01. Pecinta Gula ✔️

133 17 2
                                    

  Matahari kembali menyebar teriknya. Gumpalan awan putih di langit biru seperti gulungan kapas, ingin sekali tangan meraihnya. Pernah kah kalian merasakan penasaran yang sama? Selembut apakah awan itu? Pasti sangat menyenangkan jika tertidur di atasnya.

  Nampaknya musim penghujan sudah mulai usai. Helaan nafas terdengar dari siswa-siswi yang tengah berlarian di  lapangan, sesekali mereka menyeka keringatnya; Matahari tengah berada di puncaknya.

PRITTT

  Tiupan pruit dari sang guru kejasmanian menandakan jika pelajaran telah usai, saatnya para murid tingkat Sekolah Menengah Atas itu meneduhkan diri dari teriknya sinar mentari.

  Para murid itu mulai berhamburan; ada yang pergi ke kantin untuk melepas dahaga dengan segelas air dingin, ada yang merehatkan diri dengan pergi ke kelas masing-masing, ada pula yang pergi ke ruang loker untuk mengambil baju ganti karena setelah ini masih ada pelajaran yang lain.

  Seperti remaja laki-laki manis satu ini, ia memilih untuk mengambil seragamnya yang disimpan didalam loker, ia ingin segera menyegarkan diri dengan mandi agar lebih semangat lagi untuk melanjutkan pelajaran berikutnya. Namun, saat pintu loker terbuka; bukan hanya seragam yang ia dapatkan, melainkan dua pouch permen kapas yang dikemas menarik mata menyambutnya.

 Namun, saat pintu loker terbuka; bukan hanya seragam yang ia dapatkan, melainkan dua pouch permen kapas yang dikemas menarik mata menyambutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Cotton candy lagi?" ujarnya seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

  Baru pertengahan semester pertama ia menjadi siswa SMA Gemilang, dan remaja bersurai hitam legam itu selalu saja mendapatkan sebuah permen kapas di lokernya. Entah siapa yang menaruhnya, Karel sungguh bingung. Ia pernah bertanya pada penjaga sekolah, pernah datang pagi buta hanya untuk menangkap orang yang selalu menaruh permen kapas itu di lokernya; tapi hasilnya? Nihil. Orang misterius itu terlalu rapih melancarkan aksinya.

  Sebenarnya bukan hanya permen kapas saja yang selalu ia dapatkan, namun aneka macam jajanan anak-anak, mulai dari; cokelat, gulali, biskuit, susu kotak dan cemilan lainnya.

  Karel sih suka-suka saja. Toh, orang itu sepertinya sangat tahu makanan-makanan favoritnya apa saja. Namun yang membuatnya merasa janggal, siapa sebenarnya orang yang diam-diam selalu menaruh semua cemilan itu?

“Penggemar rahasia, kah?”

  Ia menggeleng pelan, membuat surai yang menutupi dahinya ikut bergoyang. Mana mungkin ia punya penggemar rahasia, pasalnya anak-anak sekolah disini selalu saja mengejeknya; mereka bilang Karel seperti bayi.

  Karel tak ambil pusing. Terserah saja mereka mau bilang apa, mereka hanya segerombolan anak-anak nakal baginya. Ia merasa dirinya baik-baik saja. Memang sih, Karel tidak banyak bergaul, temannya saja paling banyak perempuan. Hanya karena Karel  yang memiliki kulit sehalus sutra dan seputih salju; jangan lupa dengan rambut mangkuk dan Boba eyes-nya itu, siswa laki-laki lainnya tidak ada yang ingin mengajaknya berkawan.

COTTON CANDY (On Going)Where stories live. Discover now