⌗ Pertemuan

626 80 0
                                    

Jakarta 30 Desember 2019

Saat ini Jeffrey sedang berada di ruang makan bersama dengan putra semata wayangnya. Sunyi menyapa ruangan itu, hanya ada bunyi denting piring dan sendok yang mereka gunakan untuk makan.

"Temui ayah di kamar setelah kamu selesai makan." ucap Jeffrey sesudah menghabiskan makanannya, lalu pergi meninggalkan ruang makan.

Kaesang mendecak kesal, dia tau pasti ayahnya akan membicarakan tentang penjaga barunya. Astaga kapan Kaesang bisa bebas dari semua ini.

Setelah menyelesaikan makannya, Kaesang dengan malas menuju kamar sang ayah, kini dia sudah sampai di depan kamar ayahnya, dengan hati hati dia mengetuk pintu kamar itu.

"Masuk!" suara Jeffrey terdengar menyeramkan membuat Kaesang sedikit terkejut.

"Ada apa lagi yah?" tanya Kaesang.

"Kaesang, ayah sudah memiliki penjaga baru untukmu, Tidak ada penolakan! mulai besok kamu sudah di kawal olehnya." ucap Jeffrey membuat Kaesang mengusap wajahnya dengan kasar.

"Ayah emang nggak pernah ngerti Kaesang." ucap Kaesang meninggalkan ayahnya dan membanting pintu kamar ayahnya dengan keras.

Jeffrey memijit pelipisnya, kepalanya terasa ingin meledak saat ini juga. Apa yang ia lakukan selama ini hanya untuk keselamatan Kaesang, bukan untuk mengekangnya.

'Ayah khawatir sama kamu nak, ayah gak mau kejadian yang menimpa Mama kamu dulu juga terjadi padamu, ayah mohon kamu mengerti.'

Kaesang membaringkan tubuhnya di atas ranjang, memejamkan matanya kemudian menghela nafas panjang.

"Sampai kapan harus seperti ini? Kaesang capek ayah, Kaesang juga ingin bebas kemanapun tanpa di jaga siapapun." guman Kaesang lalu berdiri dari tidurnya.

Kaesang menuju balkon kamarnya, lalu menghirup udara malam yang dingin menusuk hidungnya. Kaesang melihat sekeliling dan saat ia menoleh ke halaman depan, matanya menangkap seorang perempuan yang baru saja masuk kedalam rumahnya.

Kaesang tidak ingin ambil pusing tentang hal itu, mungkin saja dia pelayan baru yang di pekerjakan ayahnya.

Sekarang Kaesang sibuk dengan pemandangan di atas sana, banyak bintang yang bertebaran di atas sana, salah satu hal yang paling di sukai Kaesang. Langit malam memang seindah itu jika di temani bintang bintang yang berkelap kelip.

"Ma Kaesang kangen mama."

"Kaesang mau peluk mama haha." lirihnya masih dengan menatap langit malam.

Saat sedang asik memandang langit malam dirinya di kejutkan dengan suara ayahnya yang sudah berada di belakangnya, entah dari kapan Jeffrey berdiri di situ bersama seorang wanita di belakangnya.

"Ada apa lagi ayah?" tanya Kaesang.

"Ayah mau kamu berkenalan dengan Casandra, Casandra Diwangsa anak dari teman ayah-"

"Tunggu! ayah tidak berniat menjodohkan Kaesang dengannyakan? nggak Kaesang nggak mau yah, Kaesang bisa cari sendiri." ucap Kaesang menyela sebelum Jeffrey menyelesaikan kalimatnya.

Jeffrey dan Casandra saling bertukar pandangan, menatap satu sama lain, kemudian tertawa bersama membuat Kaesang menatap mereka berdua dengan tatapan heran.

"Kaesang, ayah tidak pernah mengajarkan kamu untuk menyela pembicaraan orang lain, itu tidak sopan." ucap Jeffrey.

"Lagi pula tidak ada yang akan menjodohkan kamu dengan Casandra. Tapi kamu baru saja memberikan ayah ide bagus." lanjut Jeffrey sembari menyunging senyum miring di bibirnya.

"Ayah akan menjodohkan kamu dengan Casandra, sekarang ayah dan Jordan bukan hanya sebatas sahabat tapi kita juga akan menjadi besan, Kaesang ayah sudah mengabulkan satu keinginan kamu, dan ayah sangat senang." sambung Jeffrey dengan terkekeh kecil.

"Hah? ayah... maksud Kaesang bukan seperti itu!" kesal Kaesang namun tidak di gubris oleh Jeffrey.

