29. Pilihanku tetap padamu.

494 145 6
                                    

"Anak pintar," puji Putri Agung dengan berbisik kepada kuda yang baru saja ia bawa keluar dari gerbang belakang istana.

Putri Agung diam-diam membawa kuda tersebut ke suatu tempat dimana hanya Putri Agung sendiri yang mengetahuinya.

Malam yang panjang ditemani sinar bulan purnama serta lampion yang menggantung di setiap jalan membuat perjalanan Putri Agung tidak terlalu menyeramkan.

Sampai akhirnya Putri Agung sampai di depan sebuah pagar kayu yang langsung menghadap ke padang rumput hijau yang sangat luas.

Sebenarnya, tempat ini bukanlah milik Putri Agung. Tapi, dulu saat ia dan Xuxu kembali dari tebing air terjun, dia tak sengaja menemukan tempat ini yang biasa digunakan untuk peternak melepaskan hewan ternak mereka.

" kita sampai, mari berlatih disini," ujar Putri Agung seraya mengusap kepala kudanya.

" karena pemilikmu nanti adalah orang yang istimewa, maka aku akan melatihmu menjadi kuda istimewa untuknya," sambung Putri Agung senang seraya mengusap bagian leher kuda tersebut.

"Biarkan aku pasang pelana di tubuhmu dulu," ujar Putri Agung melepaskan pelana yang sedari tadi ia tenteng di tangan satunya.

Dengan telaten dia memasang pelana tersebut ke badan kuda tanpa perlu cekcok dengan kuda tersebut karena Putri Agung sudah sangat memahami hewan yang ada di sampingnya itu.

" mari berlatih," ajak Putri Agung lalu naik ke atas kuda perang yang sangat tinggi dan besar tersebut.

Walaupun sedikit kesusahan karena lebih besar dari Xuxu, Putri Agung bisa menaikinya walaupun memakan banyak waktu.

Ck!

Tali pelana dihentakan serta kaki Putri Agung yang sedikit terangkat langsung membuat kuda tersebut berjalan lumayan cepat.

Hiiiiyaaa..

Putri Agung menarik tali pelananya saat dia hampir menabrak pagar kayu pembatas padang rumput tersebut.

"Bagaimana caranya agar dia bisa berhenti sebelum menabrak," gumam Putri Agung yang bingung bagaimana caranya agar kuda tersebut bisa menuntun Jungwon.

" butuh waktu lama untuk melatihnya jika begitu".

Putri Agung langsung menoleh ke pagar masuk dimana ia melihat Pangeran Niki yang tengah duduk bersandar di pagar tersebut melihat kelakuan Putri Agung sedari tadi.

" butuh bantuan?" Tawarnya seraya menghampiri Putri Agung.

Dia menjulurkan tangannya kehadapan Putri Agung walaupun ia tahu jika Putri Agung akan menolak juluran tangannya. Akan tetapi, tangan Pangeran Niki disambut hangan omeh Putri Agung.

Bahkan Putri Agung menaruh tangan satunya lagi di pundak pangeran Niki sebagai tumpuan ia turun kebawah dari kuda besar ini.

" apa kuda ini terlalu besar?" Tanya Putri Agung setelah turun dari kuda.

Pangeran Niki tak menjawab pertanyaan Putri Agung dan malah terdiam membeku akibat perlakuan Putri Agung yang menurutnya sangat jarang terjadi.

"Pangeran Niki? Riki? Nishimura Riki? NIKI!"  Teriak Putri Agung tepat di samping wajah Pangeran Niki yang tengah melamun.

" aku tidak bisa melatihnya, tapi aku punya orang yang bisa melatihnya. Kuda ini untuk Komandan Yang kan?" Tanya Pangeran Niki.

"Benarkah? Bawa dia kesini," ucap Putri Agung antusias karena dia menyadari bahwa ia tidak bisa melatih kuda ini sendiri.

"Besok, sudah larut malam sekarang. Semua orang sudah beristirahat," ujar Pangeran Niki yang juga disetujui oleh Putri Agung.

"Benar juga".

Putri Agung melepas kembali pelananya dari tubuh kuda tersebut dan menuntunnya keluar dari padang rumput tersebut.

Melihat Putri Agung yang terlihat kesulitan, Niki mengambil alih tali kuda yang ada di tangan Putri Agung dan menuntun kuda tersebut.

" terima kasih," ujar Putri Agung karena Pangeran Niki sudah membantunya tanpa perlu ia beri tahu.

"Kenapa kau selalu keluar malam hari?" Tanya Pangeran Niki yang sedikit heran mengapa Putri Agung selalu keluar larut malam seperti ini tanpa di temani pelayan pribadinya.

