08 | Elgara Demam

232K 25K 1.3K
                                    

Hai semua, kalo boleh tolong berkomentar di setiap paragraf ya. Komen apa aja asal yang positif terimakasih ❤



[ Happy reading ]


Setelah pulang sekolah, seperti janjinya pada Zea tadi siang. Althan akan ke rumah Zea, menjenguk Elgara yang sedang sakit.

Cowok itu juga sudah membawa banyak makanan dan buah-buahan untuk Elgara maupun Zea.

Setelah sampai di depan rumah Zea, Althan langsung mengetuk pintu utama rumah itu.

Tak berselang lama, pintu itu terbuka. Menampilkan Zea yang terlihat tengah panik.

Tanpa menunggu lama lagi, Zea langsung menarik pergelangan tangan Althan. Membawa cowok itu masuk kedalam kamarnya.

Setelah sampai di dalam kamar perempuan itu, Althan terlihat gelisah. Pasalnya tidak ada siapapun di dalam rumah itu selain Althan, Zea dan juga Elgara.

Ia juga bingung kenapa sampai saat ini ia tak pernah bertemu dengan kedua orang tua Zea, kemana mereka?

"Kemana mbak Lala?" Althan menanyakan babby sitter Elgara, karna yang ia tau. Selain babby sitter Elgara tidak ada siapapun lagi di rumah Zea.

"Mbak lagi cuti, Al."

Althan mengangguk, sebenarnya ia ingin bertanya tentang keberadaan kedua orang tua Zea. Namun, ia tidak pantas untuk bertanya seperti itu, memangnya siapa dia?

Tangan Althan menyentuh dahi Elgara, balita yang tengah tertidur pulas. "Masih sedikit panas."

Zea mengangguk. "El baru aja tidur, dari tadi dia rewel nanyain lo terus. Sampe bikin gue panik sendiri."

Althan tersenyum tipis, cowok itu mengusap-ngusap rambut Zea. "Sekarang lo gak perlu panik, ada gue di sini."

Mendengar itu Zea terdiam, ada perasaan nyaman dan aman ketika Althan berada di dekatnya.

"Sekarang lo makan dulu gih, gue udah bawain makanan buat lo. Lo pasti belum makan kan?" Althan bertanya.

Zea mengangguk, menerima paper bag yang Althan bawa tadi. "Lo mau makan juga?"

"Lo aja, habisin yang banyak makanannya."

Zea tersenyum manis, senyuman yang jarang sekali Althan lihat. "Makasih, Al." setalah mengatakan itu Zea langsung memakan makanannya.

Althan mendekat kearah Zea, kemudian ikut duduk di samping perempuan itu. "Pelan-pelan makannya, gue gak akan minta kok."

Zea tak mempedulikan ucapan Althan, cewek itu tetap memakan makanannya dengan cepat.

Melihat itu Althan tertawa, sungguh menggemaskan melihat pipi Zea mengembang aktibat terlalu penuh makanan di dalam mulutnya.

"Lo sendirian di rumah?" tanya Althan tiba-tiba, membuat Zea langsung menoleh.

"Hm, sama siapa lagi emangnya? Makanya itu gue minta lo dateng kerumah, maaf karna selalu ngerepotin lo, Al."

Sebenarnya Zea tak ingin merepotkan Althan terus-menerus, sebelum menghubungi Althan. Zea juga sudah menghubungi Adara- Sahabatnya. Namun, Adara sama sekali tak bisa di hubungi.

"Siapa bilang lo ngerepotin?"

"Tapi emang lo ngerepotin sih." lanjut Althan kembali membuat mood Zea langsung hancur seketika.

Althan tertawa melihat wajah Zea tiba-tiba berubah menjadi murung dan terlihat sangat sedih.

"Bercanda, sayang."

ALTHAN: Best Papa ! [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang