rapat

286 28 0
                                    

"Jennie! Nama ibuku Ruby Jennie!" ucap Queen.

"HAH!"

Semua yang ada disitu, kecuali Hyunsuk, Arin, Yoshi dan Dahyun, memekik keras sangking terkejutnya.

"K-kenapa?" tanya Queen, takut.

Semuanya pun terdiam. Tak ada yang menjawab gadis kecil itu karena kalut pada pemikirannya masing-masing.

Menyadari situasi itu, Yoshi langsung mengambil alih diskusi tersebut.

"Huh... Pi, mas, dek... Semuanya... Yoshi mau jujur sesuatu." ucap Yoshi.

Semua atensi pun kemudian beralih kepada Yoshi. Pemuda itu dengan raut sendunya menatap seluruh keluarganya.

"Sebelumnya Yoshi minta maaf karena gak sempet kasih tau kalian kalo Yoshi udah tau maminya Queen itu maminya kita." aku Yoshi yang kemudian mendapat tatapan terkejut.

Queen yang mendengar ucapan Yoshi tadi pun ikut terkejut.

"Hah? K-kakak sama o-om itu k-keluarga yang Queen cari?" tanya Queen, tak kalah terkejutnya.

Bukan Hyunsuk maupun Yoshi yang menjawab, kini Arin yang mengambil alih.

"Iya dek. Keluarga ini ternyata keluarga yang kamu cari. Keluarga Suryana kan? Kamu gak tau wajah keluarga kamu tapi kamu tau marga mereka kan? Suryana. Keluarga ini keluarga Suryana. Maaf kakak baru bilang." ucap Arin, lembut.

Queen pun terkejut bukan main, berbeda dengan keluarga Suryana yang lainnya yang masih bingung.

"Tunggu-tunggu! Ini maksudnya gimana? Tolong jelasin secara lengkap!" emosi Yedam.

Kini semuanya menatap serius sang kakak tertua, meminta dijelaskan lebih detail. Hyunsuk kemudian menghela nafasnya kala menyadari mau tak mau ia yang harus menjelaskan.

"Jadi awalnya Arin yang tau. Seperti plan gue sama papi waktu izinin Queen ikut kita kesini, kita mau bantuin Queen nyari keluarganya yang hilang dan gue minta tolong Arin karena biasanya perempuan lebih nyaman sama perempuan." jelas Hyunsuk.

"Awalnya gue minta Arin cuma untuk selalu ada dan dengerin cerita Queen layaknya adik. Apalagi kan Arin anak psikologi jadi gue menyimpulkan kalau dia yang paling tau caranya bersikap. Setelah Arin setuju dan juga Queen tinggal di rumah Arin, mereka jadi deket dan selalu cerita bareng."

Hyunsuk pun menatap Arin yang kini tengah memberikan kekuatan padanya melalui ekspresi dan tatapan matanya. Hyunsuk pun tersenyum tipis menerimanya.

"Dari cerita-cerita yang Arin denger, awalnya Arin gak sadar karena Queen selalu cerita dengan timeline acak atau cerita gak lengkap kayak siapa nama ibunya, marga keluarganya, dan lainnya sampai beberapa hari yang lalu, Arin agak curiga karena merasa Queen mirip seseorang. Ya... Mirip mami Jennie." ucap Hyunsuk.

Semuanya langsung menoleh menatapi wajah Queen dengan seksama. Beberapa dari mereka pun sontak merutuki diri sendiri kala tak sadar akan kemiripan yang terlihat jelas antara Jennie dan Queen.

"Mas juga gak sadar, tapi hati mas selalu merasa tidak asing sama Queen. Hal lainnya, Arin pernah dengar Queen nyebut maminya dengan nama Jennie. Akhirnya Arin tanya hal-hal yang selama ini kita pun gak kepikiran buat tanya... Nama ibunya, nama keluarga nya, ada fotonya kah, ibunya kemana dan lainnya. Dan akhirnya Arin sadar... Queen adalah bagian keluarga kita, Suryana, yang tak pernah kita ketahui." jelas Hyunsuk.