"Silahkan kalian berkenalan dahulu" ucap Jeffrey sambil tersenyum tengil kemudian keluar dari kamar Kaesang.

Jeffrey orang yang tidak terlalu kaku, ia bisa menjadi sangat menyebalkan jika di rumah.

Senyap, sunyi menerpa kedua insan di dalam ruangan itu, yang terdengar hanyalah hembusan napas panjang Kaesang. Canggung, tidak ada satu pun kata yang terlontar dari bibir kedua insan itu.

"Duduk, jangan hanya berdiri saja, saya tau kamu capek." ucap Kaesang memecahkan keheningan.

Casandra yang sedari tadi mematung hanya bisa pasrah menuruti apa kata Kaesang. Jujur saja saat ini Casandra merasa agak jengkel dengan Kaesang. Menurut Casandra Kaesang itu sangat dingin.

"Katakan tujuan utama kamu berada disini." ucap Kaesang menatap datar Casandra.

"Saya di tugaskan ayah saya dan tuan Jeff untuk menjaga anda, tuan Kaesang."

"Ayah kamu?" tanya Kaesang bingung.

"Ya, saya anak dari Jordan Diwangsa." jawab Casandra.

Kaesang tampak terkejut dengan jawaban yang terlontar dari mulut Casandra, pasalnya dia tidak pernah tau jika Jordan telah mempunyai anak yang seumuran dengannya, Kaesang bahkan tidak tau jika Jordan sudah menikah.

Dan dari sini Kaesang mengerti kenapa ayahnya tadi mengatakan akan menjadi 'BESAN' dengan Jordan.

"Saya tidak pernah tau jika om Jordan sudah mempunyai anak, bahkan saya tidak tau jika om Jordan sudah mempunyai istri." ucap Kaesang masih tidak mempercayai Casandra.

"Ayah saya secara diam diam sudah menikah, tidak pernah di publik karena takut akan terjadi suatu hal yang tidak di inginkan, dan jika publik mengetahui saya adalah anak dari Jordan Diwangsa nasib saya akan sama seperti nasib anda." jelas Casandra.

"Tapi bukankah suatu hari kamu akan menjadi pewaris perusahaan Diwangsa? pasti kamu akan tersorot juga."

"Tidak tuan. Saya mempunyai seorang kakak laki laki, dia yang akan menjadi pewaris perusahaan Diwangsa, dia sedang berkuliah di Amerika." ucap Casandra menjelaskan semuanya.

"Amerika? bukankah itu akan sangat berbahaya?" tanya Kaesang.

"Ya, kakak saya selalu di jaga dengan ketat disana, tidak mungkin ayah saya membiarkan putranya bebas di negeri orang tanpa pengawasan. Lagi pula selagi rahasia ini tidak di bocorkan dia disana akan tetap baik baik saja." jelas Casandra.

Sungguh sebenernya Casandra sangat kesal dengan Kaesang yang terus bertanya dan berbicara, Sungguh saat ini Casandra ingin menyumpal mulutnya dengan Bola Basket sekarang juga.

"Lalu bagaimana denganmu?" lagi lagi Kaesang bertanya.

"Maaf tuan, disini tugas saya hanya untuk menjaga tuan, bukan untuk menjawab semua pertanyaan yang tuan lontarkan." jawab Casandra yang sudah benar benar kesal.

Kaesang juga tidak tahu kenapa dirinya sangat ingin tau tentang Diwangsa family. mungkin karena dirinya baru saja mengetahui fakta tentang Jordan yang selama ini tidak ia ketahui.

"Maaf saya sedikit ragu kepadamu." ucap Kaesang.

"Ah, tidak apa apa tuan, itu hal yang wajar, tetapi ingatlah satu hal jika tuan berada di samping saya, tuan tidak akan terluka sedikitpun, saya akan menjaga tuan dengan baik." ucap Casandra meyakinkan Kaesang.

"Dan saya juga tidak akan berpenampilan seperti seorang penjaga tuan, tuan Jeff bilang jika saya harus berpenampilan seperti wanita biasa agar tidak membuat tuan Kaesang risih." lanjut Casandra.

Diam diam Kaesang tersenyum walaupun tidak terlalu bisa dilihat, tapi dia saat itu sedang tersenyum senang, akhirnya Jeffrey dapat mengerti dirinya, dan pada saat itu pula Casandra pamit keluar dari kamar Kaesang untuk pulang bersama Jordan.

"Selamat malam tuan."

"Malam."

Desember || Jaeminjeong (END)Where stories live. Discover now