[M] NIKAH MUDA (10/10)

1.3K 113 53
                                    

°°°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°°°

Koper sudah disleting rapi, beberapa helai pakaian dan buku-buku penting telah masuk ke dalamnya. Waktu keberangkatan tim delegasi lomba telah tiba. Abi harus segera pergi ke stasiun petang hari sebelum kereta tiba pada pukul 18.40 WIB nanti. Sambil menunggu taksi datang menjemput, Abi terus mencoba menghubungi Dara meski Dara tak pernah menjawab telepon dan pesan darinya selama dua hari berlalu ini.

"Weits... pak ketua akhirnya datang juga nih!"

Abi tiba di stasiun menyusul kelima temannya yang sudah duduk di ruang tunggu menanti kereta kota apel sebagai tujuan. Abi beradu tos dengan teman-temannya. "Muka lo kok agak beda hari ini?" Luthfi peka dengan perubahan sikap dan mimik wajah Abi yang nampak kosong.

"Lo gak apa-apa kan?"

"No, I'm okay kok."

Meski begitu, tatapan Abi nampak kosong dan raut wajahnya tampak dibebani sesuatu yang membuatnya stress.

Allahuakbar... Allahuakbar...

Mentari terbenam, adzan sudah berkumandang pertanda waktu salat maghrib tiba. "Guys, keretanya belum dateng kan?" Abi melihat arlojinya, ia rasa ia punya waktu yang cukup untuk mendekatkan diri pada ilahi sebelum keretanya tiba.

"Gue ke musola dulu ya!"

"Bi ikut!" Sahut Luthfi.

"Boleh yok!"

Abi dan Luthfi menjauh dari teman-teman yang lain sebentar untuk menunaikan kewajibannya sebentar. Wajah tampan nan putihnya terbasuh dengan air wudhu yang kemudian ia basuhi kedua lengannya sampai sikut, membasahi bagian kepala dan telinga, kemudian membersihkan kakinya sampai ke mata kaki dan sela-sela jarinya.

Bersama barisan makmum yang lain ia berdiri mengangkat tangan mengikuti imam yang berdiri di depan. Sampai selesai kalimat salam dan kepala yang menengok ke kanan juga kiri terlaksana, Abi tak langsung pergi meninggalkan tempat ibadah. Ia duduk khusyuk melafadzkan doa dan harapan, meluapkan rasa gundahnya.

Abi bahkan belum mampu keluar dari sana, ia duduk bersandar di tembok. Kepalanya terngiang kembali pada memori ketika Dara marah besar bahkan sampai mengatakan bahwa ia akan menggugat cerai Abi setelah luapan kekecewaannya.

"Mas, jangan tidur di masjid!"

Abi kena tegur seorang pria paruh baya yang baru selesai berdoa. "Enggak kok pak, saya gak tidur saya cuma lagi ada pikiran aja."

"Lho kenapa memangnya mas?"

"Biasa pak, ini urusan rumah tangga saya sama istri saya saja."

[M] Oneshoot SeriesWhere stories live. Discover now