Prolog

113 12 0
                                    

Terlihat seorang lelaki yang masih mengenakan seragam sekolahnya duduk sendiri di ruang tunggu rumah sakit. Dia masih menanti nomor antreannya di panggil. Dengan cemas lelaki itu menatap terus kertas dengan angka 13 tertulis di sana.

"Nomor 12," panggil seorang suster yang keluar dari ruangan.

Lelaki itu semakin cemas. Setelah ini gilirannya. Entahlah, tidak biasanya dia secemas ini.

Setelah beberapa waktu kemudian, suster itu kembali keluar dan memanggil  nomor antreannya. Lelaki itu berdiri lalu masuk ke dalam ruangan.

Keringat dingin mulai menetes ke dahinya. Gugup bercampur rasa takut kini bergejolak di dalam dirinya.

Lelaki itu menyerahkan sebuah kertas yang berisi gambar-gambar organ dalamnya yang ia dapat dari ruang lain pada dokter.

Dokter itu memeriksa dengan teliti. Semakin lama nampak semburat rasa sedih yang muncul dari wajah sang dokter. Dia menatap lelaki itu dengan wajah sendunya.

"Kamu harus segera mendaftarkan operasi," ujar sang dokter.

Lelaki yang semula menunduk kini mendongak setelah mendengar ucapan sang dokter. "Apa tidak ada cara penyembuhan lain?" tanyanya penuh harap.

Dokter itu menggeleng. "Segera daftarkan operasimu atau antreannya semakin panjang. Saat ini pendonor sangat langka, jika kamu menyia-nyiakan waktu penyakitmu bisa semakin parah," jelas sang dokter.

Sorot mata dari lelaki itu terus meredup. Dengan sekuat tenaga dia menahan air matanya untuk tidak menangis.

"Apakah aku di beri waktu untuk berpikir?" tanyanya.

"Itu tergantung pada dirimu, jika sudah siap kamu bisa segera mendaftarkan dirimu," jawab sang dokter

Lelaki itu nampak sangat bingung. Dia bimbang dengan keadaannya sekarang, apakah dia siap untuk menjalankan operasi?

"Baiklah terimakasih," ujarnya lalu memberi salam pada sang dokter. Dia pun keluar dari ruangan sang dokter menuju ke luar rumah sakit.

Hujan turun dengan deras saat itu. Suasana akhir tahun yang pas dengan suasana hatinya saat ini. Apa dia harus berjalan tanpa payung ataupun mantel? Dia sedang tidak membawa apapun yang bisa melindunginya dari hujan.

Biarlah, keadaannya juga sedang tidak baik saat ini. Mungkin air hujan bisa menutupi derasnya air mata yang keluar dari matanya.

Hati dan 100 Hari Место, где живут истории. Откройте их для себя