T.HREE

20 10 0
                                    

Masalah itu seumpama napas, tanda bahwa kamu masih hidup

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Masalah itu seumpama napas, tanda bahwa kamu masih hidup.

• ꧁꧂ •

Keheningan di antara kami terinterupsi oleh suara tapak berpasang-pasang kaki yang berjalan cepat di lorong. Aku segera memutar pandang, menatap dua pintu besar yang menjadi penghubung kamar dengan dunia luar. Marie masih setia menekuri lantai, ia duduk membungkuk dengan dua tangan menumpu badan. Kulihat punggungnya gemetar, dengan suara isak yang begitu lirih. Sesakit itukah rasanya memberitahukan kebenaran identitas pada si pemilik nama? Ataukah telah terjadi hal kejam sebelumnya hingga gadis itu tak lagi berani menyebut nama Josellyna?

"Bangkitlah, Marie. Aku tidak akan menyakitimu," kataku dengan langgam lembut.

Sesak dalam dadaku berkurang, begitu juga dengan serangan pening di pelipis. Aku mulai mengatur napas, menyandarkan tubuh pada sandaran kursi. Memejamkan mata sejenak, untuk kemudian menabahkan hati, meyakinkan diri bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Barangkali aku bisa mengubah sedikit alurnya, sehingga aku tak perlu mati, atau bahkan Josellyna bisa hidup dengan menggunakan namanya sendiri, bukan lagi sebagai bayangan kakaknya. Dan aku, Loana, mengharapkan kedamaian untuk selamanya.

Marie tengah membereskan kekacauan yang dibuatnya ketika aku membuka kelopak. Jejak tangisnya masih kentara, tapi ia berusaha untuk tetap tegar. Dengan gegas diambilnya pecahan-pecahan gelas kaca, menyusunnya di atas nampan. Setelah itu ia menarik kain lap yang tersembunyi di belakang pakaian, membersihkan tumpahan sup dan susu yang berceceran di lantai.

Dia baru akan beranjak ketika aku bertanya, "Ada keributan apa di luar?"

Ayunan kakinya terhenti. Matanya yang basah memandangku ragu-ragu. "Itu, Ma-Madam Thara ...."

"Ada apa dengan Madam Thara?"

Bola mata Marie sempat melirik ke kanan dan kiri sebelum akhirnya menjawab, "Madam Thara akan menghukum pelayan yang meracuni Yang Mulia Duke."

Aku terdiam beberapa saat dan Marie masih setia berdiri dengan kepala menunduk, menanti tanggapanku. Kepalaku mulai mencari-cari memori tentang siapa itu Madam Thara, tokoh yang manakah, apa pula perannya. Kosong. Tidak ada. Aku tak memiliki gambaran apa pun tentang siapa dia. Dan sekarang ini, tokoh itu sedang mempersiapkan hukuman untuk seorang pelayan yang telah meracuni Josellyna?

"Berapa lama aku tidak sadarkan diri, Marie?"

Suaranya serak ketika menjawab, "Tiga hari, Yang Mulia."

"Di bagian mana pelayanan itu bekerja?"

"Dia bekerja di bagian dapur."

Dahiku mengernyit mendengar jawaban Marie. Kasus peracunan seorang bangsawan di mana pelakunya adalah pekerja dapur yang bekerja di bangunan itu sendiri tentu bukan perkara yang sulit untuk dipecahkan. Para kesatria pasti akan dengan mudah menggeledah dapur, mencari bukti dan menangkap pelaku. Paling lama mungkin sehari, tetapi ini tiga hari lamanya ia baru mendapat hukuman. Dan kenapa semendadak ini? Tepat beberapa saat setelah Josellyna dikabarkan siuman. Seolah ada seseorang yang berniat untuk segera menghapus rekam jejak kejahatannya.

The Duke of MaskWo Geschichten leben. Entdecke jetzt