𝙸𝚛𝚒𝚍𝚎𝚜𝚌𝚎𝚗𝚝

>>|6|<<

Rosielyn terbangun dari tidurnya. Kini gadis itu tengah teduduk di ranjang. Ia masih belum bisa melupakan mimpinya semalam. Gadis itu bermimpi diperlakukan seperti ratu oleh pangeran tampan. Dalam mimpinya, sang pangeran berjanji akan terus melindungi Rosielyn. Rosielyn diajak berdansa dan makan malam bersama. Sungguh mimpi yang sangat indah.

"Ini mimpi terbaik yang pernah ada. Aku harap aku benar-benar memiliki jodoh seperti pangeran dalam mimpiku. Kuharap itu kau."

Rosielyn teringat dengan Michael. Sudah lama Rosielyn tidak mendengar suara dari pemuda itu. Sudah beberapa hari mereka tidak pernah berkomunikasi. Rosielyn membayangkan bagaimana Michael yang khawatir padanya karena sulit dihubungi. Pemuda itu selalu menghubunginya hampir setiap hari. Andai saja ponsel Rosielyn tidak diambil oleh supir taksi, pasti sekarang mereka tengah telponan atau video call.

"Semua gara-gara si gila James. Kenapa dia menganggap aku pacarnya? Hey, itu hanya peran. Jika bukan karena Mike mengikuti lomba basket waktu itu, pasti Mikelah yang menjadi pasanganku."

Rosielyn kembali mengingat momen dirinya dengan James. Dulu mereka pernah dekat. James sangat baik pada Rosielyn. Pemuda itu tidak pernah berlaku kasar padanya. Ia selalu membantu Rosielyn tanpa diminta. Saat itu, Rosielyn et al. diberi tugas untuk membuat film pendek. Rosielyn sendiri dipilih menjadi tokoh utama bersama Michael. Sayangnya, Michael harus mengikuti lomba basket. Alhasil peran Michael kosong. Semua anggota dalam kelompok itu sudah memiliki peran masing-masing, James yang mengetahui itu langsung mengajukan diri. Awalnya Rosielyn sempat menolak, tapi karena batas waktu pengumpulan tugas hanya dua minggu dari waktu yang diberikan, Rosielyn menerima tawaran James.

Film pendek yang digarap Rosielyn et al. mengisahkan tentang seorang gadis yang memiliki penyakit mental dengan seorang pemuda yang merupakan anak broken home. Keduanya dipertemukan untuk saling melengkapi. Kekurangan yang ada nyatanya memberikan keduanya semangat untuk menjalankan hidup. Meski tidak berakhir happy ending, film pendek tersebut mendapat banyak respon positif dari warga kampus karena banyaknya pelajaran berharga yang terkandung dalam film itu.

"Dia yang sekarang adalah monster."

Rosielyn yang sibuk memikirkan kejadian di masa lalu tidak sadar bahwa ada orang lain di ruangannya. Terlihat di sofa, seorang pemuda tampan tengah tertidur dengan begitu tenangnya. Rosielyn hampir saja berteriak melihat pemandangan itu. Bagaimana pemuda yang menolongnya ada di sana? Terakhir kali yang ia ingat, ia bersama kakaknya. Di mana kakaknya sekarang?