23. Tentang Rasa

13 2 0
                                    

“Zayyan,hai Zayyan...”ujar Haikal.

Sedangkan anak lelaki itu sibuk memainkan boneka monyet-monyet yang jika di tindis akan bergoyang dan berbunyi.

“Kal, istrimu belum berisi?”ujar pak Dody.

“Belum pak”ujarnya sembari mencubit-cubit pipi Zayyan.

Sedangkan wanita dengan rambut yang di gerai itu keluar dari warung buk Neneng dengan menenteng kresek belanjaan.

“Sini pulang nak”ujarnya.

“Mau”ujarnya sembari membuang muka dan kembali memainkan mainannya di pangkuan Haikal.

“Nanti saya antar kerumah bu”ujarnya.

“Iya,biarkan dia bermain dengan Zayyan,biar cepat juga punya anak”ujar buk Neneng di ambang pintu.

“Apalah ibuk ini”Ujar Haikal.

“Lah,iya benar itu”ucap Moza -Janda muda.

“Bisa saja”ujarnya,sembari mengangkat Zayyan dan memberikannya pada ibunya.

“Sini sama Mama”ujar Moza sembari menyambut Zayyan dan menggendongnya.“saya permisi ya pak, bu”ujarnya, sembari berjalan melewati Haikal dan pak Dodi yang duduk berhadapan.

“saya pulang dulu ya pak,sudah siang”ujar Haikal.

“Iya Kal”ujarnya, sembari menyesap kopi hitam miliknya.

Haikal mulai terbiasa,selepas sholat zuhur kadang para bapak-bapak yang telah usai menunaikan sholat kadang mempir di warung buk Neneng,entah itu minum kopi, atau sekedar mengobrol sedikit.

Sedang seorang ibu rumah tangga menganguk-nganguk dengan jemuran di tangannya, memandangi lelaki bersarung hijau itu berjalan menuju rumahnya.

“Rupanya,perangkap janda muda itu sudah berjalan”ujarnya.

Sudah lama ia tidak berkunjung kerumah mertuanya,Haikal jadi rindu pria tua itu,mungkin sebentar sore ia bisa mengajak istrinya berkunjung.

Sesesampainya di rumah langsung saja Haikal melepas sarung dan baju kokohnya, menggantung peci dan segera keluar kamar.

“Dek?”

“di kamar sebelah Mas”ujarnya.

Haikal lantas membuka kamarnya,wanita itu sedang duduk di meja belajar,menggenakan daster selutut dengan rambut panjangnya yang ia jepit dengan jepitan berwarna merah, serta bandana di wajahnya.

“sudah sholat dek?”tanya Haikal.

“Iya Mas,su-dah”ujarnya.

Haikal lantas mengambil kesempatan,mengecup pipinya singkat dan terasa. “Apa ini”ujarnya, sembari membersihkan sesuatu yang lengket di bibirnya.

“Rasain Mas”ujar Key terpingkal-pingkal.

“Pahit”ujarnya.

“Ini namanya,bedak basah Mas, terbuat dari beras dan juga kunyit,agar wajah Key sehat dan lebih terawat”ujarnya,sembari menaik turunkan alisnya,tak lupa tangannya ia pakai menangkup wajahnya.

“Ada-ada saja”ujar Haikal lantas beranjak menuju ranjang.

“Dek,sebentar sore mari kita berkunjung di rumah Ayahmu”ujarnya,sembari berbaring di ranjang Key.

“mm, Baiklah, Key selesaikan tugas dulu kalau begitu”.

Ia lantas kembali mengetikkan sesuatu di laptopnya,sesekali melihat pada buku cetak yang kemarin ia pinjam di perpustakaan.

Pasangan debatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang