12.Masalah Xona

566 146 1
                                    

Putri Ximen membuka kain yang menutupi sebagian wajahnya di hadapan Putri Agung. Penyamarannya kali ini sudah gagal karena Putri Agung mengetahui identitasnya dengan mudah.

" untuk apa memakai kain seperti itu?" Tanya Putri Agung.

" hanya ingin mengecohmu," jawab Putri ximen dengan sarkas.

Putri Agung menghela nafasnya panjang dan mengangguk mengerti. Putri Ximen langsung turun dari tepi jendela berjalan masuk ke dalam istana dingin.

" ini pertama kalinya aku memasuki istana Dingin. Berapa kali kau pernah masuk ke sini?"tanya Putri Ximen sembari mengitari ruangan istana dingin yang gelap dan juga dingin.

" aku sering masuk kesini, tidak terhitung banyaknya," ujar Putri Agung sembari tertawa dan menutup jendela istana.

" kau tidak lelah membuat masalah? Tidak takut takhtamu di gantikan oleh orang lain?" Tanya Putri ximen seraya duduk di depan mejamu.

" untuk apa lelah jika itu adalah hal yang aku suka. Aku tidak akan lelah melakukan hal yang menurutku baik dan tidak menyakiti orang lain sekalipun aku yang akan kena hukuman," Jelas Putri Agung dengan percaya diri.

"Memang pemikiran Putri Agung sangat berbeda dari orang lain," puji Putri Ximen yang tujuan sebenarnya adalah merendahkan Putri Agung.

" kamu akan menikah, jaga bicaramu. Di utara, kamu tidak akan sebebas ini," ucap Putri Agung menatap ke arah Putri Ximen.

" tentu saja," jawab Putri Ximen.

"Ah, aku kesini ingin memberitahu sesuatu kepadamu," ujar Putri Ximen sembari mengeluarkan sebuah kertas dari balik lengan pakaiannya.

" kertas kosong," ujar Putri Agung melihat kertas yang di bawa oleh Putri Ximen adalah kertas kosong.

" aku kesini untuk meminta persetujuanmu."

"Untuk apa?" Tanya Putri Agung.

" aku ingin mengangkat tuan muda Huang menjadi pengawal pribadiku dan tinggal selamanya di utara sampai aku mati. Dia tidak boleh menikah dengan siapapun tanpa seizinku," jelas Putri Ximen yang membuat Putri Agung mendengus sarkas mendengarnya.

" atas dasar apa kamu memintanya untuk tidak menikah? Dia adalah putra satu-satunya Keluarga Huang. Dia harus menikah untuk meneruskan marga keluarganya," jelas Putri Agung menentang keras permintaan Putri ximen.

" aku sudah mengatakan hal ini kepada Raja dan dia terlihat akan menyetujui hal ini. Maka dari itu aku menemuimu untuk meminta persetujuanmu karena kamu adalah orang terdekat tuan muda Huang di istana."

Putri Agung langsung terdiam mendengarnya. Bukan hanya tuan muda Huang yang akan menderita jika seperti ini, keluarga Huang juga pasti akan sangat terpukul menerima perintah ini.

"Jika dekret Raja keluar, untuk apa persetejuanku bagimu?" Tanya Putri Agung.

" tentu saja untuk memperlihatkannya kepada tuan muda Huang," jawab Putri Ximen.

" aku ingin memperlihatkan kepada Tuan muda Huang bahwa Putri Agung juga telah merelakan kepergiannya bersamaku ke Utara."

■■■■

Xona terdiam di kamarnya seharian penuh. Bahkan makanan yang di antarkan oleh temannya pun tidak di sentuh sama sekali.

Setelah tuan muda Huang berkata seperti itu kepadanya Xona benar-benar kebingungan dan tak bisa berkata apa-apa. Pasalnya status dirinya sekarang sangat tidak pantas menerima kalimat tersebut dari tuan muda Huang.

"Xona, Dayang kediaman Ratu ingin bertemu denganmu," teriak salah satu teman pelayannya dari luar kamarnya.

Xona langsung berdiri dan keluar dari kamarnya menyambut kedatangan dayang kediaman Ratu. Dia langsung membungkuk hormat saat bertemu dengan Dayang tersebut.

" Ratu ingin bertemu denganmu," ujar Dayang Cho kepada Xona.

"Baik."

Dayang Cho membawa Xona memasuki istana Ratu. Di dalam istana Ratu sudah ada Ratu yang menunggi Xona sembari meminum teh nya.

"Yang Mulia, Xona sudah datang," ujar Dayang Cho sembari membungkuk hormat di hadapan Ratu.