" karena ini menenangkan," ujar Putri Agung senang dengan suasana sunyi malam hari.

" bukankah ini terbilang menyeramkan? Berjalan sendiri di tengah kota yang sepi dan tidak banyak orang yang lewat. Sangat berbahaya," ujar Pangeran Niki yang langsung membuat Putri Agung tertawa mendengarnya.

" aku tidak berjalan menyusuri kota, aku pergi ke tempat kesukaanku untuk menenangkan diri dari keramaian ibu kota dan rasa kesepian di istana," jelas Putri agung.

Mendengar hal itu Pangeran Niki menoleh ke arah Putri Agung cukup lama. Mengamati ekspresi Putri Agung yang terlihat senang saat keluar dari istana.

"Dimana tempat kesukaanmu itu?" Tanya Pangeran Niki kepada Putri Agung.

"Mau kesana?"

Pangeran Niki langsung mengangguk menerima ajakan Putri Agung kepadanya. Melihat antusias yang di tunjukan oleh Pangeran Niki, Putri Agung dengan senang hati membawa laki-laki itu ke tebing air terjun.

Butuh sekitar 20 menit hingga mereka sampai di dataran datar tepi tebing Air terjun. Putri Agung langsung berlari kegirangan melihat kembali keindahan Air terjun dihadapannya.

" bukankah ini indah? " tanya Putri Agung kepada Pangeran Niki yang juga terlihat sangat kagum dengan keindahan air terjun tersebut.

" bagaimana bisa kau menemukan tempat seindah ini," ucap Pangeran Niki benar-benar di mabukan oleh pemandangan indah serta suara air yang terjun dari dataran tinggi tersebut.

Pangeran Niki mengaitkan tali kudanya kesalah satu pohon dan berjalan menghampiri Putri Agung yang sudah terlebih dahulu pergi menikmati indahnya air terjun tersebut.

Melihat Putri Agung yang sepertinya ingin duduk, Pangeran Niki melepaskan bagian luar bajunya dan menghamparkannya ke tanah sebagai alas Putri Agung duduk disana.

" duduklah," titah Pangeran Niki yang sudah menghamparkan pakaiannya.

Putri Agung menoleh ke belakangnya dimana pakaian Pangeran Niki digunakan sebagai alas duduk untuknya. Tentu hal tersebut sangatlah tidak sopan untuknya.

Dengan cepat Putri Agung mengangkat pakaian tersebut dan membersihkannya dari tanah tersebut.

" bagaimana bisa kau menggunakan kain sebagus ini sebagai alas duduk, pakai saja!" Keluh Putri Agung seraya memakaikan kembali baju tersebut kepada Pangeran Niki.

" seorang Putri Agung tidak bisa duduk tanpa alas di tanah," ujar Pangeran Niki yang sontak membuat Putri Agung tertawa.

" jangan terlalu menaati aturan, hidupmu tidak akan menyenangkan," ujar Putri Agung yang sibuk mengikatkan tali di baju Pangeran Niki.

Setelah selesai memgikat tali baju Pangeran Niki, Putri Agung beralih merapihkan bagian kerah yang sedikit kotor karena terkena tanah tadi. Dia juga sekalian merapihkan bagian belakang baju Pangeran Niki yang terlihat kusut.

" Kyung (y/n)"

Putri Agung langsung berhenti bergerak saat Pangeran Niki memanggilnya dengan nama aslinya yang sama sekali tidak boleh sembarangan disebut.

Putri Agung beralih menatap Pangeran Niki yang ternyata tengah memperhatikan dirinya sedari tadi.

" bagaimana jika lamaranmu tentang Komandan Yang di tolak oleh Raja?"tanya Pangeran Niki tiba-tiba

"Apakah kau memilih untuk menikahiku nanti?" Aambungnya penuh pertanyaan.

"Jika aku datang lebih cepat, apakah kau akan memilihku?" Tanyanya lagi tanpa henti.

Guratan senyum tergambar jelas di wajah Putri Agung. Perempuan itu langsung menepuk pelan bahu Pangeran Niki seraya merapihkan sedikit baju Laki-laki tersebut.

" aku, tetap akan memilih Komandan Yang. Karena hanya dia yang membuatku mengerti apa arti dari 'sempurna' yang sebenarnya".

■■■■
Haiiii
Apa kabar?
Semoga baik yaa♡♡
Jangan lupa untuk vote dan comment uri readersnim♡♡
Ditunggu kelanjutannya yaa~~

Back for you  [Yang Jungwon X You]Where stories live. Discover now