Semuanya pun langsung lemas. Berbagai respon pun ada diruangan itu. Ada yang sudah ingin menangis, ada yang masih kaget, ada yang mengusap wajahnya secara kasar, dan lainnya.

Sampai akhirnya Yoshi ikut kembali mengangkat suara.

"Ada banyak hal yang gak kita ketahui soal mami. Dan semua jawaban itu ada pada adik kita, Queen. Makanya tadinya aku mau kasih tau tapi keduluan sama mas. Sekarang aku minta kita semua dengerin cerita Queen dulu ya. Dan Queen... Boleh gak kakak minta kamu ceritain keluarga kita versi kamu dan mami?"

Queen pun mengangguk. Gadis itu kemudian mengingat-ingat kembali semua hal yang terjadi dulu.

"Dulu mami sama eyang suka bercerita tentang kalian ke aku. Kata eyang, mami itu ketemu sama papi di pernikahan sahabatnya mami dan usaha papi buat deketin mami itu bikin mami dan bahkan eyang pun luluh." buka Queen.

Hanbin pun terdiam. Pikirannya terbang kembali ke moment masa lalu yang sangat berkesan dihidupnya itu.

"Eyang bilang mami does so in love with papi, so does papi. Sampai dulu, mami relain mimpinya sebagai penyanyi di New York dibuangnya demi bangun keluarga sama papi."

Yedam pun terhenyak hatinya. Sedikit banyak dia tau bagaimana merelakan sebuah mimpi yang sudah susah payah kita bangun itu tidak akan mudah. Sekarang Yedam paham kenapa mami begitu berambisi untuk kembali pada mimpinya.

"Kalo kata mami, ternyata bangun keluarga itu gak semudah yang mami bayangkan. Mami bilang, waktu nikah sama papi, everything was fine until mom got her first pregnancy." ucap Queen.

"Mengandung anak pertama itu tantangan hebat buat mami. Mami bilang, mami sempat kena baby blues karena segala perubahan yang terjadi di hidup mami. Perut mami yang membesar lah, kulit mami yang kering dan kusam, susah tidur dan jalan, dan lainnya, tapi..."

Semuanya pun menatap Queen.

"...tapi, papi was there. Mami bilang, papi gak pernah absen untuk menjaga mami dan menguatkan mami, sesibuk apapun beliau. Thanks to papi, mami bilang akhirnya mami bisa berhasil melawan ketakutannya akan perubahan menjadi seorang ibu. Dan pada akhirnya kak Hyunsuk lahir... Maaf aku gak tau itu kakak, karena mami selalu nyebut kalian dengan nama panggilan. Yang aku tau kakak pertama ku adalah kak ucup. Hehe"

Entah mengapa semuanya pun terkekeh kecil. Memori kala itu kembali lagi di benak Hyunsuk. Memori dimana Hyunsuk kecil sempat tak tau nama aslinya karena sang mami terus menerus memanggil dia dengan nama ucup.

Alhasil terkadang Hyunsuk kecil suka dimarahi guru karena setiap absen tidak pernah menyahut.

Hyunsuk pun tersenyum tipis sembari menitipkan sedikit air mata. Melihat itu, Arin segera memberikan senyuman nya pada Hyunsuk dan menggumamkan sesuatu.

"It's okay, she loves you!" Gumam Arin.










.
.
.










"Memangnya kak ucup gatau namanya sendiri, mi?" tanya Queen kala mendengar cerita sang mami.

Jennie pun tertawa mendengar pertanyaan polos dari sang anak. Dengan lembutnya, Jennie mengusap kepala Queen sembari menjelaskan.

"Kak ucup, kak Jiun, kak Yochi, kak Kyu, kak Jeje, kak cio, kak sahi, kak damie, kak Dobby, kak Ruto, kak Jongu, dan kak Wawan... Mereka semua punya nama yang lebih cantik daripada nama panggilan buatan mami."

"Huh?" jawab Queen, tak mengerti.

"Maka dari itu nama Queen juga tak kalah cantik. Sekarang, Queen cukup tau nama panggilan mereka ya... Suatu saat Queen akan tau nama asli mereka dengan ketemu langsung."










"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ʙᴇʀᴛᴀᴜᴛ | 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚 ✓Where stories live. Discover now