Xona yang berada di samping dayang cho langsung ikut membungkuk hormat di hadapan Ratu sebelum mulai berbicara.

" kemarilah, ada hal yang mau saya bicarakan denganmu," ujar Ratu yang langsung di angguki oleh Xona. Seluruh dayang dan pelayan di istana Ratu langsung keluar untuk memberikan ruang berbicara antara Xona dan Ratu.

"Apakah kamu senang melayani Putri Agung Nanhe?" Tanya Ratu kepada Xona.

" tentu saja Yang Mulia," jawab Xona dengan yakin.

" apakah Putri Agung sering memberikanmu hari libur?" Tanya Ratu yang membuat Xona langsung menunduk.

" tidak Yang Mulia, Putri Agung tidak pernah memberikan hari libur apapun kepada saya. Perihal masalah kemarin Putri Agung tidak menjelaskan dia memberikanku hari lib-"

"Jadi kamu menyalahkan Putri Agung karena memberikanmu libur untuk beristirahat di kediaman Huang?" Potong Ratu yang membuat Xona langsung berlutut di hadapan Ratu.

" saya tidak berani menyalahkan Putri agung, Yang Mulia," ujar Xona ketakutan menyadari ucapan yang dia bilang barusan cukup menyinggung Putri Agung.

" sudahlah,kembali ke istana Putri Agung, layani dia dengan baik setelah dia di bebaskan dari hukumannya. Jangan membuat dia dalam masalah lagi," ujar Ratu yang memilih untuk melupakan kesalahan Xona.

" terima kasih atas pengertian anda Yang Mulia," ujar Xona seraya berjalan mundur keluar dari istana Ratu.

Selepas daei Istana Ratu, Xona kembali ke Istana Putri Agung Nanhe menunggu Putri Agung kembali ke kediamannya setelah menyelesaikan hukumannya di istana dingin.

Besok Putri Agung sudah selesai menjalani Hukumannya dan semalaman Xona tidak duduk ataupun tidur di kediaman Putri Agung.

Perempuan itu berdiri di pintu kediaman Putri Agung menunggu kembaki Putri Agung. Bahkan kakinya yang sudah pegal tak ia hiraukan. Perut yang sudah keroncongan akibat belum makan juga tida ia perdulikan. Xona berdiri hingga pagi menanti kedatangan Putri Agung yang kembali dari istana dingin.

Putri Agung bangun lebih pagi hari ini karena tepat pagi ini dirinya sudah di bebaskan dari hukumannya. Putri Agung keluar dari istana Dingin dan berjalan santai kembali ke kediamannya.

Tak sengaja saat melewati taman Istana dia melihat tuan muda Huang yang baru saja datang dengan keranjang makanannya.

" Putri Agung,anda sudah di bebaskan?" Tanya tuan muda Huang.

" menurutmu? Kamu memperlakukanku seperti seorang tahanan saja," keluh Putri Agung yang tidak terlaku suka dengan kata 'dibebaskan' yang di ucapkan oleh tuan muda Huang.

Tuan muda Huang hanya terkekeh kecil dan berjalan di samping Putri Agung menuju ke kediaman Putri Agung. Mereka berdua berjalan bersama hingga sampai di depan kediaman Putri Agung.

Mata Xona kembali bersemangat melihat Putri Agung yang sudah kembali. Wajah pucatnya berusaha ia rubah menjadi senang karena kedatangan Putri Agung.

" Yang Mulia, anda sudah kembali," ujar Xona senang.

Putri Agung juga langsung tersenyum senang dan menepuk bahu Xona pelan.

" menunggu semalaman? Harusnya kamu tidur saja," ujar Putri Agung kepada Xona.

" oh iya, tuan muda Huang membawakanmu kue kering dari kediamannya," ujar Putri Agung yang berniat mengambil keranjang makanan dari tuan muda Huang.

" lepaskan," bisik Putri Agung saat tuan muda Huang tidak melepaskan keranjang makanannya dari tangannya.

" terima kasih atas kebaikan anda tuan muda Huang, tetaou saya tidak bisa menerimanya," ucap Xona yang membuat Putri Agung dan tuan muda Huang terkejut.

" kenapa?" Tanya tuan muda Huang terkejut.

" seorang pelayan pribadi tidak pantas menerima pemberian dari siapapun kecuali atasannya sendiri."

■■■

Haii
Apa kabar?
Semoga baikk yaa♡♡
Jangan lupa untuk vote dan comment uri readersnim♡♡
Di tunggu part selanjutnya♡♡

Back for you  [Yang Jungwon X You]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang