck. He's so pretty. It hurts.

Dia pun mengerang kecil. Alis nya mengernyit. Tanpa gua bisa tahan dia muterin badannya ke sisi lain. Posisi dia jadi ngebelakangin gua.

Oh fucking hell. I'm lost when I see his back.

Tangan gua langsung peluk pinggang dia dari belakang. Belahan bokong indahnya bertemu penis gua. Buat gua mengerang tertahan. Bibir gua berlabuh di pangkal lehernya.

"Sayang... bangun." Bisik gua sambil ambil nafas pelan.

Tangan gua yang bebas, elus bahu dan punggungnya penuh gairah. Merayap pelan ke pinggangnya lagi. Kasih remasan kecil, buat dia melenguh tertahan. Gua pun menyeringai. Tangan gua bergerak lagi ke bawah.

'Hei.' Ucap gua dalam hati saat tangan gua bertemu penisnya yang ternyata udah setengah tegang.

Dean langsung mendesah saat jemari gua remes perlahan penisnya. Bibir gua pun sekarang udah bergerak ke daun telinganya.

"K-kevin..."

Gua terkekeh pelan. Dia bangun juga ternyata. Jemarinya langsung bergerak cengkram pergelangan tangan gua saat tangan gua mulai pompa penisnya yang udah benerang tegang.

"B-bear, stop it. We had school today." Bisik dia dengan desahan yang ditahan, karna tangan gua gak berhenti pompa penisnya. Pinggul gua bergoyang secara alami, buat penis gua bergesekan dengan bokong semoknya.

Fuck. I want inside him. Again.

"I know, love." Gua jilat telinga nya, dia langsung mengeliat. Nafasnya tersenggal. Desahan nya kedengeran ditahan banget. "Don't hold it. I want to hear your lovely voice. We're still have time."

Suara yang gua suka pun terdengar di telinga gua setelahnya. Oh god. My dick is aching.

Bibir gua merayap ke bahu nya, gigit bahu dia pelan. Desahan Dean makin gak beraturan, badannya mulai kerasa panas. Begitupun dengan gua. Penisnya udah ngeluarin pre-cum. Buat gua menyeringai lagi.

"Oh— D-daddy, please."

Shit.

Kata 'daddy' dan 'please' yang keluar dari mulut dia emang kayaknya bakal selalu buat gua jadi hilang kendali. Gua pun mengerang rendah dan kasih beberapa hickeys di jenjang lehernya. Bibir gua merayap lagi ke telinganya, lidah gua bermain disana.

H O M ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang