[M] Goyangan Asik Biduan Cantik 💃 (10/10)

1.4K 88 54
                                    

°°°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°°°

Sendy membawa Yunita kembali berpijak di rumah. "Ih Aa biar Yuni sendiri atuh yang bawa barangnya!" Yunita tidak ingin merepotkan Sendy, ia berusaha untuk menggapai kedua tas yang dijinjing Sendy. "Sini A, biar Yuni aja atuh yang bawa tasnya!" Yunita menarik gagang tasnya tapi cengkraman Sendy dengan tangan berelief urat-urat kasarnya lebih kuat dari kekuatan Yunita.

"Udah gak usah, biar saya aja yang bawa Yun!" Sendy bersikeras.

"Atuh Aa ih!"

"Udah, ini tuh berat Yuni!" Sendy agak galak, "Udah diem mending laki-laki aja yang bawa, lagipula kita masih agak jauh buat jalan ke rumah kamu!"

Sendy tidak mau kalau Yunita harus berjalan jauh sampai rumah membawa beban berat. Karena mereka pulang dengan kereta yang disambung naik angkutan untuk sampai ke daerah perkmpungan lalu disambung harus lewat di jalan setapak untuk sampai di rumah Yunita.

"Hosh... hosh..."

Setelah dua puluh menit berjalan kaki, akhirnya sampai juga keduanya di rumah tempat Yunita biasa tinggal dengan keluarganya. Sendy ngos-ngosan berjalan lumayan jauh sambil membawa dua tas berat. "Aduh, lumayan juga olahraga jalan dari awal gapura sampai ke sini sambil bawa dua tas ya huuh..." Sendy masih mengatur nafasnya. Keringatnya lumayan bercucuran, ia meluruskan kakinya dulu sebelum masuk ke rumah Yunita.

"Kan Yuni teh udah bilang sama Aa, udah itu tasnya jangan dibawa sama Aa dua-duanya." Yunita bisa berdalih ketika Sendy berkeluh kelelahan. "Itu teh da tas teh berat atuh Aa, Aa mah meuni maksa bawa sendiri tas Yuni sampe sini."

"Ya iya atuh bakalan capek A, si Aa mah gimana ya huuh!" 

Yunita cemberut, bibirnya mengerucut menggemaskan membuat Sendy mengulum senyum. "Kamu kalo ngambek bukannya serem tapi malah manis Yun." Pujinya tak malu-malu lagi. 

"Iih Aa... jangan gitu ah, Yuni jadi malu sama Aa." Merah padam wajah Yunita saat ini.

"Ngapain malu Yun, emang begitu adanya kok."

"A Sendy ih!" Yunita menyenggol pinggang Sendy dengan sikutnya. 

"Ayo masuk Yun, ngapain berdiri di situ aja!"

Sendy mengajak Yunita untuk masuk ke rumah, "Assalamualaikum..." Sendy mengetuk pintunya, "Waalaikumsalam." Dari dalam suara Bu Herman mendekat dan mendekat ke pintu. 

"Lho, neng Yuni?"

Bu Herman cukup terkejut melihat putri tunggal yang sudah pamit ke ibukota malah kembali ke kampung bersama Sendy. "Neng teh bukannya sama Pak Toni ya ke Jakarta biar jadi artis?" Bu Herman terheran-heran dengan kedatangan putrinya. 

[M] Oneshoot SeriesWhere stories live. Discover now