~ 05 ~

57.8K 5.3K 34
                                    

Vote dulu yuk!

Komen di setiap part 🤗

Selamat membaca ❤️

( Part Revisi )

°°°

"Mas beneran cinta aku?"

Zidny bertanya dengan malu sebenarnya. Tapi ia harus memperjelas semuanya, agar ia tak ragu lagi memutuskan untuk lanjut ataupun berakhir sampai disini.

Mendengar kalimat ajaib yang terlontar dari bibir mungil di depannya, Aska jadi gugup. Namun, ekspresi datar masih menyelimuti wajah tampan itu. Sampai seutas senyum tipis muncul disana.

"Kenapa? Saya rasa kamu tidak percaya dengan kabar yang beredar ya." Balas Aska sesantai mungkin.

Zidny tambah salah tingkah. Maksudnya berita itu benar? Atau bagaimana.

"Zidny kurang percaya, sebab kita bahkan hanya sekali bertemu." Ujar Zidny dengan pelan namun, masih terdengar jelas di telinga Aska.

Zidny tau ia pernah bertemu Aska saja dari sang Abang. Kalau pun tak diberi tahu ia sungguh benar-benar lupa. Karena saat itu ada beberapa teman Abangnya yang berkunjung, bukan hanya Aska.

"Wajar saja. Satu hal yang perlu kamu tahu, saya memang mencintai Alara sejak setahun yang lalu. Percaya atau tidak itu hak masing-masing individu termasuk kamu." Balas Aska dengan sedikit senyum tipis, tetapi raut datar masih saja mendominasi.

''Ada ya orang bilang cinta kok mukanya sadis amat.'' ujar Zidny dalam hati sambil bergidik ngeri.

***

Saat ini mereka tengah makan siang bersama dengan personil yang lengkap, termasuk Azam. Dengan muka tertekuk anak laki-laki itu duduk menunggu gilirannya diambilkan nasi oleh Mbak Yuni. Biasanya Bi Pira akan bertugas menata dan membereskan nanti, dan Mbak Yuni yang bertugas mengambilkan anak-anak makan. Aska akan mengambil sendiri, tapi kali ini berbeda. Karena Zidny yang mengambilkan jadi pria itu mau-mau saja.

Zidny berinisiatif mendekatkan diri dengan mereka. Jadi ia mengambil alih tugas Mbak Yuni yang satu ini.

"Biar saya aja mba." Bisik Zidny berusaha sepelan mungkin.

Mbak Yuni hanya tersenyum sambil menyatukan ibu jari dan telunjuk membentuk seperti 'oke'. Pertama ia mengambilkan untuk kepala keluarga dulu. Bukannya mau caper atau gimana tapi masa anaknya aja diambilin, bapaknya enggak sih.

"Mas, mau lauk apa?" Tanya Zidny dengan lembut. Padahal kalau dirumah petakilan.

Aska menggigit bibir bagian dalamnya. Ia ingin sekali tersenyum lebar saat ini. Tapi disana ada para pekerja, akhirnya Aska berusaha menjaga image-nya.

"Ehm! Mas mau ayam goreng, tumis brokoli sosis, dan kasih sambal terasi dikit ya." Balas Aska dengan lugas.

Zidny mengangguk, kemudian mengambil semua yang disebutkan calon suaminya itu. Calon suami? Sepertinya si hehe.

Ifa juga rewel ingin diambilkan makan oleh Zidny, dengan telalen gadis itu menenangkan Ifa agar bersabar.

"Loh kok ngga mau pakai sayur Ifa?" Tanya Zidny heran.

"Ifa makan ayam goreng sama nasi udah kenyang kok Tan." Balas ifa dengan asal.

Zidny menggelengkan kepalanya, melihat jawaban absurd gadis gembul itu.

New Mom!Where stories live. Discover now